tag:blogger.com,1999:blog-29438459959552967582024-02-21T20:17:19.724-08:00KATAKata-kata yang mebentuk sebuah kalimat. sebait kalimat menjadikannya sebuah prasa indah, bermakna, tersurat maupun tersirat. Kata: Kalimat teta. kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.comBlogger40125tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-63670198732093784992014-04-08T00:34:00.001-07:002014-04-11T05:58:18.530-07:00My First Experience Being Backpacker, 11 days Bandung Bali Gili part 3Day 8 – 21 Juni
Bangun tidur, tak tau mau berbuat apa seharian ini. Tercetuslah keinginan kakak buat belajar surfing di Kuta, jadilah itu agenda kami seharian. Selesai sarapan ala kadar apa adanya, memakan nasi bungkusan kecil khas Kuta, nasi ayam jinggo, mirip nasi kucing, dan mudah ditemukan disepanjang pantai Kuta atau jalanan Legian. Kami ke Kuta mencari-cari pelatih atau coach yang cocok buat ngajarin kakak surfing. Akhirnya ketemulah abang bli ini, sesama orang medan dengan kakak, jadilah harga miring yang diberikannya, 150ribu dengan perjanjian kakak bisa berdiri diatas board. Entah kenapa, kakak tak mau menunggu lama langsung deal dan kami kembali ke penginapan buat ganti pakaian kakak. Balik lagi ke kuta, nungguin kakak belajar surfing, dan kakak beneran bisa berdiri diboard nya, jadi pengen nyoba, tapi ya agak malas juga sih. Sampai menjelang siang, dan ombak tak lagi bisa dimanfaatkan buat surfing, lesson kali itu berakhir. Duduk-duduk sebentar sebelum kami balik ke penginapan. Sampai di penginapan, sorenya kami kembali ke pantai Kuta, menjelma menjadi anak pantai menikmati sunset.
Day 9 – 22 Juni
Tak ada rencana apapun pagi ini, kalau mengikuti rencana awal, kali ini kami perjalanan kembali dari Ubud atau Denpasar ke Kuta, tapi nyatanya ini sudah di Kuta sejak beberapa hari yang lalu, bosan, tapi tak bisa menyewa motor buat keliling. Jadilah kami berkeliling Pantai Kuta lagi, tak tau berbuat apa karena plan hari ini hanya ikutan melepas 1000 penyu ke lautan. Tiktoktiktok waktu berlalu sementara kami menunggu sambil makan siang di k*c menikmati layanan internet gratis. Dan akhirnya pukul 3 sore, kami jalan menyusuri pantai mencari Momumen Penyu Laut Kuta yang menjadi pusat acaranya. Banyak partisipan yang ikut, dari orang pribumi, wisatawan lokal, wisatawan asing dan bahkan beberapa artis yang juga membawa serta keluarga besarnya. Mungkin mereka juga kebetulan liburan di Bali saat acara berlangsung. Dimulai dengan mengumpulkan sampah sepanjang pantai, dan yang menang yang membawa sampah paling banyak yang akan mendapat hadiah menarik dari panitia. Dan acara puncak pun dimulai, melepas penyu ke lautan, lucu parah penyu dilepas dari mangkok kecil yang berisi air, baik-baik dikeluarkan (tanpa bantuan tanga, jadi mangkoknya dimiringin aja) dan para penyu berjalan dari pinggir pantai kearah ombak, saat ombak datang mereka ikut berenang ke lautan. Benar-benar lucu saat ada beberapa penyu yang sudah terbawa ombak kembali lagi ke pantai. Sayang terlalu banyak partisipan yang ikut melepas penyu dan tidak melepesannya baik-baik hingga ada yang hampir menginjak bayi penyunya saat mereka terbawa kembali oleh arus ombak. Selesai pelepasan penyu, tak ada yang dapat dilakukan selain (lagi-lagi) menikmati sunset pantai Kuta.
Day 10 – 23 Juni
Hari terakhir menikmati sunset dan pantai Kuta beserta daerah sekitarnya. Hari ini jadi hari berbelanja oleh-oleh. Pergi ke pusat oleh-oleh khas Bali yang sudah ternama, Joger dengan taksi yang bayarnya tak sampai 20ribu. Namun Joger bukanlah tempat kami berbelanja oleh-oleh karena tak ada oleh-oleh yang dicari disana, disamping Joger yang memang selalu ramai tak pernah sepi, kami berbelanja di toko-toko sekitar Joger dan mendapatkan beberapa oleh-oleh lucu dengan harga yang lebih murah, ada gantungan kunci yang mulai 5 buah 10ribu hingga berbagai oleh-oleh mahal lainnya khas Bali. Selesai berbelanja kami langsung mengisi bahan bakar masing-masing ke warung nasi pedas yang juga sudah terkenal, sebagai bentuk perpisahan dengan makanan khas Bali sebelum besok meninggalkan Bali. Sorenya kami kembali ke Pantai Kuta menikmati sunset terakhir di Kuta trip kali ini. Dan kakak juga memilih untuk sekali lagi belajar surfing untuk memahirkan dan melatih catching wave nya biar lebih bagus. Jadi nanti di Padang biar tinggal mengulang-ulang ilmu saja. Dan iya, kakak sukses belajarnya, sudah bisa berdiri diatas board tanpa bantuan abang bli, berjalan bersama ombak, untuk pemula itu sudah lebih dari cukup. Dan kami melanjutkan kegiatan setelahnya menikmati sunset yang saat itu terlihat semakin indah. Saat hati yang awalnya kesal harus kembali ke Kuta beberapa hari lalu, berubah menjadi sedih serasa tak ingin meninggalkan Kuta, sunset yang sangat indah itulah yang menjadi pengikatnya. Dan malam datang menggantikan siang, jadilah kami bersenang-senang memakan yang sebelumnya tak bisa dimakan karena keterbatasan dana, malam itu kami mendapat reski lebih kiriman untuk makan berdua. Dan Pizza di Beachwalk jadi pilihan utama, dan langsung kalap memesan banyak menu, karena kelamaan menahan nafsu makan kali ya.
Day 11 – 24 Juni
Ini hari terakhir di Kuta, lambat-lambat meninggalkan penginapan karena membereskan semua barang-barang yang tak mungkin boleh tertinggal satupun. Tak mau kotor-kotoran karena tak bisa ganti baju maupun mandi lagi, kami memilih menjelajah di mall saja. Barang-barang kami titipkan di penginapan, kami berangkat dengan taksi ke Discovery Mall, mal yang beberapa hari lalu ingin kami kunjungi namun tidak jadi karena tidak tahu mau masuk lewat mana kalau naik motor, hahaha. Menghabiskan hari berkeliling mall yang cukup besar ini, dan makan disalah satu swalayan plus cafe gitu, saya tidak tahu istilah tepatnya apa. Disana menyediakan makanan-makanan khas Bali dengan harga murah, dari nasi ayam jinggo hingga jajanan pasar. Semua harga terjangkau, juga beberapa kue-kue dan cake yang mereka jual sangat murah, semua harganya dibawah 10ribu, baik itu nasi jinggo, jus, jajanan pasar hingga macaron.
Capek berkeliling, kami kembali ke arah pantai Kuta, jalan kaki, menikmati saat-saat trip terakhir. Dan diperjalanan barulah kami menyadari adanya Pasar Seni Kuta, pasar tradisional Kuta yang menjual berbagai karya seni dan oleh-oleh khas Bali dan harganya jauh lebih murah dari yang saya beli kemaren di toko. Dan naluri wanita yang hobi belanja, apalagi murah, saya membeli oleh-oleh lagi disini, sedikit menyesal kenapa saya baru tau sekarang kalau ada pasar seni didekat Kuta Square, dekat jalan Pantai Kuta yang bisa dibilang sering kami lewati. Sore makin menjelang, kami memilih makan sore sebagai ganti makan malam yang tak bisa kami dapatkan dibandara tentunya, makan di Kuta Food Court, sedikit menyesal juga kenapa tak dari awal coba makan disini, karena rasa makanan seafoodnya benar-benar enak dan pastinya fresh serta harganya juga bersahabat, mungkin karena tempatnya yang dilihat dari luar tidak menarik dan nyaman dibanding makan di mal, tentu saja.
Tak dapat menikmati sunset hari ini karena harus segera ke bandara, bukan karena pesawat akan berangkat cepat, tapi karena waktu penitipan tasnya jug tak enak jika harus sampai malam, dan mencari taksinya juga akan sulit saat malam di jalan Legian, karena banyaknya orang-orang yang berkeliaran disana saat malam apalagi malam minggu saatnya party. Sampai dibandara, duduk sebentar di cafe sekitar terminal departure, masuk ruang tunggu kami langsung berangkat ke jakarta. Nyampe dijakarta sudah hampir tengah malam, pukul 10 malam.
Day 12 – 24 Juni
Berhubung pesawat Bali Jakarta, Jakarta Padang nya berbeda, jadilah kami harus pindah ke terinal yang jaraknya cukup jauh, untung asih ada shuttle bus saat itu, karena walau sampai dibandara pukul 10 malam, kami baru bisa keluar bandara menuju bus stop shuttle busnya sudah pukul 11 malam. Berangkat ke terminal keberangkatan dengan shuttle bus tengah malam, dan harus berangkat ke Padang esok subuh. Bandara menjadi satu-satunya pilihan untuk beristirahat, sama seperti waktu pertama kali sampai di Bali, kali ini kami menginap lagi dibandara. Untungnya bandara Soetta memiliki mushalla yang bagus, berAC, tepisah pria dan wanita nya, bersih hingga tak ada nyamuk yang menggangu istirahat kami. Letak mushalla yang didalam dekat ruang tunggu juga menjadi keuntungan sendiri untuk keamanannya. Subuh datang, kami bersiap-siap dan terbang kembali ke Padang kembali ke kampung halaman mengakhiri perjalanan panjang penuh suka duka. Mendarat dengan aman di Padang, disambut mama di bandara, rindu jadi lepas, pengalaman yang didapat semakin terbekas diingatan maupun dihati, tak ada penyesalan berarti dalam perjalanan ini, ingin mengulangnya lagi, mungkin ke tempat yang berbeda, agar pengalaman yang didapat lebih beragam. Mungkin tak begitu banyak kesenangan selama perjalanan ini, tapi bagaimana kami bisa tetap survive dan menikmati setiap langkah, menjadi nilai lebih tersendiri dalam hidup.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe5PVmg0q8nMC_Tvn5Y1DXV4lJ8VqbIj4n_Y5-7Xl9GhK5juBv-CWC0U-pIZNI_XtVe53E6uGaQpVnmlprby8qr7xZxqKBtOyK6EO_AOD3rhve5X4RQF4AZihDLC1HwHwajxzsSzI7MaX5/s1600/942953_4443663668526_1806634802_n.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe5PVmg0q8nMC_Tvn5Y1DXV4lJ8VqbIj4n_Y5-7Xl9GhK5juBv-CWC0U-pIZNI_XtVe53E6uGaQpVnmlprby8qr7xZxqKBtOyK6EO_AOD3rhve5X4RQF4AZihDLC1HwHwajxzsSzI7MaX5/s640/942953_4443663668526_1806634802_n.jpeg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYMbrBfiLIyVmSo4j9kS9TQu4w8alLcQIFIj-ReYvAJWzd-UbcEvCO6rP4Y2tpNDQ9H0ygcUSiBA4jvJU6jIs31Lm3ouh_TmDbCmiNS_Yn-ujc7d80iK9HZyRzXiL4bMskPzxO5eFCEWHG/s1600/942953_4443663708527_221889726_n.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYMbrBfiLIyVmSo4j9kS9TQu4w8alLcQIFIj-ReYvAJWzd-UbcEvCO6rP4Y2tpNDQ9H0ygcUSiBA4jvJU6jIs31Lm3ouh_TmDbCmiNS_Yn-ujc7d80iK9HZyRzXiL4bMskPzxO5eFCEWHG/s640/942953_4443663708527_221889726_n.jpeg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTlnwgF7euag60xU3SltWbjTeeoAHUvciqWjb4GG5ELEQz8YYU6FHn0qLXCCMmpL5mCypG91HHa_PmnG0mAn3yAeLyaCfnma-IJkcZo3ALpu2vf5reAB0ECmE9g1X74365OA6wt7O8dzv1/s1600/936435_4443668788654_482316911_n.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTlnwgF7euag60xU3SltWbjTeeoAHUvciqWjb4GG5ELEQz8YYU6FHn0qLXCCMmpL5mCypG91HHa_PmnG0mAn3yAeLyaCfnma-IJkcZo3ALpu2vf5reAB0ECmE9g1X74365OA6wt7O8dzv1/s640/936435_4443668788654_482316911_n.jpeg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgItMmaNXIMh0rpp9Ig_gSpoT81OxVHjKYjXhR4h9coxj5XwASbMf_FU8EJued8SNVThQKgTRz6NknyWr0QD99bYvGL6TENqOzWCD7J6Aqhvj5oT0si4iM7uRuexSFdFJfVRK5U3K-Md9W3/s1600/9058_4443681428970_324419190_n.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgItMmaNXIMh0rpp9Ig_gSpoT81OxVHjKYjXhR4h9coxj5XwASbMf_FU8EJued8SNVThQKgTRz6NknyWr0QD99bYvGL6TENqOzWCD7J6Aqhvj5oT0si4iM7uRuexSFdFJfVRK5U3K-Md9W3/s640/9058_4443681428970_324419190_n.jpeg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEhqofeJp-1igLc_pkBzDe3sVwvYGkz7MdtZfcWFJjmCDvGJorif_ofsHCtH7Id5th58nFg6laWSGmlR3fcdvw_1oniymAGoMHdYYV0IMI5o1H-1HHu5nH5sk9dQP6nk8G8bNDQYttvqPj/s1600/9058_4443681588974_744890355_n.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEhqofeJp-1igLc_pkBzDe3sVwvYGkz7MdtZfcWFJjmCDvGJorif_ofsHCtH7Id5th58nFg6laWSGmlR3fcdvw_1oniymAGoMHdYYV0IMI5o1H-1HHu5nH5sk9dQP6nk8G8bNDQYttvqPj/s640/9058_4443681588974_744890355_n.jpeg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg38d1NWHPTGFls79h6KV-8iIYK8YvgQtH7iZQL9aQmpgjpaPJMsXSg6cxkwNoETjuHgRLamd9AEA0eRZcABwJuHckqhCn6f8bwqHEG_vw8v-o6migtHJZvAx8lBy6vgZHE00xs-zG2MTAN/s1600/978015_4443688869156_386845882_o.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg38d1NWHPTGFls79h6KV-8iIYK8YvgQtH7iZQL9aQmpgjpaPJMsXSg6cxkwNoETjuHgRLamd9AEA0eRZcABwJuHckqhCn6f8bwqHEG_vw8v-o6migtHJZvAx8lBy6vgZHE00xs-zG2MTAN/s640/978015_4443688869156_386845882_o.jpeg"> </a> </div>kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-32346749415298323342014-04-08T00:33:00.001-07:002014-04-11T05:54:25.879-07:00My First Experience Being Backpacker, 11 days Bandung Bali Gili part 2Day 5 – 18 Juni
Ini dia perjalanan sebenarnya buat liburan, jam7 pagi kami sudah dijemput ke penginapan, kami berangkat ke padang bay bersama para bule-bule entah siapa, dan akhirnya kenal satu bule cowo ganteng mana matanya hijau lagi, namanya Lucas. Mana dia tinggi putih, kayak kulit-kulit bule eropa (emang bule america yang white people engga kayak gitu?), atau mungkin dia emang orang rusia? Aduh gak tau lah ya, yang jelas wajah gantengnya masih terbayang-bayang sekarang ini, kalau dibandingin sama Leonardo de Caprio zaman muda dia gak kalah deh. Oke balik ke topic awal setelah intermezzo barusan, kami singgah sebentar ke pantai sanur, akhirnya bisa juga ke sanur, hehehee… dan sampai di Padang Bay dengan selamat. Di Padang Bay kami ngambil tiket disalah satu agent disana dengan modal bukti pembayaran uang muka di Kuta kemaren dan melunasi semua pembayaran disana. Kami ke pelabuhan buat naik boat, yang ada dipikiran pertama ini boat kenapa kecil ya? Ternyata kami dikasih fast boat kelas 1, apa itu fast boat namanya sembaya atau apa, saya lupa yang jelas bukan marina srikandi. Kenapa saya bilang kelas 1? Ya karena boat nya benar-benar bagus, emang gak sebagus private boat ya, tapi ini boat punya kursi yang empuk banget, full AC, musik (musik bali yang bikin tidur) dan nyaman, buktinya aja salah satu artis Indonesia saja naik boat ini, Aryo Wahab sekeluarga, jadi gak mungkin boat ini ece-ece semata. Oke, 400rb gak kemahalan kok.
Dan selama kurang lebih 1jam diperjalanan sampailah kami di surga dunia, surga Indonesia, pulau buat bulan madu, pulau berpasir putih dan air laut yang biru bersih, pulau yang katanya pusat party para wisatawan, Gili Trawangan. Sampai disana kamu bakal langsung disambut sama mas-mas yang nawarin penginapan dari harga 200rb hinggaaa mau berapa juga bisa. Karena gak sempat nyewa kamar via internet jadilah kami menyewa sebuah kamar 200rb semalam plus breakfast, gak jauh dari pelabuhan dan tepat didepan kantor camat apa kantor lurahnya ya. Namanya saya lupa, hehee bungalow melati atau penginapan melati gak ingat deh, yang jelas itu kamar nyediain double bed, shower, kipas angin plus teras depan. Gak mau lama-lama di penginapan, kami langsung keliling gili trawangan sambil nyari makan siang. Dan bener aja, makan di siang di Gili Trawangan ini benar-benar mahal, makan soto aja 20rb tapi mau gimana lagi, daripada makan mie rebus 15rb? Untung rasa sotonya enak banget, jadi gak merasa sebel deh. Dan kami juga sempatkan mengunjungi beberapa tempat yang nawarin snorkeling keliling gili trawangan, gili air, gili meno. Cuma akhirnya kami memilih bantuan mas yang punya penginapan biar dapat wisata snorkling terbaik hanya dengan bayar 100rb.
Sorenya kami menyewa sepeda yang seharinya disewakan seharga 50rb, benar benar bermanfaat karena memang tidak ada kendaraan bermotor di pulau ini, transportasinya kalau gak sepeda ya cidomo (istilah orang padang, bendi atau delman, tau kan?) dari ujung timur hingga ujung barat kami bersepeda, maunya sih mengelilingi cuma kami gak tau jalan, takut nyasar, mana sepi juga kan dibeberapa tempat cuma kayak hutan gitu. Dan sampai di barat pulau yang semakin sepi kami kembali dan berhenti sejenak di sunset point, menikmati sunset pulau ini, benar-benar indah walau sunsetnya tertutup awan. Dan perjalanan mengelilingi pulau ini benar-benar menenangkan, pemandangan pantai yang indah terjaga tak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata, wajar pulau ini dibilang dan dipuji seperti awal tadi saya bilang. Sebelum balik ke penginapan, kami sempatkan membeli makanan bakar-bakaran cuma jagung bakar sih, habis kalau beli seafood bakar yang terkenal enak itu pasti mahal, mupeng deh ngeliatin mas nya bakar-bakar berbagai seafood itu. Lain kali deh ya, lain kali kalau ada duit disempatin deh, yang di cafe sama restoran malah. Nyampe dipenginapan, pas lagi membabat habis jagung bakar yang nikmatnya itu berbeda, enaaakkk banget, mas yang jaga penginapan nanyain pertanyaan yang sama dengan bli di arthawan kemaren, “gak keluar pergi party dek?” saya cuma jawab sambil nyengir, “hehe engga mas, gak biasa, lagian capek juga”, masnya malah jadi persuasif, “rugi loh gak coba party disini, disini kan party nya sampai bule-bule itu merasa wajib party disini”. Sebenarnya gak itu sih yang dibilang mas nya, tapi kurang lebih arahnya kesana lah ya, dan saya cuma balik cengingisan.
Day 6 – 19 Juni
Bisa dibilang ini dia harinya menikmati liburan dilaut. Dan hari ini ulangtahun papa, sayang gak lagi dirumah, ucapin salamnya via telp aja deh. Tapi untung kado yang kemaren dibeli di Banding udah sampai dirumah. Setelah selesai sarapan ala kadar penginapan, sepiring pancake pisang yang biarpun biasa-biasa aja tapi mengenyangkan dan nikmat ditambah madu murni sebagai topping (duh, jadi pengen makan pancake pisang ngebayanginnya *ileran*) langsung capcus ke darmaga, atau lebih tepatnya pantai dekat darmaga dipandu mas penginapan yang entah siapa namanya. Disana cuma nyediain pelampung sama snorkel gratis, buat fin nya (sepatu kataknya) (kalau salah-salah dikit kata-katany maafin ya, gak ngerti amat masalah ini) dan ready naik boat menjelajah 3 Gili. Untungnya kami naik boat yang pertama berangkat, jadi gak lama-lama nunggu deh dan untungnya lagi, cuma kami orang Indonesia di boat itu kecuali mas-mas pemandu snorkling dan yang bawa boat ya, semua bule, kenapa untung? Tunggu aja ceritanya. Sayangnya bule pasangan semua, kecuali satu keluarga tuh kayaknya chinese gitu, jadi iri-iri gimana gitu, mereka pada mesraan, nah kita. Diperjalanan menuju tempat snorkling kita bisa menikmati indahnya bawah laut lewat dasar boat yang dari kaca, istilahnya sih glass bottom boat. Cuma karena gak kebagian duduk ditengah kapal dekat glass bottom nya, gak bisa ikutan liat deh, jadinya liat dasar laut dari pinggir boat aja, tapi itu benar-benar bagus, menarik, keliatan semua dari atas boat begitu jernihnya. Pertahankan Indonesia!
Sampai di spot snorkling pertama, masih didaerah Gili Trawangan, dipandu salah seorang mas dikapal yang entah siapa namanya, kami menyebutnya mas naruto (kenapa? Naruto tokoh kartun ninja jepang? Iya, karena mas nya emang hiperaktif gitu loncat-loncat sana sini dan bergaya kayak naruto) disini kami melihat kekayaan bawah laut berupa puing-puing bangunan, kayaknya sih rumah atau cafe gitu, cuma karena dibawah laut, jadi indah dengan ada ikan-ikan kecil dibalik tiang-tiang rumahnya. Berbagai jenis ikan lucu ada, ikan badut, nemo, ikan warna-warni gak tau namanya banyak, indahnya tak dapat diungkapkan kata-kata. Sekitar setengah jam sampai satu jam melihat alam bawah laut gili trawangan, kami kembali ke boat melanjutkan perjalanan ke spot snorkling selanjutnya. Kali ini di perairan Gili Meno dipandu mas yang lain, kami menyebutnya mas kura-kura (ini karena mas nya memperlihatkan kami penyu laut dari dekat, trus kenapa kura-kura? Ya kalau mas penyu gak lucu aja) pemandangan yang didapat kali ini berbeda banget sama sebelumnya, kalau sebelumnya seperti puing-puing bawah laut, ini benar-benar keindahan dasar laut dan biota alamnya. Ada lion fish yang beracun, nemo lagi, kerang laut, bintang laut, ubur-ubur (yang kebetulan suka banget nempel dikulit dan nyetrum, mungkin rasanya bukan seperti sentruman besar, karena kebetulan ini ubur-uburnya kecil dan gak keliatan jadi rasanya kayak gatal-gatal perih gitu) dan bahkan beruntungnya ada penyu laut yang melintas. Untungnya lagi jadi satu-satunya orang pribumi mas nya memperhatikan kami lebih dari wisatawan lain, benar-benar diajak endekat ke penyu lautnya. Setiap mas nya ngeliat makhluk laut yang unik, kami pasti dipanggil mendekat buat ngeliatnya, baru diliatin ke yang lain. Benar-benar suatu keberuntungan.
Lanjut ke spot terakhir di perairan yang tenang dengan ombak ditengah laut yang cocok buat surfing, berada diantara Gili Meno dan Gili Air. Kali ini wisatawan diberikan waktu bebas tanpa pemandu, jadi yang mau snorkling, diving, berenang, boleh asal dekat boat. Tanpa pemandu melihat alam bawah laut sendirian, benar-benar pengalaman yang berbeda dan tentunya sangat menyenangkan, melihat tumbuhan laut sendiri bahkan bermain-main dengan sekumpulan ikan-ikan kecil mungkin bayi ikan tongkol, berada ditengah-tengah kerumunan bayi ikan. Pengalaman yang tak terlupakan.
Satu jam berlalu, perjalanan dilanjutkan ke Gili Air buat makan siang, dan sop sayur jadi pilihan tepat saat itu, perut lapar kedinginan, ditambah duit tinggal sedikit, gak bisa milih-milih makan yang lain. Disaat semua yang lain masih menikmati makan siang dan istirahat di cafe, kami mendapat keuntungan lagi sebagai satu-satunya wisatawan lokal, dibawa jalan-jalan keliling Gili Air sambil dikenalin semua tentang Gili Tralala (Gili Trawangan), Gili Meno dan Gili Air, mas kura-kura benar-benar baik dan ramah. Pukul 3 siang waktu setempat, kami semua balik ke Gili Trawangan mengakhiri perjalanan 3Gili yang luar biasa ini, terimakasih mas kura-kura, mas naruto dan mas yang bawa boat. Jauh-jauh dari Padang ke Lombok buat snorkling dan tiada penyesalan sedikitpun. Sampai di Gili Trawangan, kami mengambil tiket pulang ke Kuta berangkat besok pagi, sebenarnya masih mau berlama-lama di Gili, tidak cukup waktu hanya hingga besok, tapi apa boleh buat saat hati dan pikiran tak sejalan dengan kantong celana. Berhubung itu malam terakhir disana, semua hal dilakukan, main sepeda lagi keliling Gili, duduk di sunset point buat terakhir kalinya saat trip ini, dan balik ke penginapan. Ternyata udah dicariin sama yang ngerentalin sepeda, kami dikira bawa kabur sepedanya karena udah lewat 24jam peminjaman. Malamnya kami memilih mencoba menikmati Gili Trawangan pulau party, kami ikutan party makan bakso didekat darmaga ditemani sepoi-sepoi semilir angin laut. Maunya sih duduk di cafe atau bar buat makan seafood atau apalah, tapi yaa (besok kalau balik lagi gak boleh sekere ini) dan selesai makan mulai lah hunting oleh-oleh baju buat diri sendiri dan abang adek, baju khas Gili Trawangan seharga 70ribu rupiah, mahal emang jika dibandingin sama di Bali, tapi toh makan aja dua kali lipat, jadi ya tetaplah gak papa.
Day 7 – 20 Juni
Habis sarapan pancake pisang yang sama kayak kemaren pagi, kami berbenah membereskan tas buat balik ke kuta. Pukul 10 kami berangkat dari darmaga Gili Trawang ke Kuta dengan boat yang lebih besar, kali ini engga ekslusif kayak kemaren berangkat, kalau gak salah marina srikandi, fast boat umum biasa. Dan sebelum lanjut ke kuta, kami singgah sebentar di pantai senggigi, (sampai juga dipulau lombok yang sebenarnya) tak lama sampai akhirnya harus kembali ke kuta. Dari senggigi ke padang bay lalu naik mini bus ke kuta. Harusnya kami engga bali ke kuta, tapi balik ke Ubud atau Denpasar, tapi lagi-lagi masalahnya dikantong, ya menyerahlah kami. Turun di Monumen Bom Bali I dan jalan sedikit memasuki Poppies Land II buat ke arthawan lagi. Nginap disini lagi sampai nanti kami balik ke Padang, toh kami dapat kamar yang lumayan bagus, bli nya ramah banget, dikasih sarapan juga. Jadi gak ada alsan buat cari penginapan lain. Karena kecapean jadilah tidak kemana-mana hari itu. Saat sore perut lapar berbunyi, kami keluar ke arah Jalan Legian buat cari makan padang, kami tau satu tempat disana yang kalau keluar dari Poppies Land II ke arah Momumen Bom Bali I jalan terus ke arah alf*mart dan terus saja dideretan itu ada rumah makan padang yang saya lupa namanya. Rindu kampung halaman sedikit terobati dan perut full pun bisa diajak jalan berkeliling, dari Legian ke Pantai Kuta menggeliling, bermain sebentar didaerah Kuta Square dan kembali ke penginapan untuk tidur beristirahat.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLS10Gsvo3eo-uWl3DfqyZIReLhi_0cpfljPUO6dIWEeAAlIgJNztrTsGh2N6vwgWqGrxjNND7jg7_AY4qF5Im99sxgtIDliyi1Nw8kefti2q1JNF380qYdlHiEu2-UbGjAMDdLikBzaln/s1600/20130619_180510.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLS10Gsvo3eo-uWl3DfqyZIReLhi_0cpfljPUO6dIWEeAAlIgJNztrTsGh2N6vwgWqGrxjNND7jg7_AY4qF5Im99sxgtIDliyi1Nw8kefti2q1JNF380qYdlHiEu2-UbGjAMDdLikBzaln/s640/20130619_180510.jpg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTIG_rcdyr_lNLmgDzCg_b5_vf4kgsMWKAExtYru91Hzy1fv7lb7ROblJ6RbYKb6AM0892haq_VJSg1mB2H8UGx4IrE5RdJb8ap3SSvrPNN4NxhUaM3Yto85b2KG4lpFvOzVy5LCyTyRcF/s1600/CIMG0729.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTIG_rcdyr_lNLmgDzCg_b5_vf4kgsMWKAExtYru91Hzy1fv7lb7ROblJ6RbYKb6AM0892haq_VJSg1mB2H8UGx4IrE5RdJb8ap3SSvrPNN4NxhUaM3Yto85b2KG4lpFvOzVy5LCyTyRcF/s640/CIMG0729.JPG"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP0_MAzc2bojS6I2mhFwb_z36yivNowi-EjA_RO75ILUYqVjZGLNC_6gixX2hNG2XNFyb2cSB_eaCf1s6Xg4fqd4-50umcMIdE36smMcFz31jU1LjetcXNNMOJ1S9BTkgoB_bNJMBk8D7X/s1600/CIMG0701.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP0_MAzc2bojS6I2mhFwb_z36yivNowi-EjA_RO75ILUYqVjZGLNC_6gixX2hNG2XNFyb2cSB_eaCf1s6Xg4fqd4-50umcMIdE36smMcFz31jU1LjetcXNNMOJ1S9BTkgoB_bNJMBk8D7X/s640/CIMG0701.JPG"> </a> </div>kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-12338528061113714502014-04-08T00:31:00.000-07:002014-04-11T05:47:11.125-07:00My First Experience Being Backpacker, 11 days Bandung Bali Gili part 1Sekitar 1 tahun 6 bulan yang lalu, rencana ke bali ini udah ada dan udah di depan mata. Sehari sebelum pemesanan tiket, kabar buruk datang, salah seorang tante saya meninggal dunia, apa mau dikata. Perjalanan ditunda hingga 1 juni 2013 kemarin saya dan kakak sepupu diberi hadiah tiket pesawat yang murah karena kakak baru lulus dan saya baru saja berulangtahun. Ingat, yang MURAH! Langsung deh otomatis kami minta tiket ke bali. Penuh perjuangan siang malam nyari tiket murah sehabis kuliah. Akhirnya 4 juni 2013 tiket PDG-CGK BDO-DPS DPS-CGK CGK-PDG didapat seharga 1,7jt buat 1orang. Murah kan? Haahaa… sebelum berangkat kami udah pesan dulu hotel dibali buat malam minggu itu, karna takut pas itu peek season gak dapat kamar. Jadilah kamar seharga 200rb semalam di Jalan Raya Legian, Kuta dengan fasilitas AC serta kamar mandi didalam kamar kami dapatkan.
Day 1 – 14 Juni
Sebenarnya perjalanan ini dimulai tanggal 13 juni malam, terpaksa ngambil pesawat malam, yang paling terakhir gara-gara paginya saya masih ada ujian di kampus, dan siang-sorenya ada acara UKM yang gak mungkin ditinggalin. Berangkat kira-kira jam 20.30 dari padang, nyampe cengkareng udah jam 22.30 aja dan kami harus berangkat ke Bandung malam itu juga karna besok malamnya juga harus berangkat ke bali. Berharap bisa berangkat naik Cipaganti, tapi karna udah kemalaman itu travel udah gak ada lagi. Tapi untung ada abang sepupu saya udah nungguin di cengkareng dan nyariin travel buat ke Bandung, bukan travel resmi sih, tapi 250rb berdua saya rasa gak kemahalan untuk tarif tengah malam. Nyampe di Bandung udah subuh aja, untung ada teman saya Okky yang setia semalaman gak tidur menunggu kedatangan saya. You are my best, dude.
Nyampe bandung isi perut bentar di M*D dago, habis itu istirahat ke kostan salah seorang teman saya, Ipeb yang sayangnya lagi di Jakarta. Sebelum waktunya shalat jumat saya dan kakak yang sama-sama belum pernah ke Bandung memberanikan diri ke Ciwalk naik angkot dengan bantuan telp dari sana sini. Di Ciwalk kami jalan-jalan sebentar, makan, dan membeli beberapa titipan dan hadiah ulang tahun buat papa saya. Dan untungnya siang itu salah seorang teman saya Alvin bisa menemani saya buat jalan-jalan sebentar di sekitaran bandung. Jadi kami bertiga jalan ke pasar baru, buat nyari barang kakak sepupu saya dan ke BIP. Pengennya sih bisa ke PVJ, kawah putih, transtudio, semuanya deh, cuma berhubung harus berangkat ke bali malam itu juga gak bisa deh. Dari Dago kami ke Bandara naik taksi yg begitu susah nyarinya (lebih tepat jika dibilang susah dicari beberapa teman saya fahmi, okky, Alvin) dengan membayar 50rb. Mahal ya? Gpp lah, yg penting nyampe bandara.
Days 2 – 15 Juni
Mendarat di Bali kira-kira jam 23.45 WITA dan kami berdua bingung mau kemana. Langsung ke hotel naik taksi gak mungkin, karena takut naik taksi malam-malam saat pertama kali ke Bali dan gak kenal siapapun disini. Lagian hotel yg udah dipesan bukan untuk hari ini, tapi untuk tanggal 16-17 juni, maklumlah nyari yg paling irit beginilah jadinya, kami berlabuh di mushalla bandara yang ternyata telah dihuni juga oleh 2orang wanita. Buat yang berencana mau nginap di mushalla Ngurah Rai harus siapin lotion anti nyamuk ya. Karena banyak nyamuk dan mushallanya gak ada pintu, tapi aman kok.
Setelah pagi, kami keluar dari kawasan bandara, dan ternyata hujan deras. Nunggu lagi deh sampai hujan lumayan reda buat nyari taksi Blu*bird biar gak ketipu dan dapat murah. Dengan 20rb kami sampai di depan hotel, ini 5x lebih murah dibanding kalau harus pakai bantuan shuttle bus buat berdua, atau 2,5x lebih murah dibanding naik taksi bandara (hitung sendiri deh berapa akumulasinya).
Ternyata saat sampai di hotel Aquarius Legian, Kuta, yang katanya bisa check in jam9 pagi, bohong semata ini hotel sama aja kayak hotel lain, check in nya baru bisa dilakukan setelah yg nginap check out (ya iyalah, ternyata kamarnya pada penuh) dan itu jam12. Padahal kami udah sampai hotelnya jam8 pagi. 4 jam menunggu tak tau kemana di Legian yang kalau pagi itu 180derajat berbeda dengan malam, kosong melompong! Parahnya hari itu hujan, walau gak hujan lebat, tapi gak bisa juga dibilang hujan gerimis. Karena malu kelamaan nunggu di hotel yang tak berlobby tersebut, berangkatlah kami menyusuri jalanan legian yang sepi. Hingga memilih berlabuh di alf*mart dekat Monumen Bom Bali I, sarapan dengan roti bekal dari Bandung kemarin dan secangkir cappucinno panas dikala hujan yang makin deras.
Untung hujannya tak mau terlalu lama membasahi Tanah Kuta, hingga tepat pukul 12.00 kami bisa kembali ke Hotel dan tak perlu menunggu lama agar bisa masuk kamar, karena bulenya udah check out (akhirnyaaa hehehee…). Tak lama berberes-beres dikamar terbilang besar untung harga 200rb permalamnya di Jalan Legian (pusat party nya Kuta) lengkap dengan teras depan karena kamarnya berupa bungalow namun tetap, ada AC dan kamar mandi bath up plus shower (ini dia kamar murah, bagus, bersih, ditengah-tengah Legian Kuta Bali. Gak percaya? Search aja di google), kami pingsan. Pingsan dikasur super duper empuk setelah cukup letih selama perjalanan.
Saat bangun, udah sore aja ternyata pukul 4.00 sore karena tenaga udah full habis di charged, jalan-jalan deh kami dari legian ke Jalan Raya Kuta, juga melancong dikit agak jauh naik taksi ke Joger (pusat oleh-oleh dari bali buat beli sandal yang bersejarah banget!), ke Pantai Kuta, lalu singgah ke mall Beachwalk Kuta Bali, masih dekat-dekat situ juga sih, dan balik ke penginapan melalui Poppies Land 2. Poppies Land 2 ini surganya penginapan backpacker harga penginapannya murah semua, dimulai dari 100ribu permalam dan gak usah takut kehabisan kamar, karena sistimnya yang gak bisa booking via internet, jadi harus kesana langsung baru bisa nginap, serta kamar yang disediakan sangat banyak, jadi jangan khawatir. Sambil pulang ke penginapan, sambil nyari-nyari penginapan deh di poppies land 2, masih liat-liat aja sih, belum tanya-tanya. Dan akhirnya ketemu lah hostel yang terkenal murah, bersih, dan pelayanannya yang baik ini.
Day 3 – 16 Juni
Arthawan hostel menjadi pelabuhan kapuk kami untuk malam-malam selanjutnya. Bermodal 100rb permalam, dibagi dua, benar-benar cocok buat backpacker kayak kami. Kamar dengan double bed, kipas angin, shower, westafel, lemari plus teras depan ini benar-benar membantu, apalagi letaknya yang strategis di Poppies Land II, gak sulit kok nyarinya. Bli disini juga nyediain penyewaan motor, jadilah kami menyewa motornya 50rb perhari.
Selesai sarapan yang agak kesiangan di hotel kami beres check out dan pindah ke kamar hostel arthawan, beres-beres sedikit di arthawan, kamipun melanjutkan perjalanan menjelajah daerah south kuta. Bermodalkan motor pinjaman (atau rental mungkin lebih tepat) kami mengunjungi daerah wisata yang menjadi maskot Bali, Garuda Wisnu Kencana, ya standar lah, cuma foto-foto udah deh, lanjut lagi jalan ke yang lebih selatan di south kuta, uluwatu temple. Ini benar-benar tempat yang strategis buat beribadah atau menghilangkan stress, terletak di ketinggian tebing yang berbatasan langsung dengan laut. Bunyi deburan ombak, angina yang berhembus, serta bukit padang rumput di seberang pura menjadikan pendakian dan perjalanan jauh yang ditempuh ini worth it.
Tapi ingat satu hal, di uluwatu temple ini terkenal banyak monyet berkeliaran, memang ramah namun yang namanya hewan pasti tertarik dengan sesuatu yang warna-warni dan berkilauan, seperti kacamata, kalung, gelang, jam tangan topi, bahkan sandal baru saya yang kemaren dibeli, lucu dengan bunga ditengahnya warna-warni menjadi sasaran para monyet itu saat saya hendak masuk. Monyet itu mengambil sandal saya dan membawanya kabur, untung kaburnya gak jauh, jadi bli yang jadi guide disana menawari kami menukarkan sandal saya itu dengan pisang miliknya, tanpa pikir panjang, langsung saya oke, sandal saya kembali, namun ternyata harga pisang yang dilepar bli itu lebih mahal dari sandal saya 50rb mau bilang apalagi coba. Lagian memang salah saya yang tak percaya dibilangin sandal saya bakal jadi sasaran monyet-monyet itu, saya malah sok-sok an sampai akhirnya sandal ini harganya jadi lebih dari 2x lipat harga aslinya, mana disepanjang jalanan di uluwatu temple ini saya harus nyeker. Bener deh, besok jangan pakai apapun yang menarik dan warna-warni kesini ya, cukup sandal jepit biasa.
Dari uluwatu kami balik ke kuta sedikit memutar melewati padang-padang beach, itu tuh tempat syuting eat pray love dan salah satu surga para surfer. Dan lanjut jalan ke jimbaran dan makan siang disana, jangan banyangkan kami makan di tempat seafood yang mahal-mahal itu ya, kami cuma makan nasi pedas kok, nasi pedas yang gak terkenal juga, tapi enak dan pedas. Takut sampai kuta kemalaman, kami balik ke hostel tak lama setelah makan. Tak disemua tempat dan sudut kami bisa foto-foto, jadi kenangan yang didapat lebih banyak tersimpan di memori otak deh, katanya kan kenangan dan pengalaman itu lebih berharga daripada sebuah benda (seperti foto gitu, tapi nyesal juga gak foto-foto, lain kali deh ya).
Day 4 – 17 Juni
Bangun pagi, sarapan dengan roti bekal dari Bandung kemaren sama susu yang dibeli di *lfamart disamping penginapan, journey hari kedua kami lanjutkan, kali ini kami pergi kearah kuta bagian utara, tanah lot, cukup lama dan jauh dari kuta, hampir satu jam saya membawa motor, (record tersendiri untuk saya) akhirnya kami sampai di tanah lot, gak tau kenapa disana sepi, apa karena kami kesana hari senin atau karena kami sampainya kesiangan? Jam12an kami udah sampai disana katanya sih sunset di tanah lot bagus banget, cuma kami gak punya cukup banyak keberanian balik kepenginapan malam-malam. Dan kami lanjutkan perjalanan ke daerah seminyak dan langsung pulang ke kuta. Benar-benar harus berterimakasih kepada google map yang telah bersedia menjadi pemandu jalan hingga kami gak nyasar selama jalan keliling-keliling bali. Gak tau gimana deh jadinya kami tanpamu google map.
Sorenya kami udah dipenginapan, mencari-cari agent yang menawarkan perjalanan murah ke Lombok disekitaran Poppies Land II hingga bertemulah dengan bli yang stand nya pas didepan penginapan menawarkan harga paling murah untuk ke Gili Trawangan, 400rb saja Kuta-Gili Trawangan-Kuta atau kalau mau balik ke Denpasar, Ubud juga boleh, harga tidak berubah. Itu udah termasuk shuttle bus, boat nya juga fast boat lagi, yang jelas kami tau sampai penginapan aja deh. Selesai mengurus ini itu sama bli nya kami lanjutkan perjalanan keliling Kuta, karena kami rasa itu hari terakhir kami di Kuta, karena balik dari Gili kami berencana ke Ubud sama Denpasar aja.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmmM27oYs4lfdnBAfmHIlfZEQBrZeHMvGCKD7HMEuT-YxhokkRd0fnqmfwD3Pun6MQCVZ060qUTSUxbTrwhCHvrYwsXukcQJBJB_tus5MlvkNAPFP_c6eDyWKLfSa3SEY0_1gxd6FI1jwO/s1600/20130615_171720.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmmM27oYs4lfdnBAfmHIlfZEQBrZeHMvGCKD7HMEuT-YxhokkRd0fnqmfwD3Pun6MQCVZ060qUTSUxbTrwhCHvrYwsXukcQJBJB_tus5MlvkNAPFP_c6eDyWKLfSa3SEY0_1gxd6FI1jwO/s640/20130615_171720.jpg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuFc8lt_S8wBMh0sRtYDkTUi5UNXpVFupOyiGQwG9Hsl-5dIfxvReMqyFfZqn5BlWi7xZ1_UEFKXFTj0TVeoGB_MfFxqL6jr50Lr1IzOg6Zc3dWEwIXsGuuPsOScF8zuleEetv5ZAzO-MY/s1600/20130617_114830.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuFc8lt_S8wBMh0sRtYDkTUi5UNXpVFupOyiGQwG9Hsl-5dIfxvReMqyFfZqn5BlWi7xZ1_UEFKXFTj0TVeoGB_MfFxqL6jr50Lr1IzOg6Zc3dWEwIXsGuuPsOScF8zuleEetv5ZAzO-MY/s640/20130617_114830.jpg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqTXdqS-4JpS2wBnBKAuVUFX8kWDhBmDZdwsm2n9zdUzrNrbC2VNrZOFeJT2IDk2W9v8NOnpZJq_VtAAVEwMnY-tdO8Lik4GT7ZeMhttIvpMW5lXaUdduenskRoo4dWH-VyOtvSb38IbOd/s1600/941467_4443549465671_1306431950_n.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqTXdqS-4JpS2wBnBKAuVUFX8kWDhBmDZdwsm2n9zdUzrNrbC2VNrZOFeJT2IDk2W9v8NOnpZJq_VtAAVEwMnY-tdO8Lik4GT7ZeMhttIvpMW5lXaUdduenskRoo4dWH-VyOtvSb38IbOd/s640/941467_4443549465671_1306431950_n.jpeg"> </a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrzENbYXwDlZw_ZICq1l0idq98ZLAp8FgWdPsUWGCZf8lLYtaMNyLwtjlek2B9jUCTt2vTT8-bwWa5UtkSx92YvXj2IX3HhIl0pLOIqoPEn0GSjw4XNaUG0tE_QkQEWBSumrE9aOJvw6xf/s1600/941467_4443549505672_2054483223_n.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrzENbYXwDlZw_ZICq1l0idq98ZLAp8FgWdPsUWGCZf8lLYtaMNyLwtjlek2B9jUCTt2vTT8-bwWa5UtkSx92YvXj2IX3HhIl0pLOIqoPEn0GSjw4XNaUG0tE_QkQEWBSumrE9aOJvw6xf/s640/941467_4443549505672_2054483223_n.jpeg"> </a> </div>kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-85500493321843676112013-12-22T06:55:00.001-08:002013-12-22T06:56:28.621-08:00Mom, time goes so fast<p dir=ltr>Mom, time goes so fast,<br>
20 tahun lebih mama merawat, membesarkan, menjaga, mengajar<br>
Tanpa lelah tanpa keluh kesah<br>
Mom, time goes so fast,<br>
Lebih dari dua kali usia ini mama menjalani waktu<br>
Suka duka mama lalui, jauh lebih berat dari yang ku lalui<br>
Tanpa sesal tanpa rasa terbebani<br>
Mom, time goes so fast,<br>
Dunia muda membawaku hanyut pada kesenangan sendiri<br>
Lupa jika mama tidak muda lagi<br>
Lupa jika harusnya menciptakan kebahagiaan untuk mama<br>
Mom, time goes so fast,<br>
Membalas budi atas semua yg mama beri tidaklah cukup<br>
Tidak membuatmu menangis<br>
Membawa banyak kabar bahagia<br>
Memberi sedikit kesenangan<br>
Hanya itu<br>
Mom, time goes so fast,<br>
And I love you more</p>
kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-1879215493954589342013-10-19T11:22:00.001-07:002013-11-03T10:06:26.601-08:00The reason, why Yonghwa Oppa<p dir=ltr>What do you look up from Yonghwa oppa? Okay, he leader of CNBlue but he isn't that handsome compared to the other member or korean idol. He is the shortest in band. Jonghyun (guitarist) is much better than Yonghwa at playing guitar and Jonghyun have a really good voice. Here's my answer.</p>
<p dir=ltr>1. He has a strong and powerfull voice. He can send the message from his song very well. His voice, makes me knew, it was him! And when he rap, he be more cool. Different, pop rock ones.<br>
2. Respect, respect for the woman especially. Even if he has to do something at filming, he ask personally to that woman before he do. Even he not a type of man who call you everytime, but he give a lot, not just time, but attention, take care, everything, when he with his woman. He make her felt comfortable.<br>
3. Responsible. He is not a good take care about a things, but when he lost something like a gift from you, he will be very sorry, do the best thing to make an apology. Even if he have to knit a scraf, he'll do that with full of sorry and love.<br>
4. Not trying to be cute. Because he actually cute, sometimes without trying. But his charismatic face look always there everytime.<br>
5. Choding! I mean childish, he act like a kid (in real life, not film), bright, cheerful, funny, that's make him become a moodboster. Not to be a serious people all the time. But not a player ar always being childish, remember it!<br>
6. His smile, really wide open, from his heart, make me melt. And when his laugh, he look very enjoy it. Make me want to laugh together.<br>
7. He can play many instrument music. He can play guitar like an expert, bass, drum, piano, clarinet, and more else. You can google it.<br>
8. He can composed song, make the song easy listening, can send the message from the lyrics. An he put his character on every song he made, cheerful.<br>
9. Professional. When he filmed a movie he can be someone else, that wasn't him, really very good actor. But in variety show he always be just him, not trying to manage his image. Like he can't dance, very bad dancer, but if he has to dance in feont of many people, he'll practice and do his best, even he hate it.</p>
<p dir=ltr>I wish I could meet you in real life, not in your concert, but in life, I wish. And there is anybody really look like I was imagine about you?</p>
<p dir=ltr>Sorry if my english not good, I am still learning. I hope you will understand for what I say and what I mean. Not trying to look cool make it in English (because I know I just look stupid with this mess) but I want all people understand why people like or adore Yong Oppa.</p>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWT9Ruxn60U9AV2m-cEr9TOg6UOkKID-k6IGT_K3JX46GED4r7cARaXX701WVcjpRrxxgW_oYZIah_qQsYeDgJnBmXMRFoj1BklLEwtmNnCsNomkXHj3JIV_uYphsEZcMBMX17yI6__MuV/s1600/PicsArt_1369042396585.jpg" imageanchor="1" ><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWT9Ruxn60U9AV2m-cEr9TOg6UOkKID-k6IGT_K3JX46GED4r7cARaXX701WVcjpRrxxgW_oYZIah_qQsYeDgJnBmXMRFoj1BklLEwtmNnCsNomkXHj3JIV_uYphsEZcMBMX17yI6__MuV/s320/PicsArt_1369042396585.jpg" /></a>kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-19141757222111928972013-09-12T11:01:00.000-07:002013-10-20T01:20:49.356-07:00Aku Teringat<p dir=ltr>Aku teringat... saat pertama kita bertemu...<br>
Kau berusaha menjauh dariku...<br>
Demi sahabatmu...</p>
<p dir=ltr>Aku teringat... saat pertama kali kau mengajakku kencan...<br>
Aku merasa hari itu adalah kencan pertamaku...<br>
Padahal tidak...<br>
Kau membuat ku terkesan...<br>
Dan aku rindu saat-saat itu...</p>
<p dir=ltr>Aku teringat saat ku berpergian bersmamu...<br>
Kau rangkul tubuhku...<br>
Kau lindungi aku...<br>
Kau genggam tanganku...<br>
Kita berjalan menelusuri keramaian...<br>
Seakan dunia milik kita berdua...</p>
<p dir=ltr>Aku teringat saat aku kedinginan...<br>
Kau selalu berikan aku kehangatan...<br>
Aku rindu pelukan itu...</p>
<p dir=ltr>Aku teringat aku menangis...<br>
Kau hapuskan air mataku...<br>
Dan berkata jangan menangis lagi...<br>
Aku rindu suaramu yang selalu menenangkan jiwaku...</p>
<p dir=ltr>Aku teringat saat-saat kita berdua...<br>
Kita saling melempar senyum...<br>
Aku rindu senyuman manismu...<br>
Aku rindu kecupan sayang dirimu...</p>
<p dir=ltr>Aku teringat saat bertemu orang tuamu...<br>
Untuk pertama kalinya...<br>
Sebagai pacarmu...<br>
Aku jadi salah tingkah...<br>
Dan saat itu kau berusaha mencairkan suasana...</p>
<p dir=ltr>Aku teringat saat kita makan berdua...<br>
Di malam yang romantis...<br>
Ditemani rintik hujan...<br>
Kapan itu terulang lagi???</p>
<p dir=ltr>Aku teringat di kala malam aku menangis...<br>
Kau kerjai aku...<br>
Kau buat aku takut...<br>
Kehilanganmu...<br>
Lalu kau tertawa dan bilang kalau semua itu bercanda...</p>
<p dir=ltr>Aku teringat saat kita becanda...<br>
Kita saling mengelitik dan tertawa...<br>
Setelah itu kau membisikkan...<br>
Jangan tinggalkan aku...<br>
Aku rindu bisikkan itu...</p>
<p dir=ltr>Aku teringat saat aku berulah...<br>
Kau selalu marah...<br>
Kau memandangku tajam...<br>
Aku takut saat-saat seperti itu...</p>
<p dir=ltr>Aku rindu...<br>
Pelukan...kecupan...genggaman...tatapan...bisikkan...suara...dan senyumanmu...<br>
Aku rindu saat-saat brsamamu...<br>
Aku rindu padamu...<br>
Sungguh merindukanmu...</p>
kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-80236711045869253982013-09-12T10:58:00.001-07:002013-10-20T01:22:13.526-07:00Sepenggal Kisahsekitar tahun 1997/1998 saya dan keluarga pindah kesana, gak banyak yang saat itu tinggal disana. tapi untung sejak wala saya pindah saya telah bertemu dia, teman tumbuh dan dewasa bersama. tak selang beberapa tahun sudah semakin banyak keluarga-keluarga baru disana. dan anak disebelah seumuran dengan si bungsu. mereka dibesarkan bersama-sama, sudah seperti keluarga sendiri. dan memasuki saat memasuki TK aku dan anak 0 besar ini selalu pulang bersama. aku, dia, anak 0 besar, dan teman si bungsu juga mengaji bersama tentu dengan teman-teman yang lain. tapi kami lebih dekat karena terlalu sering bermain dan bertualang bersama.
kami semua masuk SD yang sama, kecuali dia. tapi itu tidak menghalangi kami untuk bermain bersama sepulang sekolah. jadi ingat saat selesai subuh kami keliling-kwliling ladang dan kebun masyarakat untuk mencari "bayua" hingga disengat lebah, tapi tak pernah jera. atau pergi kesawah untuk buah hitam dan asam itu atau sekedar makan siang di dangau. dan kadang kami masih melakukannya saat weekend atau saat tidak ada kesibukkan sekolah. tapi beberapa tahun yang lalu kami mulai renggang, bukan karena berantem. teman si bungsu memilih masuk pesantren, tak lama keluarganya pindah, untung masih 1 kota dan masa SMA menyibukkan masing-masing kami.
Aku dan dia mulai memasuki masa-masa kuliah, tak bisa lagi stay disana. untung kami kuliah di kota yang sama, tak pernah bertemu walau sering berencana bertemu. dan tahun berikutnya anak 0 besar yang harus pergi kuliah ke kota lain. jarang berjumpa tapi hati dan jiwa ini masih dekat masih tetap sama perasannya saat bersama, saat taraweh bareng, saling ngebully, jjs bareng, tidur bareng. terakhir ngumpul bareng itu awal tahun, kita pergi ke kota sebe;ah yang hanya berjarak 1jam, tak lepas kegilaan sedikitpun sepanjang perjalanan. melakukan hal-hal gila dengan orang-orang gila walau pergi tanpa izin, yang penting pulang selamat. sebenarnya itu bukan ngumpul yang terakhir. beberapa bulan lalu keadaan memaksa kami untuk bersama, tante, mama anak 0 besar, mama juga bagiku dan yang lainnya harus pergi. yang bisa kami lakuakan disana hanya diam dan mencoba menghibur anak 0 besar yang mengangis tersedu-sedu karena kehilangan. dan tepat saat itu juga aku dan keluargaku harus mengosongkan rumah, pindah. benar-benar bukan suatu pertemuan yang diharapkan. sekarang kami hanya bisa berharap ada waktu yang tepat hingga bisa berkumpul lagi membuat kegilaan baru.kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-49955343924453363792013-09-12T10:34:00.000-07:002013-09-12T10:34:15.746-07:00Long Time not Bloggingudah lama juga ya gak blogging lagi, rasanya isi blog ini udah berdebu aja. dan mungkin banyak dari postingan-postingan ini yang perlu di update atau dihapus saja. tapi itu bukan persoalan, sepertinya blog ini akan memiliki sebuah suasana baru. kalau dulu selalu diisi dengan kisah-kisah setengah fiktif, sekarang sih sebenarnya gak terlalu beda, masih setengah fiktif juga. tapi mungkin pemerannya gak cuma Cinta lagi aja. bisa siapa aja, bisa aku, kamu, atau mereka. by the way,setengah fiktif itu maksudnya gak sepenuhnya real kisah nyata, tapi gak sepenuhnya juga murni khayalan, bisa dibilang itu cerita nyata yang dibumbui sedikit biar lebih menarik sih. gak penting juga ya? hahahaa. gak masalahnya, lagi excited ini ngepost lagi di blog. satu tulisan setelah ini, dan tulisan selanjutnya mudah-mudahan bisa cepat rangkum dalam waktu dekat. semoga dapat manfaat ya dari isi blog ini. jangan terlalu percaya sama kisah-kisah disini!kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-29732787418718322532012-10-19T00:28:00.001-07:002013-10-20T01:25:54.870-07:00Dilema atau GalauDilema atau galau? Kalau kata dilema yang digunakan kesannya terlalu berat terlalu dewasa, mungkin yang lebih cocok untuk perasaan Cinta saat ini itu galau. Biar dikira anak gaul zaman sekarang yang tiada hari tanpa galau. Sebenarnya galau itu apa sih? Galau adalah suatu perasaan tak menentu, keraguan yang menganggu. Kenapa jadi ngomongin galau?
Cinta telah lama mengurung diri dari dunia percintaan. 2 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mencintai diri sendiri dan melupakan semua kenangan lalu. Selama itu Cinta berfikir apa pacaran itu penting? Apa mencintai orang sebelum adanya ikatan itu perlu? Kejadian lalu yang membuat Cinta stress dengan putusnya hubungan Cinta dengan Aya, pria yang Cinta cintai melebihi dirinya sendiri, masih meninggalkan sebuah peringatan besar untuk tidak asal dalam mencinta.
Cinta tidak lagi anak kecil yang berfikir dan bertindak sesuai kehendak hatinya, kini Cinta lebih dewasa, berfikir lebih realistik. Perasaan hati bukan hal utama yang difikirkannya. Banyak hal yang lebih penting. Keluarga, pendidikan menjadi prioritasnya. Tapi apalah daya Cinta saat dia kembali.
Dia yang dulu pernah menemani hari-hari Cinta saat masih mengenakan seragam putih biru. Pria tampan, konyol, playboy, dan berandal. Kini dia datang setelah 5 tahun kami putus membawa banyak perubahan. Ia tidak lagi berandal, kini ia menjadi pria bertanggungjawab, sangat mencintai keluarganya, bukan playboy lagi tapi dia pria yang sering dihanyutkan oleh perasaan. Konyol, menghibur tetap pada dirinya yang kini telah dewasa. Raffi, mantan yang telah menjadi sahabat baikku beberapa bulan terakhir menyatakan isi hatinya agar bisa kembali menjalin hubungan yang lebih baik dari dahulu.
Cinta bingung, galau, apa dia harus menerima Raffi sebagai kekasihnya atau menolak Raffi dan menyakitinya lagi serta mengajaknya menjadi sahabat lagi. Cukup satu kali Cinta menyakiti hati Raffi saat dahulu meminta putus dengan alasan yang tidak jelas. Tapi apa menerima Raffi pilihan yang tepat? Cinta sendiri pernah berkomitmen untuk tidak berpacaran dengan orang tidak serius untuk mengarah menikah, karena dia terlalu sakit untuk ditinggal orang yang sangat dia cintai. Dan Cinta masih sangat senang dan bahagia jika dilirik serta mendapat perhatian kecil dari salah seorang temannya di kampus.
Cinta tak bisa memutuskan hal itu sendiri, hingga ia membuat sebuah perjanjian tertentu yang jika dilakukan Raffi, Cinta akan menerimanya, tapi hal itu tak diberitahu Cinta kepada Raffi, perjanjian itu hanya Cinta yang tau. Dan ternyata Raffi melakukan hal tersebut untuk Cinta. Tepat pada hari mereka bertemu, Cinta bingung, tapi dia tidak boleh mengikari janji yang dibuatnya sendiri. Telah diperingatkan oleh Putri, sahabat Cinta saat ini untuk memikirkan lebih matang hal ini, jangan karena tidak enak menolak, atau kesenangan sesaat, dan paling penting jangan menyesal mengambil keputusan tersebut karena cinta tak dapat dipaksakan. Dan apa yang dapat dilakukan Cinta saat Raffi menagih jawaban tersebut? Cinta menepati janjinya dan menerima Raffi.
Tidaklah buruk menjalin hubungan dengan mantan karena telah saling mengetahui sifatnya satu sama lain. Dan Raffi bukanlah orang yang buruk untuk dibawa diskusi mengenai hidup, karena hidupnya jauh lebih berat dari Cinta. Cinta sama sekali tidak menyangka Raffi akan sangat mencintainya, karena Cinta sekarang lebih cuek, lebih tertutup dan menjaga privasinya, terutama hubungannya dengan pria. Bahkan Raffi juga masih banyak ingat kejadian-kejadian masa lalu saat mereka masih bersama.
Cinta yang saat itu hanya memiliki perasaan sayang sebagai sahabat terhadap Raffi merasa sangat bodoh. Bagaimana mungkin Cinta bisa menyakiti Raffi lagi? Kini Cinta sedang belajar mencintai Raffi, walau sedikit sedikit, cinta berusaha agar benih-benih cinta tumbuh dalam dirinya untuk Raffi. Namun dicintai seseorang sepenuh jiwa, dan tidak dapat membalas sebesar cinta yang diberikan, benar-benar membuat Cinta merasa tersiksa. Dan bayangan teman Cinta di kampus juga masih sering muncul dibenak Cinta walau Cinta sedang bersama Raffi. Teman Cinta di kampus yang kembali mendekati Cinta entah kenapa, dan juga kenapa harus mendekati lagi disaat Cinta telah bersama Raffi?
Cinta benar-benar bingung menghadapi hal ini, ia tidak ingin menyakiti Raffi yang sangat mencintainya tapi Cinta juga tidak bisa berbohong dan berkata kalau dia tidak senang saat teman dikampusnya itu mendekatinya lagi. Yang dipegang Cinta saat ini, hanyalah komitmennya yang pernah ia buat beberapa saat lalu bersama Raffi. Karena masih terlalu awal bagi Cinta untuk menyerah belajar mencintai seseorang yang telah mencintainya. Satu hal yang kini ia sadari, bahwa dicintai saja itu tidak bahagia, tapi beban. Yang bahagia itu saat dicintai dan mencintai.
kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-5880041567390722732012-10-19T00:27:00.001-07:002013-10-20T01:27:50.551-07:00PriaJika dikatakan menyendiri, kata itu kurang tepat mendeskripsikan keadaan Cinta saat ini. Cinta hanya menutup diri dari pria-pria yang mendekatinya. Namun tidak jarang Cinta merasa aneh kepada dirinya sendiri yang terkesan tak akan didekat para lelaki. Biarlah hal itu, cinta tak terlalu memperdulikannya. Cinta hanya akan mencintai dirinya sendiri dan keluarganya terlebih dahulu, hingga ia akan benar-benar siap untuk menerima dan mencintai orang lain dalam hidupnya. Dan Cinta tidak sendiri, masih ada teman-temannya yang selalu didekat Cinta dan tempat Cinta berbagi.
Cinta pernah didekati oleh salah seorang temannya di kampus, tapi Cinta tidak memberikan respon yang lebih, karena Cinta yang kini lebih cuek dan tidak agresif, walau sebenarnya Cinta memendam rasa suka kepadanya sejak awal kuliah. Tapi ternyata yang namanya pria itu sekali pdkt dia tidak hanya mendekati satu orang saja, dia juga mendekati orang lain. Nyatanya, saat itu dia pdkt dengan Cinta dan beberapa hari tidak menghubungi Cinta lagi dan tiba-tiba dia telah jadian dengan teman kampus Cinta yang lain. Cinta hanya tertegun atas apa yang dilakukannya, tak tahukah dia kalau ada yang tersakiti?
Cinta juga pernah didekati pria lain, tapi pria ini berbeda, dia banyak dekat dengan wanita dan entah kenapa dia bisa mendekati Cinta yang bukan salah satu diantara sekumpulan wanita yang anggap saja geng yang dekat dengannya. Cinta senang berada didekatnya, karena ia selalu menghibur, dan Cinta menyadari kalau dia mendekati bukan untuk dijadikan pacar dan dia lebih cocok dijadikan sebagai sahabat. Kami dekat, bahkan setelah dia jadian dengan orang lain pun kami tetap teman dekat sepertii dahulu.
Senior, Cinta tidak tau apa yang ada dibenaknya kini, apa dia terlalu merasa lebih atas perhatian-perhatian kecil yang diberikan orang lain padanya? Sama halnya dengan senior Cinta yang satu ini, bisanya memandangi Cinta setiap kesempatan itu ada. Apa Cinta selalu salah dimatanya? Yang pasti Cinta tidak mau GR karena senior ini, karena ia tidak melakukan apapun untuk Cinta, ia hanya memandangi.
Dan orang yang sempat disukai Cinta di kampus, kini telah putus dengan pacarnya. Dia kembali lagi mendekati Cinta, tak tau apa maksud dan tujuannya, Cinta hanya bersikap seperti tak pernah terjadi apa-apa pada diri Cinta. Dan Cinta mulai mencoba untuk meyakinkan diri kalau dia tidak akan mungkin mau serius dengan Cinta, karena Cinta sangat berbeda dengan mantannya, Cinta bukan tipenya dan Cinta tak ingin diberi harapan palsu lagi olehnya untuk kedua kalinya, walau sebenarnya Cinta menyukai harapan tersebut.kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-18393549921547482752012-10-19T00:25:00.002-07:002013-10-20T01:25:16.993-07:00Cintailah Dia yang Membuat CintaOleh : WR, HPHW, UN
(2009)
Tengadahkan wajahmu angkat kedua tanganmu
Ingat berapa lama hidupmu sia-sia
Ingat kapan terakhir kali kau ucap ‘Lailahaillallah’ hingga membuat hatimu bergetar
Kapan terakhir kali kau terhanyut dalam bacaan alquran, memahaminyya ditengah kesunyian malam
‘Dengarkanlah’ air matamu akan mengalir jika kau bernar-benar merasakan
Temukan suatu tempat, begitu panas sangat menakutkan
Yang terdengar hanya jeritan kesakitan dan teriakan kepedihan
Dan yang kau lakukan hanya menangis, merintih mengucap penyesalan
Tuhan berkata
“Kenapa tak kau telingamu untuk mendengar yang baik
Kenapa tak kau gunakan matamu untuk melihat yang baik
Dan kenapa tak kau gunakan mulutmu untuk bicara yang baik
Ketika dunia berhenti berputar, ketika itu manusia tak sanggup lagi berharap
Ketika matahari digulung dan tak kan bisa lagi menerangi
Dan dalam sekejap menelan semua kemunafikan
Ketika itu laut menyerang membongkar semua kesombongan manusia,
Ketika itu mulut tak lagi bersuara,
Semua terendam dalam pekikan dan kematian
Dan ketika itu kita kan sadar, betapa kecilnya kita dihadapan Tuhan,
Dan ketika itu kita sadar, betapa seringnya kita mediami perkataan Tuhan
Jika hari itu tiba, kau akan berpikir, andaikan aku tak begitu, ohh…
Betapa indahnya surga itu, tapi tiba-tiba kau terjatuh
Kedalam NERAKA
Api setan itu akan tersenyum menanti kedatanganmu
Masih bisakah kau berkata suci, sedang kau tak pernah mensucikan diri,
Masih bisakah kau mencari cacat orang lain, sedang kau tak pernah menyadari kecacatanmu,
Masih bisakah kau tertawa, sedang kau belum cukup siap untuk menghadapi hari itu
Kemana kau akan mengadu? Hartamu tak bisa membawamu keluar,
Bahkan cinta yang kau puja tak bisa berbuat apa-apa,
Cintailah siapa yang membuat cinta…
Camkan… hari itu benar-benar ada
Entah hari ini, entah esok, entah kapan…kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-49370098983200501232012-06-12T06:08:00.000-07:002013-10-20T01:32:58.124-07:00Menunggu Padamnya ApiDisini aku sendiri. Merenung dengan sebuah kue ulang tahun dan lilin-lilin cantik menghiasinya. 5 Januari 2012, seharusnya ini menjadi hari yang membahagiakan untukku dan 4 orang sahabatku. Seharusnya lilin ini telah ditiup daritadi. Seharusnya aku bercanda gurau, berbagi cerita, membuat makanan untuk cemilan, dan pastinya bersenang-senang dengan mereka. Seharusnya, ya seharusnya. Ingin aku mengacak-acak kue ini dan aku patahkan saja lilinnya. Tapi kenapa, hati dan jiwa ini tak sanggup bertindak.
Masih jelas dalam ingatanku saat awal aku bertemu mereka. Sedikitpun aku tidak menyangka jikalau kami akan menjadi satu. Awalnya, siapa itu Vian? Dia hanya orang asing dari luar kota, salah satu kota yang dilalui garis khatulistiwa dan berobsesi sekali menjadi pemimpin. Atau siapa itu rahma? Gadis kecil, imut, hitam manis dari madrasah. Kenapa ia masuk sekolah umum? Padahal dia kan jilbaber. Entahlah. Lihatlah aku dan dua teman baikku dikelas ini Tya dan Cindy, serta teman-temanku yang lainnya yang memang sudah rayonnya kesini dan tentunya kami satu almamater.
Awalnya, Tya memang dekat dengan dengan Vian tapi hanya dekat di luar saja tidak untuk didalam hati. Bahkan tidak jarang kami membicarakan Vian dari belakang. Semua hal yang kami ketahui tentang dia tak luput untuk jadi bahan gunjingan kami. Begitu juga Rahma, kalau dalam bahasa Inggrisnya, "she's nothing." Tapi, saat dia berpacaran dengan salah satu teman baik kami saat SMP, dia mulai dianggap ada.
Bahkan teringat jelas dibenakku saat homestay di danau Maninjau. Di kamarku ada tiga orang, tentunya itu adalah Aku, Tya, dan Cindy. Dan tepat dikamar sebelah kami, kamar Vian dan Rahma. Mungkin aku pantas dikatakan sebagai seorang penguntit atau sejenisnya, karena pada saat malam, Aku dan Tya menguping pembicaraan Vian dengan pacarannya. Sangat kurang kerjaan dan benar-benar tidak terpuji. Aku juga ingat kejadian "oyen" yang terjadi malam itu. Saat seseorang mencandai Vian yang sedang beristirahat, karena mengganggap itu panggilan dari seorang teman, Vian langsung saja mengintip dari balik pintu kamarnya dengan pakaian "U can see" berwarna oren. Tak tahu kenapa, ternyata peristiwa itu disaksikan teman-teman yang laki-laki hingga jadilah peristiwa oyen.
Jika ada yang bertanya kapan awal kalian menjadi sangat dekat? Aku akan berkata selalu berkata hal yang sama, "aku tidak tahu." Tapi aku tahu kalau kami semakin dekat saat kami mulai les matematika. Setiap sabtu sehabis sekolah kami selalu menyempatkan diri untuk makan bersama di cafe dekat sekolah sambil bercerita berbagai hal, bercanda gurau hingga waktu untuk les tiba. Kadang saat weekend dan tidak ada kegiatan les, kami selalu menyempatkan diri untuk berkumpul di rumahku atau di rumah Rahma untuk sekedar bercerita, menonton, atau kadang mencoba berbagai resep-resep baru. Bahkan, saat-saat tertentu, kami menginap dan esok paginya kami maraton.
Semua kisah indah kami lalui bersama dan tidak jarang kami melalui saat-saat sedih dan sulit bersama. Kami selalu menemani Tya sewaktu ia putus dengan pacar yang telah bersamanya hingga tiga tahun, hingga akhirnya ia bisa menemukan pengganti di hatinya. Menemani Rahma saat ia dirawat di Rumah Sakit. Menyemangati Vian dan selalu disampingnya saat kedua orangtuanya harus berpisah. Mereka juga selalu menghiburku saat aku ditinggal pergi oleh pacarku. Tidak jarang juga kami saling mengingatkan dalam berbagai hal. Terutama mengingatkan Cindy untuk tidak terlalu mencemaskan berbagai hal dan mengurangi sifat cueknya.
Namun tak jarang kami berantem untuk hal-hal kecil hingga hal-hal besar dan membuat dua diantara kami tidak bertegur sapa. Seperti aku dan Vian yang sering berantem kecil atau bisa dikatakan cekcok. Tapi juga pernah ada kejadian besar yang membuat Rahma harus menjauh dari kami, berawal dari masalah pribadi Vian dengan Rahma lalu berlanjut pada masalah Tya dan Rahma dan membuat Rahma menjauh dari kami.
Cerita yang penuh gelombang memang. Tapi kami bersyukur, karena beberapa bulan sebelum UN, kami telah berbaikan dan kembali berkumpul. Tak lama, kami harus berpisah karena kuliah di jurusan yang berbeda, mungkin memang masih satu universitas, tapi kami telah sibuk pada urusan masing-masing. Rahma yang berbeda universitas dengan kami membuat hubungan kami semakin renggang.
Tya dan Vian yang berada di satu asrama, memang bisa melakukan banyak hal bersama. Tapi hal itu juga tidak bertahan lama, mereka berdua tiba-tiba saja tidak bertegur sapa lagi. Tenyata ada kesalahpahaman diantara mereka, Vian yang waktu itu meninggalkan Tya begitu saja karena menurutnya, Tya dijemput pacarnya, tapi ternyata tidak. Dengan kekanak-kanakkan Tya membalas perbuatan Vian dengan menyebut kebaikannya saat merawat Vian ketika sakit di Asrama. Sejak saat itulah hubungan kami merenggang. Ditambah lagi kami tidak pernah lagi berkumpul bersama seperti saat pertama kami dekat.
Biasanya hari ini selalu kami tunggu-tunggu. Tapi hari ini begitu sepi, tidak ada lagi kebahagiaan seperti dua tahun yang lalu. Saat kami tetap tersenyum bahagia walau merayakan hari persahabatan kami hanya dengan sebuah kue sederhana dan mie goreng buatan sendiri. Sungguh, kebahagiaan hari itu sangat aku rindukan. Tak yakin apa aku bisa merasakan bahagia itu lagi atau tidak. Tak satupun dari mereka yang mengingat hari ini. Aku masih tetap disini, ditemani detak jam, sinar rembulan, serta sebuah kue dengan lilin yang menunggu padam. Aku selalu disini, menunggu, menunggu api yang akan padam.
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkV9MKZpTO5mGxF07XeCbLG6KtdOxjZJikIrRQqTdFRKuFyQgSU3E-ivQjBUuCZrCyB0h4SquBode-rRXLZdpmnfcScFijzsQ8MXM6p5wiqMz9NRc6YLMY_bBTi-5SWCp9iRr9V9u8Gg-U/s1600/ca.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="135" width="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkV9MKZpTO5mGxF07XeCbLG6KtdOxjZJikIrRQqTdFRKuFyQgSU3E-ivQjBUuCZrCyB0h4SquBode-rRXLZdpmnfcScFijzsQ8MXM6p5wiqMz9NRc6YLMY_bBTi-5SWCp9iRr9V9u8Gg-U/s320/ca.jpg" /></a>kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-68847738218066343772011-03-12T21:48:00.000-08:002013-10-20T01:39:23.515-07:00Warung, AnggurSambil menunggu pesanan makan siang, aku masih tetap memikirkan yang baru saja terjadi. Disini aku melihat seorang nenek yang segar bugar melayani kami berbelanja. Mencari nafkah sendiri di sebuah warung yang hanya sebesar 4x3 meter. Dipenuhi berbagai jenis makanan ringan dan bangku-bangku panjang serta meja panjang yang sepertinya sering digunakan masyarakat muda sekitar daerah tersebut untuk bermain domino. Hal itu terlihat dari adanya bagian yang tak sedikit terkena tumbukan berkali-kali.<br /><br />Tadi pagi aku sampai ke tempat ini untuk memenuhi mengikuti Perayaan Maulid Nabi Muhammad S.A.W. sekaligus untuk mengingatkan kami agar selalu menghormati orang tua. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) atau yang lebih dikenal dengan nama Panji Jompo menjadi tujuan kami. Seluruh guru, karyawan, serta siswa di sekolahku datang berkunjung kesini.<br /><br />Kami semua dikumpulkan di sebuah aula. Tidak cukup besar untuk menampung kami yang hadir lebih dari 250orang ditambah dengan warga PSTW. Dimataku, bangunan aula ini tidak berubah sekitar 10tahun terakhir ini. Yang berubah mungkin hanya cat yang terlihat dari warna oren bercampur coklat dari langit-langit di panggung. Serta warna putih dari dinding-dinding aula. Semua gambar yang tergantung di dinding aula sudah terlihat memiliki usia lebih dari 10tahun. Warna yang seharusnya putih menjadi kuning kecoklatan pada gambar-gambar tersebut. Banyak gambar yang terpajang mengenai kegiatan kakek nenek disini, apa yang mereka butuhkan, bagaimana psikologi mereka hingga dokumentasi lama yang fotonya juga sudah menguning. Lantai ruangan yang kekurangan tikar untuk alas duduk juga membuktikan kalau ruangan ini jarang digunakan.<br /><br />Kami semua duduk berhimpit-himpit, sangat sedikit ruang yang ada antara aku dan teman disampingku. Walau begitu kami tetap mengikuti rangkaian acara ini dengan sepenuh hati. Memang aku akui kalau tidak semua hal yang disampaikan pada kata sambutan aku dengarkan. Tapi ada hal benar-benar ku ingat. Cerita dari Bapak Rauf Kepala PSTW. Kisah cinta antara Rio dan mantan kekasihnya Viny. Viny yang baru saja pindah lagi ke kampungnya di Sawahlunto mendengar kabar bahwa mantan kekasihnya, Rio berada di PSTW. Dengan segera. Viny menghubungi Bapak Rauf untuk menanyai kebenaran berita tersebut. Tapi ternyata, tak ada yang bernama Rio dari Padang Ganting yang tinggal di PSTW, dan yang ada hanyalah Pak Kumro, orang tua Rio. Pak Rauf hanya bisa memberikan nomor hp Rio yang dimiliki Pak Kumro pada Viny. Tak lama setelah Viny menghubungi Rio, Rio pulang kampung dari Madura untuk menemui sang mantan, Viny. Rio kini telah sukses, memiliki mobil pribadi yang mewah, rumah makan yang sudah berkembang di Madura dan Jawa Timur. Rio tidak lama berada di Padang Ganting. Karena setelah bertemu Viny ia akan segera kembali tanpa melihat atau bahkan mengunjungi Pak Kumro agak sebentar. Akhirnya Pak Rauf menyuruh Pak Kumro untuk menemui anaknya di kampung. Tapi apa yang didapatkan oleh Pak Kumro? Hanya uang sebesar Rp 100.000,00, Rio tidak mengajak ayahnya untuk tinggal bersamanya, bahkan menanyai apa yang sedang dibutuhkan oleh ayahnya saja tak ada. Benar-benar membuatku miris. Inikah bentuk malin kundang yang baru? Aku tak bisa menjawabnya.<br /><br />Itu hanya segelintir kisah yang mungkin aku ketahui. Tapi Panti ini tidak hanya berisikan kisah-kisah sedih, kisah cinta juga terjadi disini. Ada juga kakek nenek yang berpacaran, berebut pacar, hingga ada kakek nenek yang dinikahkan oleh pihak panti. Secara sah tentunya.<br /><br />Setelah mendengarkan 3 kata sambutan, kami masuk ke acara inti, ceramah agama. Ceramah yang disampaikan ustad kali ini tidak hanya menceritakan kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. ke dunia ini. Tapi ustad ini juga memberikan materi mengenai sikap menghormati orang tua. Ustad menyampaikan berbagai kisah. Dan ustad juga mengatakan kalau sebenarnya orang tua yang telah berusia senja itu kembali kemasa mereka masih batita (bawah tiga tahun). Mereka perlu kasih sayang yang melimpah, mereka membutuhkan perhatian lebih. Terkadang, memang sebagian orang tua atau kakek nenek kita butuh perhatian yang lebih banyak lagi, karena mereka tak bisa mengurusi dirinya sendiri lagi. Tapi sungguh, bagi seorang anak saat itulah seharusnya mereka tunggu untuk membalas kembali kasih sayang yang telah mereka berikan saat kita masih kecil.<br /><br />Tak lama kami mendengarkan ceramah, seluruh siswa dibagi perkelompok untuk mewawancarai kakek-nenek yang berada disini. Aku dan teman-teman sekelasku mendapat Wisma Anggur untuk kami bawa wawancara, atau lebih pas bercengkrama dan makan siang bersama. Wisma Anggur yang terdiri atas 4 kamar kakek-kakek dengan luas masing-masing sekitar 2-3 meter persegi, dua buah kamar mandi, ruang makan dan ruang unutk nonton tv yang digabungkan menjadi satu, serta satu kamar unutk petugas, istri dan seorang anaknya.<br /><br />Wisma Anggur dihuni oleh 8 orang kakek-kakek yang memiliki umur berbeda, asal berbeda, sikap yang pasti berbeda, serta lama berada di PSTW juga sangat beragam. Penghuni Wisma Anggur yang pertama adalah Kakek Ramli. Beliau berasal dari Koto Tuo Simabua, berumur 81 tahun. Beliau sudah 1,5 tahun berada di Panti Sosial ini. Saatku tanya, ”Sia yang ma antaan kek kamari dulu?” beliau menjawab ”Anak!”. Apa yang aku tanya, hanya itu yang dijawab kakek. Kakek ini sepertinya tidak banyak bicara. Terkesan seperti kakek cool. Tapi aku tahu, kalau beliau kesini karena anaknya yang tidak mampu merawatnya faktor ekonomi. Anaknya hanya seorang petani yang bersawah kecil di kampung. Dan yang membuat kakek tetap bahagia, anaknya selalu datang mengunjunginya sekali dalam sebulan membawa cucunya. Itu yang bisa membuat beliau tersenyum saat bercerita.<br /><br />Penghuni kedua adalah Kakek Ahsan. Beliau berasal dari Batipuah Ateh. Umurnya 85 tahun, dan telah 1 tahun berada di PSTW. Kakek yang terlihat sangat pendiam ini dahulunya berladang di kampung. Memiliki 5 orang anak. Tapi tak seorangpun yang berada di kampung. Karena beliau menolak untuk meninggalkan kampung halaman, beliau di bawa ke Panti. Dan disinilah ia sekarang menghabiskan sisa hidupnya tanpa kasih sayang anka-anaknya.<br /><br />Penghuni ketiga adalah Kakek Jazin dari Koto Baru Simabua. Menurut teman-temannya, beliau yang paling tua disini. Tapi setelah ditanya berapa usianya, kakek ini menjawab bahwa usianya 82 tahun 3tahun lebih muda dari Kakek Ahsan. Kakek ini memiliki kesulitan dalam mendengar. Tapi beliau tetap berusaha mendengarkan pertanyaan-pertanyaanku. Aku di beritahu anak 8 orang, dan salah satunya bekerja di bagian dapur PSTW. Kakek diantarkan anak-anaknya kesini lantaran anaknya tidak sanggup membiayai orang tuanya. Kakek Jazin menceritakan semua kisah hidupnya kepadaku. Beliau sangat mahir berbahasa Jepang, dan tak malu-malu, beliau mencoba berbahasa Jepang walau hanya menyebutkan Angka yang ditanya. Saya rasa, dahulu memang bisa berbahasa Jepang, namun kini mungkin bahasa itu telah jarang digunakannya.Ia dahulu juga ikut berperang melawan Jepang, Beliau beserta teman-temannya dahulu melawan jepang dengan menjatuhkan batu untuk menghambat perjalanan tentara Jepang dan berusaha menghancurkan Jepang dengan peralatan yang seadanya. Tapi itu tak lama beliau lakoni. Karena setelah cukup umur, Kakek pergi berdagang dari Sumatera Barat hingga Riau. Dan di Riaulah Kakek bertemu istrinya. Kakek yang berprofesi sebagai penjual es cendol bertemu dengan istrinya yang saat itu bekerja di toko kain. Mereka menikah, dan mencoba menjual kain di Padang. Tapi karena usahanya tak berjalan lancar, beliau terpaksa pulang kampung dan menghabiskan waktu selama 13 tahun di PSTW beberapa setelah tahun istrinya meningal.<br /><br />Penghuni keempat adalah Kakek Almanar dari Sungai Jambu Kec. Pariangan. Beliau berumur 82 tahun dan sudah 8 bulan berada di PSTW. Seumur hidupnya, beliau hanya menikah sekali, namun sayang, Allah belum mengaruniainya seorang anakpun hingga istrinya menghembuskan nafas terakhir. Kakek dahulu berdagang dari pasar ke pasar bersama almarhummah istrinya. Saat ditanya mengapa bisa sampai disini, dengan santai beliau menjawab ”Ndak ado yang ma urus”. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman tipis.<br /><br />Penghuni kelima adalah Kakek Munir. Beliau berasal dari Balai Gamba, Batipuah Ateh. Kakek ini berusia 73 tahun, dan telah 2 bulan berada di PSTW ini. Dahulu beliau bekerja sebagai petani. Beliau pernah menikah, namun bernasib sama seperti Kakek Almanar, beliau tidak dikaruniai seorang anakpun.<br /><br />Penghuni kelima adalah Kakek Umar. Beliau dari daerah Ombilin. Berusia 77 tahun dan sudah 4 bulan berada di PSTW. Kakek ini sangat jarang berbicara, bisa dibilang pendiam seperti Kakek Ahsan. Hingga selama kami berada di Wisma Anggur, beliau hanya terdiam duduk di tempatnya sambil melihat apa yang sedang terjadi di Wismanya.<br /><br />Penghuni keenam adalah Kakek Ujang. Beliau berasal dari Pangian, Lintau yang sudah berusia 71 tahun. Beliau sudah 4 tahun berada di PSTW ini. Beliau berkata kalau dia berada disini karena diantarkan oleh Wali Nagari disana. Kakek Ujang, seumur hidupnya tidak menikah, beliau selalu membujang seperti namanya. Hidupnya sendiri di kampung, ia bertani untuk membiayai kehidupannya. Kakek ini terlihat begitu kesepian dan membutuhkan perhatian dimataku. Karena setiap ada kesempatan, Kakek selalu berusaha mengambil perhatian kami dengan menjelek-jelekkan teman-temannya dari belakang. Kadang dia berkata kalau temannya tersebut gila, namun lebih sering Kakek berkata ”Ntah iyo ntah indak tu! Jan pacayo lo lai. Nyo panduto.”. Kakek ini benar-benat selalu seperti inikah kesehariannya? Jika iya, bagaimana hubungannya dengan teman-temannya?<br /><br />Penghuni ketujuh adalah Kakek Udin dari Batua, Sungai Tarab. Usianya 78 tahun dan sudah 8 bulan berada di Panti. Kakek ini datang sendiri kesini. Aku tak tahu alasannya, karena aku menyerah berbicara dengan beliau. Pendengarannya sangat terganggu. Yang bisa aku tangkap hanyalah wajahnya yang bahagia menyambut kedatangan kami.<br /><br />Penghuni terakhir, yang kedelapan adalah Kakek Hadi dari Bukittingi. Usianya 74 tahun dan baru 3 hari berada di Panti ini. Dahulu Kakek adalah seorang Dosen di Universitas Lampung jurusan Biologi, lalu Kakek masuk ke ranah politik dan terpilih menjadi Ketua DPRD di salah satu daerah di Lampung. Kakek dahulunya kukira adalah orang yang hebat, karena itu terbukti hingga kini yang bisa menjawab semua pertanyaan kami walau pertanyaan itu agak kekinian. Benar-benar bukan orang sembarangan. Tapi entah kenapa, dari 3 orang anaknya, tidak ada satupun yang mau merawatnya. Semua saling bahu membahu menolak untuk merawat Kakek. Padahal, sekaya apapun mereka kini, sehebat apapun mereka kini, itu semua berkat Kakek yang membesarkan mereka. Akhirnya Kakek datang ke PSTW setelah diantarkan oleh mantan mahasiswanya saat di Unila. Sangat bercerita bersama Kakek, senyum terkembang dari bibirnya tiada henti. Sangat berbeda ketika ia masih mengurung diri di kamar untuk beberapa saat. Beliau bercerita tentang berbagai hal yang ingin kami ketahui, beliau measehati kami untuk tidak berpacaran saat masih bersekolah, dan jika telah tamat nanti ingin berpacaran kami harus berpacaran yang sehat. Dan yang membuat aku tertawa adalah ketika aku bertanya kepada kakek yang dahulunya seorang Dosen, ”Kakek bisa bahasa Inggris?” kakek menjawab, ”I dsureineprnxapdj” sebuah kalimat tak jelas tanpa arti apapun. Lalu kakek berkata lagi, ”Bahasa Inggris itu menipu! Yang tertulis apa, yang dibaca juga apa, berbeda”. Spontan, kami langsung tertawa bersama Kakek.<br /><br />Aku tidak hanya bertanya dan mengobrol dengan Kakek-kakek, tapi aku juga mengobrol dengan Kak Tina, istri petugas di Wisma Anggur. Kak Tina berkata kalau mengurusi Kakek-kakek ini tidaklah sulit, karena mereka telah tahu apa yang harus mereka lakukan setiap harinya. Mereka mencuci pakaian sendiri, karena telah disediakn mesin cuci dan mereka telah diajari cara menggunakannya. Makan mereka juga telah ada yang menyediakannya. Mereka jika tak ada kegiatan bisa menonton atau melakukan hal lainnya. Mereka tidak terkekang oleh berbagai peraturan. Yang susah hanyalah ketika mereka bertengkar hanya karena hal-hal kecil, seperti lupa menyiram lobang WC setelah BAB. Atau kakek yang memang rata-rata sudah pikun lupa mencuci pakaiannya dengan deterjen. Serta Kakek yang kadang berbuat hal aneh-aneh saat merindukan anaknya. Itu yang dikatakan Kak Tina, melihat keramahan Kak Tina, aku juga menjadi yakin kalau ini juga menjadi salah satu alasan Kakek-kakek kerasan berada disini. Selain mereka tak perlu memikirkan hal mendasar lagi, mereka juga di temani oleh penjaga yang mengganggap mereka seperti orang tua sendiri.<br /><br />Mereka yang sepertinya selalu terlihat sedih karena tak ada yang begitu memperhatikan mereka dan menyayangi mereka seperti mereka dahulu menyayangi anak mereka. Aku lihat foto-foto kunjungan mahasiswa Akper yang tertempel di dinding, Kakek-kakek terlihat bahagia. Saat aku bersama Kakek-kakek dan teman-teman berfoto aku melihat Kakek, mereka penuh dengan semangat dan senyum bahagianya. Saat makan bersama juga terlihat mereka makan dengan lahap, walau sebenarnya itu belum jam makan mereka. Kunjunganku kesini bersama teman-teman dan guru-guru membuat mereka bahagia. Itu yang dapat ku tangkap. Mereka butuh hangatnya kekeluargaan.<br /><br />Setelah semua usai, aku dan beberapa orang teman, menuju warung Nenek yang berada di sebelah PSTW. Dahulu saat aku masih di bangku SMP, aku sangat sering kesini untuk makan siang. Begitu juga kali ini, namun ada yang berbeda, dahulu Nenek masih tinggal bersama anak perempuannya, tapi kali ini anaknya tersebut tak terlihat lagi. Aku bertanya-tanya sendiri. Apa Nenek juga ditinggalkan oleh anaknya dan akan dibuat seperti penghuni Wisma Anggur yang kesepian tanpa kasih sayang anak-anaknya? Jawabanku langsung terjawab saat aku tengah makan, anak Nenek itu datang dengan membawa seorang bayi Nenek langsung menyambut kedatangan mereka dengan bahagia dan segera menggendong cucu yang telah mengambil hati Nenek.kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-24918323531442283312011-03-12T20:41:00.000-08:002013-10-20T01:41:02.444-07:00HilangTersenyumlah saat kau mengingatku<br />Karena saat itu aku sangat merindukanmu<br />Dan menangislah saat kau merindukanku<br />Karena saat itu aku tak berada disampingmu<br />Tetapi pejamkanlah mata indahmu itu<br />Karena saat itu aku akan terasa ada di dekatmu<br />Karena aku telah berada dihatimu<br />Untuk selamanya<br />Tak ada yang tersisa lagi untukku<br />Selain<br />Kenangan-kenangan yang indah bersamamu<br />Mata indah yang dengannya<br />Aku biasa melihat keindahannya cinta<br />Mata indah yang dahulu adalah milikku<br />Kini semuanya terus jauh meninggalkanku<br />Kehidupan terus kosong tanpa keindahanmu<br />Hati cinta dan rinduku adalah milikmu<br />Cintamu takkan pernah membebaskanku<br /><br />Bagaimana mungkin aku terbang mencari cinta yang lain<br />Saat sayap-sayapku patah karenamu<br />Cintamu akan tetap tinggal bersamaku<br />Hingga akhir hayatku dan setelah kematian<br />Hingga tangan Tuhan menyatukan kita lagi<br />Betapapun hati telah terpikat pada sosok terang dalam gelap<br />Yang tengah menghidupkan sinar hidupku<br />Namun tak dapat menyinari dan menghangatkan perasaanku yang sesungguhnya<br />Aku tidak pernah bisa menemukan cinta lain<br />Selain cintamu<br />Karena mereka tak tertandingi sosok dirimu dalam jiwaku<br />Kau takkan pernah terganti<br />Bagai pecahan logam yang mengekal<br />Kesunyian, kesendirian dan kesedihanku<br /><br />Kini aku telah kehilanganmukalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-69625525406996768882010-12-26T02:30:00.000-08:002011-02-14T04:30:53.105-08:00Motto, Nasihat, dan Kata Bijak Lainnya.Hanya keyakinan dan kesadaran yang bisa membuat diri berubah secara instan.<br /><br />Kepercayaan, impian dan kebahagiaan adalah kado terindah untuk dimiliki.<br /><br />Yang penting itu proses, bukan hasil.<br /><br />Bukan pintar yang membuat kita sukses. Tapi keberanian yang mendorong kita untuk sukses.<br /><br />Hidup dinikmati bukan untuk disesali.<br /><br />Orang yang saling mencintai,walau terpisah sejauh apapun pasti akan kembali bersama.<br /><br />Waktu itu seperti air.<br /><br />Cinta berdiri bukan beralasan "karena", tapi ia berdiri tegar karena "tetapi".<br /><br />Tulislah mimpi-mimpi mu secara nyata.<br /><br />Jangan pernah takut bermimpi menakhlukkan bumi.<br /><br />Jalanilah semua dengan ikhlas, maka kamu akan merasakan indahnya.<br /><br />Saat mengungkapkan cinta, jangan pernah berharap dia kan menerima cintamu, tapi berharaplah kamu kan bisa mencintainya slalu.<br /><br />Jika ingin berhasil dan memiliki sesuatu dan ingin menang. selalu dengar kata hatimu. Jika hati tak dapat menjawab, pejamkan matamu dan sebut nama ayah ibumu. Maka kau akan mencapai apa yang ingin kau tuju. Semua kesulitanmu akan ringan dan kau akan menang, hanya kau akan menang.<br /><br />Cinta adalah keindahan, kejujuran adalah warna keindahan.<br /><br />Tak ada tuhan yang akan membuat sebuah dunia dengan begitu banyak manusia tanpa seorangpun yang mencintai mereka. Jika dunia dibuat dengan sebuah rencana, seharusnya akan cukup banyak orang untuk mencintai semuanya.kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-8840866723015166702010-11-27T05:57:00.000-08:002013-10-20T01:54:17.340-07:00masa lalubila ada tangis<br />maka akan ada tawa disampingnya<br />bila ada keberhasilan<br />maka akan ada kegagalan disampingnya<br />jika aku bisa memilih<br />antara masa lalu dan masa sekarang<br />aku akan memilih masa lalu<br />dimana aku bisa menangis terharu<br />dan tertawa karenanyakalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-50035397998868423892010-10-29T04:48:00.000-07:002013-10-20T01:53:32.694-07:00Tuhan Ampuni Kami [untuk saudaraku di Mentawai, Yogya, dan Wasior]Kami bersedih<br />Kami merenung<br />Kami tabah<br />Akan cobaanMu<br /><br />Saat Engkau memperingatkan kami<br />Kau luapkan air kemarahanMu<br />Kau buat kami yang di timur ini menangis<br />Kehilangan tempat tinggal<br />Harta benda<br />Sanak saudara<br /><br />Saat Engkau menegur kami<br />Kau tumpahkan sebagian kebencianMU<br />Kau buat kami yang dari barat ini tertegun<br />Akan besarnya kuasaMu<br />Tingginya diriMu<br />Dahsyatnya lecutanMu<br /><br />Saat Engkau menguji kami<br />Kau keluarkan panas bumiMu<br />Kau buat kami yang dari selatan ini meraung<br />Meratapi nasib buruk<br />Entah kapan berubah<br />dan berakhir<br /><br />Kami mohon ampun<br />Kami mohon ampun<br />Kami mohon ampun<br />Tuhan ampunilah kamikalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-20270643094661840792010-10-29T04:37:00.000-07:002013-10-20T01:53:07.686-07:00BintangBak puisi dahulu<br /><br />Begitu banyak bintang yang bersinar<br />Namun hanya satu bintang<br />yang bersinar terang dihatiku<br />Itulah perasaanku padamu<br /><br />Kau bintang yang paling terang<br />Kau bintang yang paling bersinar<br />Kau bintang yang menyinari tiap hariku<br />Kau bintang yang pertama yang slalu hidup<br />Hidup di relung hatiku<br /><br />Namun kini aku kehilangan sinarnya<br />Tak mungkin lagi aku mencapainya<br />Tak bisa lagi aku lihat cahayanya<br />Aku telah disilaukan sinarnya<br /><br />Kini aku buta<br />Tak bisa melihat disaat malammu bersinar<br />Tak bisa melihat disaat terang muncul<br />Tak bisa melihat disaat air jatuh membasahiku<br />Tak bisa melihat disaat kau ditutupi<br /><br />Entah kapan aku bisa melihat sinarmu lagi<br />Apa aku masih bisa melihat indahnya cahayamu<br />Mungkinkah aku menggapaimu<br />Jika terjadi aku tak ingin disilaukan<br />Aku tak ingin melepaskanmu<br />Izinkan aku melihat cahayamu<br />Walau hanya dari kejauhan<br />Karena kau penerangkukalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-12490628776079539532010-09-22T05:53:00.000-07:002013-10-20T01:52:07.540-07:00Lain Lubuk Lain IkannyaHari libur panjang pun telah datang untuk menenangkan pikiran kami yang telah suntuk belajar belajar di sekolah. Rencananya kali ini aku, Vina, Tommy, Reno dan juga adikku tersayang Gavin akan pergi berjalan-jalan sekaligus melihat kebiasaan masyarakat di daerah yang selama ini belum kami ketahui sedikitpun, yaitu kota Palembang. Di sana kami akan tinggal di rumah kakakku yang kebetulan juga tinggal di Palembang. Setelah mengetahui bahwa kami semua bisa berkumpul di Palembang, aku dan saudara-saudaraku sangat merasa senang girang yang mungkin takkan terhingga. Dan ternyata kami semua akan berangkat ke Palembang dua hari lagi naik bus.<br /><br />Aku, Vina, Tommy, Reno dan Gavin pun sudah mulai sibuk untuk menyipakan segala sesuatu yang akan dibawa nanti dan tentunya hanya barang yang perlu-perlu saja yang akan dibawa. Dan akhirnya besokpun menjadi hari keberangkatan bagi kami, kami semua semakin merasa senang dan tak sabar menunggu hari esok datang. Malam hari sebelum kami berangkat, bibi membantu aku dan saudara-saudaraku untuk melihat kembali barang-barang yang akan dibawa besok. Ternyata Gavin hanya membawa hal-hal yang tidak diperlukan saja, dia hanya membawa beberapa mainan dan makanan-makanan yang ia sukai. “Pantas saja tas kamu ringan dan nggak penuh ya Vin, tenyata kamu hanya membawa benda-benda yang tidak penting….”kata Tommy dengan nada yang sedikit tinggi. Maklum saja dia bilang begitu karena saat itu sudah pukul 22.07 WIB dan besok mereka harus berangkat pagi-pagi pukul 05.30 WIB.”Tommy Tommy kamu nggak ingat ya kalau Gavin itu masih belum bisa melakukan hal yang seperti ini, kamu maklumi saja ya..”kataku dan Bibi pun langsung mengajak kami untuk membantunya membereskan pakaian Gavin. Selesai melakukan hal itu, kamipun tidur agar besok bisa bangun pagi-pagi.<br /><br />Pagi pun telah datang dan kami semua telah siap untuk melakukan perjalanan panjang yang memakan waktu sekitar 20jam. Bibi juga ikut ke Palembang, karena kalau kami tidak di awasi nantinya bisa membuat susah sajakan. Di dalam perjalanan, kmi hanya berhenti dua kali, yaitu di daerah sekitar perbatasan antara Sumbar-Jambi dan satu lagi di daerah Palembang. Dalam pemberhentian itu kami hanya diberikan waktu untuk menunaikan ibadah shalat dan makan. Sehingga waktu-waktu itu kami gunakan se-efisien mungkin. Tak banyak yang dapat kami lihat disana karena waktu kami yang sangat terbatas. Dan menurut kami budaya masyarakat di sekitar itu hampir sama saja dengan budaya yang ada pada kita. Ternyata itu salah, karena kata salah satu penumpang yang cukup mengenal daerah tersebut masyarakatnya sangat patuh kepada adat yang ada tetapi tidak mau mematuhi hukum. Saat malam hari, aku melihat masyarakt asli suku Jambi dan aku berkata” Vin, ternyata mereka masih tidak malu ya, menggunakan pakaian asli daerahnya. Vina menjawab ”kelihatannya sich begitu ya Ta..” Karena sudah larut malam sekali mata aku, Vina, dan yang lainnya pun tidak bisa terus terjaga hingga akhirnya kami semua tertidur.<br /><br />Setelah pagi dan waktu shalat subuh datang, kami semua pergi untuk melaksanakan kegiatan wajib itu. Dan beberapa jam setelah itu kami sampai juga di Palembang dan ternyata kakakku bersama suaminya telah menunggu kedatangan kami di pool mobil bus yang kami tumpangi. Kami pun langsung pergi ke tempat tinggal kakakku, di perjalanan menuju rumah kami semua bercerita tentang perjalanan kami yang melelahkan itu. Setelah cukup lama bercerita di atas mobil akhirnya kami semua sampai di rumah kak Cipen. Karena melihat wajah kecapekan yang timbul di wajah kami akhirnya, kakakku memutuskan istirahat dahulu sebelum pergi melihat-lihat hal-hal yang ada di Palembang.<br /><br />Akhirnya sorepun telah datang dan kami pergi melihat-lihat daerah yang ada di sekitar daerah tersebut. Karena tidak memiliki waktu yang cukup banyak, kami hanya bisa melihat kantor sekaligus kediaman Gubernur Sumatera Selatan yang terlihat megah. Maghrib pun datang, jadi kami memutuskan untuk pulang dahulu untuk shalat, setelah shalat dan makan malam kami melanjutkan perjalanan kami melihat kota Palembang pada malam hari. Kami semua melihat Jembatan Ampera yang penuh cahaya lampu berwarna-warni, lalu kami melihat Mesjid yang paling megah di Palembang dan di dekatnya ada sebuah air mancur yang dihiasi lampu-lampu berwarna hijau dan merah. Malam itu kami sangat kagum kepada kota itu karena terlihat indah, anggun, dan menawan. Mengakhiri jalan-jalan malam itu, kami pergi ke Mpek-Mpek Pak Raden yang terkenal enak. Di sana kami tidak mencicipi mpek-mpek khas Palembang, tetapi menikmati makanan yang bernama tekwan yang seperti soto tetapi berbahan inti ikan ataupun udang.<br /><br />Esoknya kami semua pergi ke daerah perindustrian yang besar di Indonesia, yaitu Industri Pupuk Sriwijaya. Kami juga melihat sebuah SMA yang terbaik di sana, untuk dapat sekolah disana, kita membutuhkan biaya yang sangat besar karena biaya sekolahnya mencapai ratusan juta rupiah. Kami juga tak lupa pergi ke Kuto Besak Sriwijaya. Yang mana di situ terdapat peninggalan-peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya. Dan ternyata hari pun telah semakin sore dan semuanya berpikir untuk pulang saja dan melanjutkannya lagi lusa. Karena besok semuanya istirahat di rumah agar liburannya tidak menyebabkan sakit dan melelahkan.<br /><br />Ternyata biarpun aku dan saudaraku tidak pergi keluar dengan kendaraan untuk melihat-lihat keadaan di daerah Palembang. Aku, Vina, Tommy, dan Reno tetap saja pergi dari rumah untuk melihat situasi dan kondisi di sekitar daerah tempat tinggal kak Cipen. Kami berkeliling di perumahan yang besar itu. Kami melihat banyak orang dari bebagai kalangan, daerah, dan kepercayaan. Di perumahan itu memang ada berbagai jenis kalangan dari orang yang kaya sekali hingga sederhana, yang berasal dari daerah Yogyakarta hingga Padang, dari yang beragama Islam hingga Budha, dan banyak lagi yang berbeda. Mereka tetap saja akur dengan tetangganya tanpa memikirkan perbedaan yang ada. Mereka juga telihat saling mempercayai satu sama lain. Setelah capek berkeliling perumahan, aku dan yang lainnya pulang ke rumah. Di rumah Tommy bertanya kepada kakakku,”Kak, kenapa orang-orang di sini bisa akrab satu sama lain tanpa membedakan apapun kak?” Kak Cipen menjawab “Itu semua karena orang di sini adalah orang yang berpendidikkan, jadi mereka tau apa gunanya mereka berkelahi dengan tetangganya sendiri. Kamu sudah taukan, kalo manusia itu makhluk sosial yang saling membutuhkan.” “Kalau itu sich aku tau kak, tapi apa pernah mereka tidak seperti yang kakak katakan tadi?”Vina langsung bertanya dengan rasa ingin taunya yang tinggi. Kakak menjelaskan ”Sepengetahuan kakak sich belum, karena mereka melakukan yang diajarkan di adatnya masing-masing, yaitu saling hormat menghormati dan harga menghargai. Ya sudah, sekarang Talita, Vina, Tommy, dan Reno, tidur dulu ya..sudah malam dan kasian adik kalian tidur sendiri.”Dengan serentak kami menjawab “Oke dech bos..”<br /><br />Pagipun telah datang dan kami semua sudah siap melakukan perjalanan ke tempat- tempat yang ada dan bagus. Awalnya kami pergi ke Jembatan Ampera yang terlitas di atas sungai Musi. Palembang memang betul-betul kota wisata sungai, karena pagi-pagi saja, orang sudah banyak pergi berwisata menggunakan perahu. Dan kelihatannya masyarakat di sini juga mencari nafkah di sungai tersebut karena sebagian besar rakyat sudah memiliki perahu. Setelah asyik bermain di Sungai Musi, kami pergi ke stadion bola kaki yang kebetulan pada saat itu sedang sering digunakan pemerintah pusat sebagai tempat berlangsungnya pertandingan di Asian Cup 2007. wajar saja lapangan bola itu digunakan karena memang lapangan itu sangat bagus dan selau bersih. Dan yang bersih di sana tidak hanya lapangan bola saja, tetapi juga daerah dan jalan rayanya terlihat bersih. Mungkin itu karena kedisiplinan rakyatnya kepada hukum pemerintah yang berlaku.<br /><br />Di sana juga terdapat banyak mall besar, tetapi kelihatannya peminatnya tidak terlalu banyak. Karena jumlah masyarakat yang tidak terlalu banyak, tetapi di daerah tersebut terdapat banyak mall, membuat banyak mall yang bangkrut. Persaingan ekonomi yang pesat membuat banyaknya mall di bangun dan membuat mall yang telah lama di bangun tidak di minati lagi oleh masyarakat sekitar. Karena persaingan ekonomi itu, setiap di bangun mall baru, maka mall yang lama akan diperkirakan bangkrut dalam waktu yang tidak terlalu lama. Persaingan ekonomi ini tidak hanya pada mall, tetapi juga pada hotel-hotel dan perusahaan swasta. Memang betul kalau persaingan ekonomi di kota-kota besar itu sangat pesat, tapi apakah di kota yang tidak terlalu besar hal itu juga bisa terjadi? Kalau bisa hal itu akan bisa membuat susah masyarakatnya saja bukan.<br /><br />Hukum pemerintah yang berlaku di daerah ini memang sangat ketat, karena keadaan wilayahnya yang selalu bisa terlihat bersih tanpa ada terlihat sampah yang berserakan di sana-sini. Tidak hanya yang terlihat pada kebersihannya saja, tetapi juga kedisiplinan sekaligus kerja keras. Masyarakat di kota ini tidak boleh memberikan pengamen jalanan uang. Karena jika telah diberikan uang, para pengamen akan merasa malas untuk bekerja dan mungkin juga akan malas untuk belajar. Mereka menganggap untuk apa mereka susah payah mencari kerja kalau nyatanya dia bisa mendapatkan uang hanya dengan mengamen. Dan para pelajar juga akan malas untuk belajar di sekolah karena mengatakan untuk apa mereka belajar sekarang kalau nantinya tidak bisa mendapatkan pekerjaan dan menganggap lebih baik mereka mengamen di jalanan dari pada menghabiskan waktu untuk belajar. Karena masyarakatnya terlihat patuh akan hal itu, para pengamen mungkin akan lebih giat belajar dan mencari kerja. Dan pemerintah daerah di sana mengatakan bahwa jika pihak yang berwajib mengetahui ada orang yang memberi uang kepada pengamen, maka orang itu akan di bawa ke pos polisi dan akan dihukum. Mungkin saja rakyatnya bisa patuh kepada pemerintah jika pemerintah memberikan hukuman yang berat bagi pelaku dan jika para polisi selalu disiplin untuk melakukan tugasnya.<br /><br />Kelihatannya, masyarakat di sini tidak hanya patuh kepada hukum yang berlaku saja, tetapi mereka juga senantiasa selalu tetap bersama dan mengamalkan adat istiadatnya dan menerima masukan dari luar. Karena masih banyaknya masyarakat Palembang yang tidak malu untuk menggunakan bahasa daerahnya dalam kehidupan sehari-hari dan bergaul dengan sesamanya. Biarpun mereka adalah para remaja yang sedang masa puber untuk menggunakan bahasa gaul, mereka terkadang juga masih menggunakan bahasa daerahnya tanpa rasa malu ataupun minder sedikitpun. Mereka juga tidak akan meninggalkan budayanya dengan membangun Rumah Limas sebagai tempat tinggalnya. Dan memang banyak perbedaan yang ada di daerah Sumsel dengan Sumbar.<br /><br />Ternyata sudah satu minggu aku dan saudaraku berada di Palembang, dan besok kami semua akan kembali pulang. Memang sedih rasanya harus kembali ke rumah, tapi mau bagaimana lagi, waktulah yang memaksa semua ini. Karena sebentar lagi kami semua akan kembali ke sekolah untuk melanjutkan pelajaran ke tingkat yang lebih tinggi. Dan setelah selesai mengemasi barang-barang yang akan dibawa pulang, kami semua kembali tidur. Hari kepulangan kami kembali kerumah pun telah datang, dan hampir sama dengan saat pergi ke Palembang. Yang berbeda kali ini hanya kami berangkat sore hari, bukan pagi hari seperti saat pergi ke Palembang. Seperti saat pergi ke Palembang juga, kami berhenti dua kali di jalan untuk makan. Tapi karena kami pulang ke rumah menaiki travel, kami lebih cepat sampai di rumah dan perjalanan dengan bus yang 20jam berubah menjadi17jam. Kami akhinya selamat tiba di rumah pada pagi hari. Dan saat tiba di rumah dengan suasana yang lain dengan saat liburan semunya terasa sangat berbeda. Tommy pun akhirnya berkata “Memang betul ya, pepatah orang dulu.” Reno memberikan respon “Tentang apa?” “Tentang lingkungan?”kata Vina menambah pertanyaan. “Ya…”Tommy yang sedang berbicara terhenti sejenak mendengarkan Gavin berbicara ”Ya, tentang apa Bang?” Tommy kembali melanjutkanya “Ya tentang lingkungan yaitu LAIN LUBUK LAIN IKANNYA.” Aku langsung membenarkan dengan berkata ”Iya juga ya, karena daerah kita dengan daerah Palembang, maka adat istiadatnya pun juga akan berbeda, iya kan..??” Vina, Tommy, dan Reno serentak mennjawab “Iya juga ya..” Dan Gavin langsung mengucapkan “Oo… begitu ya…” Reno bertanya karena heran “Memangnya kamu ngerti Gav??” Dengan polos Gavin menjawab “Enggak…” Jawaban Gavin membuat kami semua tertawa dengan terbahak-bahak, “Gavin Gavin… sekali-sekali bicara kamu bisa membuat kami tertawa ya…”Ucap Vina dan mereka masih tetap saja terus tertawa melihat adiknya itu…<br /><br /><br /><br /><br />[[this is my first writings. funny huh? hahaahaa]]kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-28426412862288722082010-09-04T23:38:00.001-07:002013-10-20T01:51:02.942-07:00KesalahanCinta tau ini keputusan yang salah baginya. Ia telah ceroboh mengambil keputusan, dan kini lihatlah akibatnya.<br /><br />Saat itu…<br /><br />Cinta merasa sendiri. Sahabat-sahabatnya kini telah sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri dengan pasangan masing-masing dan dengan dunia masing-masing. Apalagi sebentar lagi akan diadakan ujian MID Semester dan selang beberapa bulan setelah itu ujian Semester menanti. Semua jadi tak ada waktu bersama untuk bercerita, dan Cinta mulai mencari kesibukkan sendiri.<br /><br />Akhirnya Cinta mengikuti sebuah kompetisi bernyanyi sebagai utusan sekolahnnya. Setiap sepulang sekolah cinta selalu sibuk berlatih hingga sesaat dia bisa melupakan Aya. Walau saat malam datang Aya kembali menghampiri pikiran Cinta lagi. Tapi itu jauh lebih baik daripada Cinta menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak penting.<br /><br />Disanalah perkenalan itu dimulai. Salah seorang teman dekat Cinta, Lia yang sama-sama mengikuti kompetisi itu mengenalkan Cinta dengan Divo. Awalnya Cinta tidak mau sedikitpun untuk dekat dengan Divo. Tapi Lia sedikit memaksa (mungkin karena paksaan Divo) dan berkata,<br /><br />“Kenalan aja dulu Cin…gak ada ruginya kan. Toh kalau kamu gak suka setidaknya kamu bisa berteman aja sama dia.”<br /><br />“Tapi Lia, Cinta gak bisa…..”<br /><br />“Udahlah, dia gak bakal aneh-aneh kok. Kenalan aja ya. Nomor kamu aku kasih ke Divo ntar. Bye bye…”<br /><br />Perbincangan di telpon yang singkat itu membuat Cinta memulai petualangan baru di perjalanan cintanya setelah sekian lama Cinta berpisah dengan Aya.<br /><br />Lia tidak lagi menghubungiku, mungkin karena tugasnya telah selesai. Setelah saat itu Divo sering menghubungiku. Hingga akhirnya dia mengajak bertemu. Cinta tidak menolak karena dia hanya ingin bertemu sebentar saja di dekat sekolahnya. Pertemuan itu tidak membawa perubahan berarti akan sikap Cinta ke Divo. Cinta tetap menganggap Divo teman yang baik untuk diajak bercerita. Apalagi saat itu Cinta benar-benar sendiri kesepian dan tidak memiliki teman untuk berbagi.<br /><br />Divo mulai sering bercerita ini itu dengan Cinta, seluruh tentang keluarganya, masa lalunya, dan semua kejadian hidupnya. Mereka mulai dekat, tapi Cinta selalu mencoba menjaga jarak, karena ia tau bukan Divo dan tak ada seorangpun yang bisa menggantikan Aya di hatinya. Tapi juga tak dapat diingkari kalau Divo dan Cinta juga nyambung apalagi kalau sudah bercerita. Divo selalu datang ke sekolah Cinta untuk menjemput Cinta pulang sekolah. Seperti biasa, Cinta selalu menolak tapi akhirnya mengalah juga karena ia tau tak baik menolak kebaikkan orang. Itu menjadi kegiatan rutin bagi Divo, walau rumah mereka tak searah dan bahkan berjauhan, walau jadwal mereka pulang sekolah selalu berbeda, Divo selalu rela menjemput Cinta dan rela menjemput Cinta dimana pun Cinta berada atau melakukan kegiatan.<br /><br />Cinta memang tidak menolak kehadiran Divo, tapi Cinta juga tidak bisa menolak kehadiran orang yang selalu baik dan mau mengisi kehampaan hati Cinta. Dalam waktu singkat Divo dapat mengambil hati orangtua Cinta. Mungkin karena sikapnya yang gentleman dan berani serta sopan. Memang sedikit berbeda dengan Aya yang cukup takut jika berhadapan dengan orangtua Cinta. Itulah yang menjadi nilai plus untuk Divo.<br /><br />Akhirnya Dibo menyatakan isi hatinya kepada Cinta. Cinta tidak langsung menjawabnya, Cinta meminta waktu beberapa hari untuk menjawabnya. Banyak yang Cinta pikirkan, apa Divo serius, apa hati ini masih bisa menerima orang lain, apa Divo tidak akan sakit hati jika mengetahui kalau hati Cinta tidak bisa berpaling dari Aya, dan apa salah jika menerima seseorang yang sama sekali tidak Cinta sukai atau bahkan Cinta cintai.<br /><br />Keputusan yang salah itu telah diambil Cinta dengan menerima Divo menjadi pacarnya. Dengan alasan yang simple, karena Divo datang disaat Cinta kesepian, karena Divo begitu baik kepadanya, karena Divo dan dirinya selalu nyambung kalau bercerita. Dan Cinta tak sadar kalau itu hanya akan membuat salah satu diantara mereka sakit hati nantinya. Tapi ternyata Divo overprotective terhadap Cinta. Cinta risih akan hal itu. Dan ternyata Divo tau kalau Cinta sebelumnya sangat mencintai Aya yang ternyata juga adalah teman Aya sewaktu SMP. Cinta juga akhirnya tau satu hal kalau Divo juga tak bisa melupakan kenangan masa lalunya dengan mantannya. Dan Divo masih mencintai mantannya itu.<br /><br />Dua orang menyatu tanpa Cinta dan masih ingin kembali kepada masa lalu mereka masing-masing, itulah mereka.<br /><br />Walau cerita Divo dan Cinta sangat nyambung, dan walaupun Divo selalu bisa menghibur Cinta. Di saat sepi Cinta tak bisa mengingat Divo, di hanya teringat Aya. Di saat malam yang hadir kemimpinya bukanlah Divo, tapi Aya. Saat akan tidurpun, Aya lah yang diingat Cinta, bukan Divo.<br /><br />Akhirnya hubungan itu berakhir dengan cepat, hanya 13hari mereka berpacaran. Divo meminta putus dengan alasan yang mengada ada. Cinta yang sempat disadarkan Aya saat baru jadian dengan Divo kalau hubungan itu tak baik dilanjutkan mengambil kesempatan itu untuk mengakhiri hubungan itu.<br /><br />Sedikit kembali kebagian disaat Cinta menelpon Aya. Saat itu Cinta benar-benar merasa bahagia, benar-benar senang walau saat itu mereka berdua sama-sama memiliki pasangan masing-masing. Cinta juga entah kenapa tidak malu-malu mengatakan kalau ia masih mencintai Aya dan tidak memiliki perasaan apapun walau berpacaran dengan Divo. Benar-benar tingkah yang aneh.<br /><br />Setelah hubungan itu berakhir, sahabat-sahabat Cinta kembali menemani Cinta agar Cinta tak mengulangi kesalahan yang sama. Dan tak sampai sebulan berpisah Divo pun kembali mengejar cinta lalunya.<br /><br />Dua hal yang didapat Cinta, pertama jangan pernah berpacaran dengan seseorang yang tidak dicintai, dan jangan pernah pungkiri kata hati, karena hati tak pernah berbohong.kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-60375502595089408742010-08-03T02:35:00.000-07:002013-10-20T01:50:18.417-07:00Lirik Sik Sik SibatumanikamSik sik sibatumanikam<br />di parjoged sonamanigotam<br />dimangangingangi simambangka jula jula<br />simambangka jula jula...<br /><br />asidenga sidoding<br />asidenga sidoding<br />dideng dideng di pangardang...<br /><br />molomar siberengat<br />molomar siberengat<br />marsiap tu sad di bagasan...<br /><br />Sik sik sibatumanikam<br />di parjoged sonamanigotam<br />dimangangingangi simambangka jula jula<br />simambangka jula jula...<br /><br />Andor andor gurtilo<br />andor andor gurtilo<br />tilo tilo di ponta bulang...<br /><br />maula so binoto<br />maula so binoto<br />hula hula di parjala...<br /><br />Sik sik sibatumanikam<br />di parjoged sonamanigotam<br />dimangangingangi simambangka jula jula<br />simambangka jula jula...<br /><br />Detke julung julung<br />detke julung julung<br />disudut ko bona ditorong...<br />unang gabe pakporong<br />unang gabe pakporong<br />boroiko moromorong...<br /><br />Sik sik sibatumanikam<br />di parjoged sonamanigotam<br />dimangangingangi simambangka jula jula<br />simambangka jula jula...<br /><br />Sik sik sibatumanikam<br />di parjoged sonamanigotam<br />dimangangingangi simambangka jula jula<br />simambangka jula jula...<br /><br />Sik sik sibatumanikam<br />di parjoged sonamanigotam<br />dimangangingangi simambangka jula jula<br />simambangka jula jula...<br /><br />Sik sik sibatumanikam<br />di parjoged sonamanigotam<br />dimangangingangi simambangka jula jula<br />simambangka jula jula...kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-37814949989382563162010-07-12T01:53:00.000-07:002013-10-20T01:49:19.584-07:00Satu Namasatu nama yang selalu kuucap sebelum tidur lelapku<br />satu nama yang selalu dapat menentramkan jiwaku di saat ku gundah<br />satu nama yang pergi meninggalkanku sendiri bersama hujan dan entah kapan akan kembali<br />satu nama yang membuatku tersenyum bersedih tertawa dan menangis dalam waktu bersamaan<br />satu nama yang selalu ku ingat di relung hati ini<br />satu nama yang memberiku sejuta kenangan indah<br />satu nama yang selalu ingin ku peluk mesra<br />satu nama yang memanggilku dengan cinta<br />satu nama yang memberiku kedamaian<br />satu nama yang dapat menyempurnakan hidupku<br />satu nama yang selalu ku rindu<br />satu nama yang selalu ku cinta<br />satu nama yang takkan terganti<br />kau lah segalanya untukku<br /><br />by: cintakalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-32453966087010770632010-06-29T03:31:00.000-07:002013-10-20T01:48:20.514-07:00Namaku BramNamaku Bram. Aku sangat membenci dunia, entah karena dunia juga sangat membenciku, atau karena aku ditakdirkan untuk tidak menginjak dunia ini. Hidup seorang diri, sepi, sunyi, di dunia yang tak berhenti mengurus diri-diri mereka sendiri. Aku tak pernah meminta untuk dilahirkan ke dunia ini, itulah yang diteriakkan oleh batin ku. Tapi ku yakin, dunia berkata lain. Mungkin, jika sebelum dilahirkan ke dunia mereka ditanyai, mungkin mereka akan berebut saling memangsa untuk mendapatkan kehidupan mereka yang bertabur kebahagiaan. Mereka punya teman, saudara, dan bahkan orang tua yang tak sempat ku rasakan kehadirannya. Sekarang lihat diriku, aku hanya seorang remaja laki-laki depresi yang tak punya siapa-siapa. Hanya seorang nenek yang selalu memukulku karena hal-hal sepele. Hal-hal yang tak perlu dipermasalahkan.<br /><br />Setahu ku, aku sempat memiliki orang tua. Tentu. Tapi mereka telah tiada semenjak aku berusia 1 tahun. Usia dimana aku belum mengenal dunia, belum mengenal orang tua, dan belum mengenal arti kehilangan. Mereka pergi begitu saja. Tanpa pernah meninggalkan kenangan padaku. Apalagi harta. Keluargaku adalah keluarga yang tak berada. Tak punya apa-apa. Mungkin karena itu juga aku dikucilkan. Sejak aku mulai bisa menggunakan perasaan, tak pernah ku coba untuk mendapatkan yang baik. Semua yang ku terima hanyalah kebencian dari semua orang. Bahkan, satu senyum pun sangat langka bagiku. Kebencian, Hanya itulah yang aku punya untuk dunia.<br /><br />Scene 1.<br /><br />Latar tempat : taman kota<br /><br />(kiki, reza, teta, dan retno sedang bercengkrama di taman kota. Kemudian bram mendekat karena menyapu taman kota itu.)<br /><br />(saat bram berada dekat dengan mereka, Teta membuang sampah berserakan kea rah bram dengan angkuhnya)<br /><br />(Bram melihat ke arah teta)<br /><br />Bram : jaga sikapnya, mbak.<br /><br />Teta : trus, mau kamu apa ?? mau protes ??<br /><br />Kiki : woi gembel ! kalau kerja, kerja aja. Jangan ganggu kami. Sana pergi jauh –jauh.<br /><br />Teta : woi denger ga ? sana pergi !<br /><br />Reza : (menarik baju bram dan menyeretnya hingga jatuh) makanya, sekolah biar bisa kaya !<br /><br />emang orang tuanya ga ngasih jajan? Sampai-sampai jadi gelandangan ?<br /><br />Bram : saya cari uang dengan halal. Dan jangan sebut-sebut orang tua saya.<br /><br />Scene 2.<br /><br />Latar : rumah nenek bram.<br /><br />Nenek : Bram !! Bram ! kesini !<br /><br />Bram : ya, nek.<br /><br />Nenek : kamu kan yang mencuri uang nenek yang di atas lemari?<br /><br />Bram : (menggeleng)<br /><br />Nenek : (memukuli bram sampai terjatuh) siapa yang mengajarkanmu mencuri ? orang tua mu ? apa kamu sadar ,disini kamu hidup menumpang ? jadi kamu harus ikuti semua peraturan di rumah ini tanpa ada bantahan sama sekali.<br /><br />Bram : (memegang tangannya kesakitan)<br /><br />Nenek : Jangan berpura-pura sakit ! karena tidak akan ada yang mau peduli padamu!<br /><br />Bisanya hanya beban hidup saja yang kau berikan.<br /><br />Bahkan, orang yang membesarkanku dari kecil sekalipun hanya bisa memberikanku sakit demi sakit. Tak lebih. Itu mulai ku rasakan semenjak aku menginjak usia 5 tahun ketika aku dan nenek ku pindah ke kota karena rumah kami yang di desa disita oleh rentenir karena kami tak mampu membayar hutang yang bunganya semakin membesar dari waktu ke waktu. Di kota lah aku sempat sedikit merasakan ada anak-anak sebayaku berada di sekitarku. Tapi, itu pun tak lebih baik. Mereka sama saja dengan dunia yang ku kenal. Selalu mengucilkan ku. Saat mereka bermain bergembira bersama, aku hanya bisa melihat dari semak-semak agar mereka tak melihatku. Karena, mereka selalu melontarkan kata-kata yang membuat perasaanku tergores apabila mereka melihat ku berada di dekat mereka. Masih ku ingat jelas kata-kata mereka. “jangan bermain dengan kami, orang miskin yang tak punya orang tua!”. Bayangkan apabila itu terjadi pada seorang anak berusia 5 tahun yang masih sangat mudah terpengaruh dalam pembentukan karakter mereka. Tapi, itu lah yang ku dapatkan. Dan itu harus aku terima. Itulah realita yang tak bisa aku ubah. Tapi, juga terlalu sulit untuk aku lalui. Hingga detik ini, hujan kebencian itu tak kunjung reda. Dan mungkin tak akan pernah reda.<br /><br />Scene 3.<br /><br />Hari itu, di rumah nyonya Ratih, seorang wanita karir yang mempekerjakanku sebagai pembantu untuk menyetrika baju semua anggota keluarga di rumah itu.<br /><br />Bram : siang, bu.<br /><br />Ratih : siang. O ternyata kamu. Apa kamu digaji untuk telat ? kenapa tak datang jam 9 saja? Sekalian biar saya yang menggantikan kamu menyetrika pakaian.<br /><br />Bram : maaf, bu. Tadi saya…..<br /><br />Ratih : diam ! saya tidak menerima alas an apa pun. sekarang pergilah bekerja. Pagi-pagi sudah bikin sakit hati. Sana !<br /><br />Bram : (berjlan tertunduk menuju ruang setrika dan mulai bekerja)<br /><br />Lagi, satu tekanan di pagi hari. tapi, hanya inilah yang mampu kulakukan untuk menyambung hidup ku dan nenek yang telah berjasa membesarkanku walau dengan penuh rasa keberatan. Andai saja adulu aku sempat menyambung sekolahku ke Sekolah Menengah Atas. Paling tidak, aku bisa bekerja di sebuah pabrik kertas di pinggiran kota tempat aku bermukim. Dengan itu, aku mungkin akan diperlakukan seperti manusia.<br /><br />Ratih : Bram, gosok semua pakaian itu(sembari melemparkan setumpuk pakaian untuk di setrika)<br /><br />Bram : baik, bu.<br /><br />Ratih : jangan sampai melakukan kesalahan. Atau gaji kamu saya potong separoh. Dan selesaikan semua pakaian ini sebelum anak saya pulang dari sekolah.<br /><br />Bram :(mengangguk)<br /><br />Ratih : Kamu dengar tidak apa yang saya katakan?<br /><br />Bram : dengar, bu.<br /><br />Ratih : bagus, saya ingatkan lagi, jangan sampai kamu membuat kesalahan apapun. Kalau kamu melakukan kesalahan, lihat saja akibat yang akan kamu terima.(pergi)<br /><br />Sombongnya wanita itu. Walaupun aku adalah pembantu di rumah ini, tapi aku juga punya perasaan. Aku manusia. Hanya saja, aku terlahir dengan takdir yang tak menyenangkan. Belum sempat aku menyadari nyonya ratih yang beranjak, ternyata Teta, anak nyonya ratih sudah berdiri di belakangku.<br /><br />Teta : Bram, kerjakan pakaian ini dalam 2 menit. Titik.<br /><br />Bram : (melihat banyak pakaian) sebanyak ini ?<br /><br />Teta : mau ditambah lebih banyak lagi ?? kerjakan saja! aku mau pergi sekarang !<br /><br />Bram : baik.(memulai menyertika)<br /><br />(tiba-tiba terdengar suara nyonya ratih memanggil bram, saat bram kembali, ia terkejut melihat pakaian tadi hangus terbakar)<br /><br />Bram : astaga.<br /><br />Teta : mama! Lihat apa yang dikerjakan pembantu ini. Dia merusak pakaian kesayanganku!kamu harus menggantinya!<br /><br />Ratih : lihat apa yang kau kerjakan ! sekarang kau bisa apa? Percuma tadi saya mengingatkan kamu supaya berkerja dengan baik. Kamu sanggup mengganti pakaian itu ? minggu ini kamua tak kan menerima gaji sepeserpu dari saya! Sekarang pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali !<br /><br />Teta : Pergi !!!!!!<br /><br />Bram : (berlari2 kecil menuju pintu keluar)<br /><br />Itulah salah satu contoh dari sekian banyak orang yang ada di sekeliling ku dan pastinya tidak menerima keberadaan ku. Merka hanya bisa memrintah dan menghakimi ku sesuka mereka. aku mulai merasakan amarah. Mereka mengardik-hardik ku dan mengambil hak ku begitu saja. tapi, apakah aku pantas untuk marah ? aku orang miskin. Bahkan aku tak dianggap manusia oleh mereka. untuk saat ini, biarlah ku pendam amarahku.<br /><br />Scene 4.<br /><br />Pagi it, aku sedang melakukan tugas rutinku. Membersihkan sebuah taman di pinggiran kota. Taman seluas satu lapangan bola kaki itu ku bersihkan seorang diri. Bayangkan betapa banyak tenaga yang ku butuhkan. Sementara, untuk mengganjal perut yang lapar pun terkadang aku tak bisa.<br /><br />Dan pagi itu…<br /><br />Retno : (menelpon) Teta, kau sudah sampai di taman. Kamu dimana ? ok, di tunggu ya…<br /><br />(Bram lewat di depan retno dan kelihatan sangat haus dan lapar)<br /><br />Retno : Bram, kamu kok kelihatannya keletihan gitu ?<br /><br />Bram : aku ga apa-apa retno.(berjalan menjauh)<br /><br />Retno : tunggu, tunggu Bram. Kamu pasti belum makan pagi kan ? ga usah bohong, ayo ikut aku. Kita sarapan dulu.<br /><br />Bram : (berpikir-pikir dan bingung. Mengikuti retno)<br /><br />(teta sampai di taman dan mencari-cari retno)<br /><br />Teta : (menelpon) halo. Retno, kamu dimana ? tadi katanya udah sampai di taman ? hhmm.. ya udah, aku tunggu di tempat biasa ya. Buruan. Soalnya semua mesti siap hari ini.<br /><br />(retno datang dan Bram disampingnya)<br /><br />Bram : makasih ya retno(buru-buru pergi karena melihat teta)<br /><br />Retno : iya bram, sama-sama.<br /><br />Teta : (kebingungan) ha ? makasih buat apa ?<br /><br />Retno : udah, lupain. Yang lain mana ?<br /><br />Teta : (menggaruk-garuk kepala dan kebingungan melihat retno) katanya sih masih di jalan. Mulai aja yuk.<br /><br />Retno : yuk.<br /><br />Aku bingung. Padahal dunia yang ku kenal tak pernah seperti ini.ternyata ada ada satu orang yang merelakan senyumannya untuk beberapa detik kepadaku. Tapi, aku tetap saja bingung. Jika memang dia bukan bagian dari dunia yang ku kenal, mengapa dia hanya diam saat semua teman-temannya mencaci-maki ku ? memang, kata orang diam itu emas. Tapi, jika begitulah adanya, maka emas pun tak ada harganya bagiku yang bahkan tak punya apa-apa. Dan juga, mengapa baru sekarang? Disaat yang sudah terlambat untuk mengubah persepsiku terhada dunia?<br /><br />Aku kenal mereka semenjak pindah ke kota ini 14 tahun silam saat aku masih berusia 5 tahun. Retno, Teta, Kiki yang memanggilku dengan sebutan “gembel”, dan reza saudara sepupu Kiki. Saat aku masih berumur 5 tahun dan begitu pun mereka, mereka sudah bisa membuat karakterku cacat. Dengan perlakuan mereka terhadapku. Tepatnya, semua perlakuan mereka terhadapku. Menyisihkan ku seakan aku ini bukan jenis dari mereka. kemana bram kecil bisa mengadu saat itu ? ia tak punya orang tua, sobat. Sebenarnya, saat masih berusia 5 tahun hatiku sudah di nodai dendam. Betapa tidak, semua yang ada disekitarku selalu memperlakukan ku bak binatang. Disuruh-suruh sesuka mereka, jika tak bisa, tak ada alas an, dan aku disakiti. Satu hal yang bisa ku perbuat. Terima.<br /><br />Scene 5.<br /><br />Sore itu….<br /><br />(bram berdiri di depan pintu rumah kiki&reza)<br /><br />Bram : assalamualaikum<br /><br />Kiki : (membuka pintu) walaiku…. Eh.. ngapain kau kesini ? mau minta-minta? Itu? Apaan ?<br /><br />Bram : ibunya kiki titip buat reza. Saya tak tahu apa isinya.<br /><br />Kiki : (mengambil uang dari titipan itu)hihi, lumayan. (kemudian berteriak) reza ! ada titipan. Di atas meja.<br /><br />Reza : (datang dan memeriksa titipan) mana 200 rb lagi ? (melihat kea rah kiki)<br /><br />Kiki : (merasa dituduh) enak aja ! Tanya tuh gembel. Dia yang antar.<br /><br />Reza : gembel ? bram ?<br /><br />Kiki : iya siapa lagi ? buruan kejar. Paling dia baru di depan pagar.<br /><br />(reza mencegat bram)<br /><br />Reza : oi maling, mana uang titipan yang kamu curi barusan ?<br /><br />Bram` : uang apa ?<br /><br />Reza : (menggeledah bram) dimana kamu simpan uang yang kamu curi itu ?<br /><br />Bram : (kebingungan dan hanya tertunduk) sa.. saya..<br /><br />Reza : dasar gembel maling ! (memukuli bram)<br /><br />(tiba-tiba ibuya kiki atau ibu ami lewat)<br /><br />Ibu ami : Reza ! berhenti ! apa-apaan kamu ini ?<br /><br />Reza : dia nyuri titipan dari tante tadi dan ga mau ngaku<br /><br />Ibu ami : benar itu bram ?<br /><br />Bram : (kesakitan) tidak bu, saya tidak mencuri<br /><br />Reza : alah, mana ada maling ma ngaku ! balikin uang yang tadi !<br /><br />Bram : demi allah saya tidak mencuri.<br /><br />Ibu ami : kamu dengar itu reza ? bukan dia pelakunya! Dan kamu tidak punya bukti<br /><br />Reza : kenapa tante malah membela dia?<br /><br />Ibu ami : (memotong)karena kau salah ! sekarang tante tidak mau tau, kamu harus pergi ke apotik dan beli obat buat bram. Tante akan tunggu di rumah dengan bram<br /><br />(ibu ami membawa bram ke rumahnya)<br /><br />(sesampainya di rumah)<br /><br />Ibu ami : bram, ibu minta maaf ya atas tindakan keponakan ibu tadi. Dia emang orangnya gitu. Ibu juga minta maaf, gara-gara ibu, kamu jadi babak belur begini. Maaf ya bram.<br /><br />Bram : iya bu. Saya juga minta maaf, gara-gara saya ibu jadi marah-marah ke keponakan ibu.<br /><br />Ibu ami : sudah sudah. Sekarang sakitnya kerasa dimana bram ?<br /><br />Bram : di pundak saya ini bu (sembari menunjuk pundaknya)<br /><br />Ibu ami : ya udah, kamu tunggu disini. Ibu ambil air hangat dan handuk dulu.<br /><br />Bram : (mengangguk)<br /><br />Ibu ami : (membawa air dan handuk)<br /><br />(ia melihat ada tanda lahir yang ia ingat di bahu bram)<br /><br />Bram, apakah ini tanda lahirmu ??<br /><br />Bram : benar bu<br /><br />Ibu ami : boleh ibu liat telapak tangan kamu ?<br /><br />Bram : (kebingungan kemudian memperlihatkan satu tada lahir lagi di telapak tangannya)<br /><br />Ibu ami : subhanallah. Bram ! kamu bram anaknya mbak rita!<br /><br />Bram : maksud ibu ?<br /><br />Ibu ami : tanda lahir di pundak dan telapak tangan mu itu. Ibu hafal betul tanda lahir itu. Kamu anak alm. Mbak rita.<br /><br />Bram : bu, ada apa ini ? tolong jelaskan. Tanda lahir apa ? dan siapa mbak rita ?<br /><br />Ibu ami : ibu tahu tanda lahir itu karena ibu juga sumpat merawatmu bebrapa bulan sebelum kau diambil oleh pihak desamu kembali. Dan Mbak rita itu adalah ibu kandungmu, nak.<br /><br />Bram : (tertegun)<br /><br />Ibu ami : ibu bisa mengerti bagaimana peraasaanmu saat ini. Sekarang, duduklah. Biar ibu ceritakan padamu semuanya.<br /><br />Ibu Ami : dulu, ibu, bu ratih, dan mbak rita ibumu berteman erat. Kami sudah sring bersama sejak masih duduk di bangku SMA. Hingga saat kami memiliki keluarga masing-masing pun hubungan kami tetap erat. Kami selalu bercerita satu sama lain tentang berbagai hal. Dan ibumu, walaupun dialah yang paling muda diantara kami, namun ia memiliki kebijaksanaan dan kedewasaan lebih daripada ibu dan bu ratih. ia selalu memberikan dorongan kepada kami jika kami sedang menghadapi masalah. Dan setiap perkataannya selalu membuat beban kami seakan hilang. Ia juga sangat penyayag. Ia begitu sayang padamu. Ia selalu menanyai keadaanmu saat ibumu menitipkanmu kepada ibu. Hamper setiap saat ia menanyai keadaan mu. Dan juga ayahmu. Beliau sosok seorang pemimpin yang baik. Seorang kepala rumah tangga yang bertanggung jawab dan juga seorang ayah yang begitu sayang kepada anak laki-laki semata wayangnya. Tapi, ibumu kurang beruntung. Saat dulu di kota mewabah penyakit pada balita, anak ibu, kiki, dan anak bu ratih, teta terkena penyakit itu. Dan ibumu di desa mendapat kabar tentang itu. Ia menjenguk anak-anak kami di kota dan membawamu juga saat kau berumur kira-kira 1 tahun. Tapi, saat mereka akan kembali ke kota, ibu meminta kepada mbak rita untuk membiarkanmu tinggal bersama ibu di kota untuk beberapa hari. ntah itu firasat atau apa, ibu dan ayahmu mengalami kecelakaan di perjalanan pulang ke desa. Mereka meninggal di tempat. Dan tak lama seteah itu, seseorang dari desamu menjemputmu dari ibu untuk dibawa kembai ke dsa.<br /><br />(suasana menjai sangat hening)<br /><br />Bram : (tertunduk dan menititkkan air mata)<br /><br />Ibu ami : lupakan kesedihanmu bram. Tapi kenanglah selalu itu dan ayahmu.<br /><br />Bram : terimakasih bu (segera pergi)<br /><br />Ibu ami : bram ! tunggu, lukamu belum diobati.<br /><br />Tak mudah menerima kenyataan suatu kenyataan yang amat teramat berat dalam bebrapa menit saja. apalagi bagiku, seseorang dengan beban mental yang tak stabil sama sekali. Ternyata, orang tua ku meninggal karena niat baiknya untuk melihat orang-orang yang jatuh sakit dan kini orang-orang itulah yang selalu memperlakukanku tak seperti manusia. Betapa ironi itu membuat dendamku terpicu.<br /><br />Scene 6.<br /><br />(bram berdiam di suatu tempat, memikirkan realita yang begitu pahit ini)<br /><br />“kenapa harus aku yang berada di posisi ini ??? mengapa bukan orang lain ?? ternyata aku lahir dari keluarga yang bisa memberikanku kebahagiaan. Tapi, mengapaaku tak sempat merasakannya ?? mengapa kebahagiaan itu tak sempat hadir ?? setiap hari yang kulalui hanya untuk merasakan semua yang tak pernah ku bayangkan. Hanya untuk mendengan apa yang tak ingin ku dengar. Mengapa aku selalu dijadikan sasaran atas kesalahan yang diperbuat dunia ini ? apa karena aku lemah ? tidak.. tidak.. aku tidak lemah !! aku manusia !! aku samaseperti mereka !! jika aku tak bisa untuk pergi dari mereka, maka kini akan ku buat mereka pergi dariku!!!!!!<br /><br />Scene 7<br /><br />(bram menuju rumahnya)<br /><br />Nenek : Darimana saja kau?? Mengapa kau pulang terlalu sore ?? apa akau tak sadar masih banyak yang harus kau kerjakan di rumah ini ??<br /><br />Bram : sudahlah ! aku muak dengan semua ini. Rasanya sudah cukup aku dididik selama 18 tahun oleh orang yang samasekali membenciku ! orang yang sama sekali tak iklas membesarkanku.<br /><br />Nenek : (menampar) Kurang ajar !! dasar anak tak tau balas budi !! kau….<br /><br />Bram : (memotong) Apa kau tahu bagaimana rasanya dibesarkan oleh orang seperti kau ?? aku tersiksa !!!! kau hanya membunuhku pelan-pelan !! hanya memberiku hidup dengan teriakan-teriakanmu yang membangunkan semua orang !!! aku sudah tau semuanya. Kau bukan nenek ku. Kau bukan ibu dari orangtua ku. Dan semua biaya untuk menghidupiku kau dapatkan dari harta warisan orang tua kandungku. Dan kemudian berpura-pura miskin untuk menutupinya. Hanya hartaku yang kau harapkan !! kau munafik !!<br /><br />Nenek : baik. Entah darimana kau tahu akan itu, tapi semuanya benar. Semua hartamu ada padaku. Tapi, apa yang bisa kau lakukan ??<br /><br />Bram : membunuhmu !!!<br /><br />Nenek : kau pecundang dan dan tak kan sanggup !!!<br /><br />Bram : (berbisik ke telinga nenek dan menusukkan pisau ke perut nenek) terserah..<br /><br />Saat itu aku tak lagi bisa mengendalikan diriku.yang ku pikirkan Hanya membunhuh orang-orang yang selama 18 tahun membuat ku seperti binatang. Benar-benar seperti binatang. Aku tak menyesal sedikitpun. Bahkan, aku menikmatia apa yang telah aku lakukan ini. Rasanya, aku baru saja menyeleseaikan sebuah perintah tuhan. hanya saja, perintah itu belum sepenuhnya terpenuhi. Sekarang giliran mereka.<br /><br />Scene 8<br /><br />(bram bergegas menuju rumah teta dengan niat yang bulat untuk membunuh)<br /><br />Bram : (mengetuk pintu) Teta !! teta !!!<br /><br />Teta : iya !! sebentar !!!<br /><br />Bram : (seketika menusuk teta)<br /><br />Teta : (mati)<br /><br />Satu lagi bagian dunia yang ku kenal musnah di tanganku. Sekarang, berkuranglah orang-orang yang akan memperlakukanku dengan kejam. Tapi, masih ada yang gilirannya yang belum datang. Dan aku yang akan mendatangkannya. Karena aku tak lagi seseorang yang lemah. Aku kuat. Jauh lebih kuat dari dunia.<br /><br />Scene 9.<br /><br />(Reza dan kiki berjalan menuju rumah)<br /><br />(mendadak dari belakang kiki yang sedang memperbaiki tali sepatu, datang bram dengan pisau penuh darahnya, tapi reza melihat itu)<br /><br />(ACTION MENYESUAIKAN)<br /><br />(saat reza terbunuh, kiki tersudut.. perlahan, bram mengarahkan pisau itu kea rah kiki dengan tatapan amarah dan penuh kebencian..)<br /><br />(retno datang tiba-tiba, menahan tangan bram yang memegang pisau berlumuran darah)<br /><br />Retno : Cukup, bram.<br /><br />Bram : kau tak tau retno !! mereka terlalu kejam padaku !!(masih dalam keadaan marah)<br /><br />Retno : aku tau, bram. Tapi semua ini tak akan menyelesaikan masalahmu. Masih ada cara lain yang lebih baik daripada ini.<br /><br />Bram : tidak !! tidak ada jalan lain !! kau tau ? aku pernah gagal untuk pergi dari mereka, dari kekejaman mereka. sekarang, aku tak mau gagal lagi, sekarang, ku buat mereka yang pergi dariku !!<br /><br />Retno : kendalikan dirimu, bram.<br /><br />Bram : Retno, kau bukan mereka. aku bisa merasakan itu. Sejak kecil, aku merasa kalian kucilkan. Hanya karena aku miskin dan tak punya orang tua. Tapi kalian ?? kaya dan punya keluarga yang lengkap. Bisa bersenang-senang setiap hari, membeli apapun yang kalian inginkan. Dan kalian tahu bagaimana aku menderita. Tapi, peduli apa kalian ?? hanya menertawaiku setiap saat, menghinaku, mencercaku, menyakitiku ? hanya itu kah tujuan hidup kalian ? ? kau tahu retno, setelah aku sebesar ini, aku baru tahu penyebab orang tua ku meninggalkan dunia. Orang tua ku meninggal dunia saat aku berusia 1 tahun ketika itu, orang tuaku, orang tua dia (kiki) dan orang tua teta berteman erat. Saat kiki dan teta sakit, orang tua ku menyempatkan diri dari desa ke kota untuk menjenguknya. Tapi, mereka mengalami kecelakaan dan tewas seketika. dank au lihat apa yang dilakukan oleh dia dan teman-temannya kepadaku ?? anak dari sepasang suami istri yang dulu sempat menjenguknya hingga mengorbankan nyawa mereka ???<br /><br />Retno : Bram..<br /><br />Bram : aku gagal lagi. Aku gagal untuk membuat mereka pergi dariku. Kau menggagalkannya retno. Tapi, Terimakasih retno. Hanya darimu aku dapat merasakan mendapat senyuman. kini, ku akan sudahi semua ini.(menusukkan pisau ke perutnya sendiri)<br /><br />Retno : (Tertunduk) bram……..<br /><br />Itulah kisahku. Pecundang seumur hidup. Hidup memang selalu diwarnai kebencian. Dan kebencian selalu berakhir pada dendam. Kini penderitaan ku usai. Tak kan ada lagi yang membuang sampah kea rah ku di saat aku menyapu, tak ka nada lagi yang menghinaku, mencaci maki ku, dan tak ka nada lagi yang memperlakukan ku tak seperti manusia. Tapi tetap, hanya kebencian yang ku punya untuk dunia. Namaku Bram.kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-82353723724401870862010-05-28T02:03:00.000-07:002013-10-20T01:48:00.437-07:00Kenakalan RemajaMAKALAH<br /><br />SEMINAR KELAS<br /><br />XI.IA.2<br /><br />“Kenakalan Remaja di Kab. Tanah Datar”<br /><br />Oleh<br /><br />Indah Maydila Sandi<br /><br />NIS : 9936730584<br /><br />Dinas Pendidikan Kab. Tanah Datar<br /><br />SMA Negeri 3 Batusangkar<br /><br />(Program Layanan Keunggulan)<br /><br />T.P. 2009/2010<br />KATA PENGANTAR<br /><br />Puji syukur atas rahmat yang telah diberikan Allah S.W.T. hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam kurung waktu yang telah ditentukan.<br /><br />Makalah ini tidak hanya dibuat atas dasar tugas yang telah diberikan guru bahasa Indonesia kepada penulis untuk nilai tugas. Tapi makalah ini juga dibuat untuk bisa menambah wawasan bagi pembaca hal-hal yang berkenaan dengan kenakalan remaja.<br /><br />Makalah ini dibuat berdasarkan fakta dan realita yang ada di sekitar kita sesuai kebutuhan pembaca, situasi dan kondisi lingkungan saat ini. Kenakalan remaja yang semakin meningkat di era globalisasi saat ini semakin meresahkan masyarakat. Untuk itu, agar makalah ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengatasi dan menghindari terjadinya kenakalan remaja.<br /><br />Terima kasih kepada seluruh orang yang sudah terlibat dalam pembuatan makalah ini, atas dasar pemikirannya, cerita atau pengalaman pribadinya untuk dibagikan kepada penulis dan pembaca, serta kepada orang-orang yang telah mau membantu dalam pencarian sumber makalah. Namu, karya ilmiah ini masih banyak kekuranagn dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dimohonkan kritik dan sarannya untuk bisa membuat makalah ini menjadi lebih baik.<br /><br />Batusangkar, Januari 2010<br /><br />Penulis<br /><br />DAFTAR ISI<br /><br />KATA PENGANTAR<br /><br />BAB 1 PENDAHULUAN<br /><br />A. Latar Belakang Masalah<br /><br />B. Tujuan Penelitian<br /><br />C. Rumusan Masalah<br /><br />D. Metode Isi<br /><br />BAB 2 PEMBAHASAN<br /><br />A. Pengertian Kenakalan Remaja<br /><br />B. Jenis-jenis Kenakalan Remaja<br /><br />C. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja<br /><br />D. Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan<br /><br />E. Mengatasi dan Mencegah Kenakalan Remaja<br /><br />BAB 3 PENUTUPAN<br /><br />A. Kesimpulan<br /><br />B. Saran<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />BAB 1<br /><br />PENDAHULUAN<br /><br />A. Latar Belakang Masalah<br /><br />Untuk melengkapi nilai semester bahasa Indonesia, membuat makalah dengan bertemakan “Kenakalan Remaja” menjadi syarat bagi salah satu nilai tugas. Tema yang telah diangkat ini pun juga sesuai dengan hal-hal yang terjadi dikehidupan kita terutama di masyarakat Kabupaten Tanah Datar, yang mana remajanya banyak mendapat pengaruh dari luar dan masih berada pada masa transisi.<br /><br />Masa remaja merupakan awal masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13-16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan. Dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis maupun secara social (Hurlock, 1973). Pada masa tersebut kemungkinan menjadi masa krisis yang dapat ditandai dengan kecendrungan munculnya perilaku menyimpang. Definisi menurut ahli, Kartono, ilmuwan sosiologi kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan “Gejala patologis social pada remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian social. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.”<br /><br />Perilaku yang menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat mengganggu serta membahayakan tegaknya sistem social. Setiap penggunaan perilaku menyimpang secara tersirat mengharuskan untuk tetap menempuh jalur yang semestinya. Karena jika saja keluar dari sitem social yang berlaku berarti telah berperilaku salah. Untuk itu, kita harus bisa membedakan antara perilaku menyimpang ataupun tidak. Masalah kenakalan remaj mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan anak-anak nakal (juvenile court) pada tahun 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Jenis-jenis kenakalan remaja yang dimasukkan dalam hukum itu :<br /><br />1. Penyalahgunaan narkoba,<br /><br />2. Seks bebas, dan<br /><br />3. Tawuran antar pelajar.<br /><br />Dari 3 jenis kenakalan remaja tersebut diatas, penyalahgunaan narkoba atau obat-obatan terlaranglah yang sangat marak terjadi di Indonesia. Wlaupun begitu, seks bebas dan tawuran antar pelajar juga banyak terjadi di Indonesia. Hamper setiap hari kasus kenakalan remaja selalu kita temukan di media-media massa, diman sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, salah satu wujud dari kenakalan remaja adalah tawuran yang dilakikan para pelajar.<br /><br />Data di Jakarta pada tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun-ketahun jumlah perkelahian dan korban yang cendrung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai 3 perkelahian ditiga tempat sekaligus (Tambunan, dalam e-psikologi, 2001). Persentase penggunaan narkoba pada remaja Indonesia pun mencapai 46%. Dan Departemen Sosial memberi estimasi jumlah prostitusi anak yang berusia 15-20 tahun angka 30% dari 40-150.000 sebagai pelacur anak.<br /><br />Becker (dalam Soerjono Soekanto, 1988) mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengasumsiakn hanya mereka yang menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat demikian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu. Tetapi mengapa pada kebanyakkan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk menyimpang. Kenakalan-kenakalan remaja yang dilakukan dibawah usia 17 tahun sangat beragam mulai dari perbuatan yang amoral dan anti social tidak dapat dikategorikan sebagai pelanggar hokum. Seperti hal yang sering kita lihat di televise, Bang Napi selalu berkata “Kejahatan terjadi tidak hanya karena ada niat tapi juga karena ada kesempatan.”<br /><br />Sebuah kata sederhana tapi mengandung sejuta makna. Banyak hal yang mempengaruhi seseorang untuk berbuat perilaku menyimpang. Salah satunya yaitu kesempatan, sedikit saja celah yang tersedia maka besarlah kemungkinan perilaku menyimpang itu terjadi. Tidak hanya itu, hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa faktor lainnya adalah tidak berfungsinya orang tua sebagai figure tauladan bagi anak (Hawari, 1997). Suasana yang tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang tidak harmonis dapat menimbulkan bahaya psikologi bagi anak terutama dalam usia remaja. Selanjutnya Talent (1978) menambahkan anak yang mempunyai penyesuaian diri dan sosialisasi baik di sekolah, biasanya memiliki latar belakang keluarga yang harmonis, menghargai pendapat anak dan hangat. Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi kenakalan remaja adalah konsep diri yang merupakan pandangan atau keyakinan diri terhadap keseluruhan diri, baik itu kelebihan ataupun kekurangan, sehingga mempunyai pengaruh besar dalam keseluruhan perilaku yang ditampilkan.<br /><br />Berdasarkan data di atas, penulis ingin melakikan penelitian di daerah Kabupaten Tanah Datar, khusunya kota Batusangkar. Karena pada umumnya, remaja disini sangat mudah terpengaruh oleh budaya dari luar. Tampaknya belum ada peneliti yang mencoba mengambil daerah Batusangkar sebagai pusat penelitian ini. Dengan demikian, peneliti menjamin keaslian penelitian ini dan dapat dipertanggungjawabkan.<br /><br />B. Tujuan Penelitian<br /><br />1. Untuk mengetahui jelas apa kenakalan remaja yang banyak dilakukan remaja kota Batusangkar.<br /><br />2. Untuk mengetahui faktor-fator penyebab terjadinya kenakalan remaja.<br /><br />3. Untuk mengetahui peran masyarakat lingkungan orang tua ataupun guru.<br /><br />4. Untuk mengetahui cara mengatasi dan mencegah kenakalan remaja.<br /><br />C. Rumusan Masalah<br /><br />1. Apa itu kenakalan remaja?<br /><br />2. Jenis-jenis kenakalan remaja apa yang banyak terjadi di Kabupaten Tanah Datar?<br /><br />3. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja?<br /><br />4. Apa peranan dari masyarakat, orang rua, ataupun guru di lingkungan?<br /><br />5. Hal apa saja untuk mengatasi atau emcegah terjadinya kenakalan remaja?<br /><br />D. Metode Isi<br /><br />1. Diskusi,<br /><br />2. Terjun langsung ke lapangan,<br /><br />3. Data-data internet , dan<br /><br />4. Buku sumber<br /><br />BAB 2<br /><br />PEMBAHASAN<br /><br />A. Pengertian Kenakalan Remaja<br /><br />Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimoang sari norma-norma hokum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya.<br /><br />Kartono (ilmuwan sosiologi) mengemukakan bahwa kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan “Gejala patologis social pada remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian social. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.”<br /><br />Santrock mengemukakan bahwa kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai prilaku remaja yang tidak dapat diterima secara social hingga terjadi tindakan kriminal.<br /><br />Kenakalan remaja merupakan perbuatan anak-anak yang melanggar norma social, norma hokum, norma kelompok dan mengganggu ketentraman kelompok. Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan criminal lainnya. Fakta ini tidak dapat diungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja zaman sekarang. Kini sudah banyak remaja yang kita temui sedang menghisap rokok, atau kadang kita melihat pelajar yang bentrok/tawuran hanya karena salah satu dari temannya tidak sengaja terserempet oleh siswa sekolah lain. Hal sekecil itu menjadi besar dengan adanya tawuran, dan menjadi satu tindakan kriminal. Padahal hal itu bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan atau melalui pihak yang berwajib. Bukan dengan main hakim sendiri.<br /><br />B. Jenis-jenis Kenakalan Remaja<br /><br />Berikut ini terdapat beberapa jenis kenakalan remaja yang banyak terjadi di kota-kota besar ataupun kota kecil seperti Batusangkar, yaitu :<br /><br />1) Penyalahgunaan Narkotika<br /><br />Fungsi utama narkotika dalam segi medis adalah sebagai analgetik untuk mengurangi rasa sakit dan penenang yang hanya digunakan rumah sakit untuk orang yang menderita sakit berat (misalnya kanker) dengan rekomendasi dokter atau diberikan kepada orang-orang yang akan menjalani operasi. Disamping itu, narkotika juga dapat menimbulkan efek halusinasi (khayalan), impian yang indah-indah atau rasa nyaman. Dengan timbul efek halusinasi inilah yang menyebabkan sekelompok masyarakat terutama kalangan remaja ingin menggunakan narkotila meskipun tidak sedang sakit menderita sakit. Hal itulah yang mengakibatkan penyelahgunaan obat ini (narkotika). Bahaya penggunaan narkotika yang tidak sesuai dengan peraturan adamya adiksi atau ketergantungan.<br /><br />Adiksi adalh keracunan obat yang bersifat kronik atau periodic sehingga penderita kehilangan control terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap dirinya sendiri dan masyarakat. Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius antara lain candu atau opium, morfin, alcohol, kokain, ganja, atau mariyuana, kofein, LSD (Lansergic Adid Diethy Lamide) dan tembakau.<br /><br />Kini tidak sedikit kita lihat banyak remaja Tanah Datar terang-terangan menggunakan narkotika walau hanya dalam bentuk lem. Remaja yang menganggap dirinya pria sejati, rela melakukan apa saja demi dikatakan pria sejati oleh teman-temannya. Berawal dari merokok, lalu mencoba narkotika dalam bentuk lem dan setelah itu malah mereka memperlihatkan kepada masyarakat bahwa keadaan mereka sedang berada di bawah alam sadar. Dan untuk rokok, tidak hanya dilakukan oleh para pria yang ingin dianggap tapi juga karena gengsi, sebab yang menawari rokok kepada pria tersebut adalah seorang wanita. Salah seorang wanita yang pernah penulis tanyai alasannya untuk mulai merokok adalah keadaannya yang saat itu sangat kacau hingga bergaul dengan orang yang salah hingga ia ditawarkan rokok dan saat itulah ia mulai yang namanya merokok.<br /><br />2) Freesex<br /><br />Freesex atau seks bebas atau perilaku seks diluar nikah terjadi sebagai akibat masuknya budaya barat. Budaya barat yang menganggap itu hal biasa, sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial yang berlaku pada masyarakat Indonesia. Masuknya paham Children of God (COG) sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya COG merupakan freesex (seks bebas) merupakan kebebasan hubungan seksual diluar nikah. Hubungan seksual diluar nikah menurut agama adalah dosa besar.<br /><br />Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat menguatirkan para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Pacar bagi mereka, merupakan salah satu sentuk gengsi yang membanggakan hingga terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi yang menyamakan/menyetarakan hukum barat yang memperbolehkan seks bebas. Akibatnya, di zaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.<br /><br />Ini tidak hanya dilakukan karena alasan kebablasan atau suka sama suka. Terkadang ini juga dijadikan sebuah pekerjaan tetap. Bahkan anak dibawah umur pun juga bisa menjual dirinya sebagai pelacur anak. Semua terjadi hanya karena alasan ekonomi yang mendesak. Bahkan, ada salah seorang yang pernah penulis temui saat terjun langsung ke lapangan, mengaku pernah melakukan hubungan suami istri dengan pacarnya saat ia masih duduk di bangku SMP. Kini mas depannya hancur dan pacarnya malah melarikan diri. Atau bahakan yang lebih fenomenal yang terjadi di SMA Negeri 1 Batusangkar sekitar tahun 1990-2000 hampir setiap tahunnya ada siswa yang harus berhenti bersekolah karena harus bertanggungjawab atas kehamilannya. Dan tiap tahun itu jumlahnya selalu meningkat untuk kota Batusangkar.<br /><br />3) Perkelahian Pelajar<br /><br />Perkelahian antar pelajar dapat merusak dan memperlemah persatuan dan kesatuan para remaja terutama pelajar dan merusak nilai-nilai soisal. Peranan organisasi pelajar, seperti OSIS, Palang Merah Remaja (PMR), dan pramuka sangat penting didalam membentuk sikap dan tingkah laku para pelajar. Apabila terjadi masalah, selesaikan dengan musyawarah kekeluargaan atau melalui pihak yang berwajib, jangan dengan mengadu kekuatan fisik. Jangan sampai seperti yang terjadi beberapa bulan lau, siwa SMA Negeri 1 Batusangkar dengan siswa SMA Negeri 1 Sungai Tarab hanya karena masalah antar personal temannya.<br /><br />Disamping contoh yang telah dikemukakan tadi, masih banyak bentuk kenakalan remaja. Misalnya kebut-kebutan, minum-minuman keras, bolos sekolah, membunuh, berbohong, keluyuran, mencuri, aksi corat-coret pagar atau di tembok, dan banyak lagi. Yang lebih lagi, kini dengan adanya geng-geng baik itu geng motor ataupun geng mobil yang bersifat negative. Masih jelas dalam ingatan warga Tanah Datar saat kejadian beberapa bulan lalu yang melibatkan geng mobil Oxigen di Batusangkar. Akibat kebut-kebutan antar sesamanya, salah satu mobil dari anggota geng tersebut mengalami kecelakaan masuk ke jurang yang mengakibatkan 1 orang tewas, 1 orang koma, dan 1 orang luka-luak.bahkan ada juga pengaruh dari geng yang membuat seseorang yang dulunya patuh kepada orang tuanya, namun kini setelah bergabung dengan salah satu geng motor di Batusangkar membuat ia berubah menjadi anak yang sangat nakal hingga berani memberontak, bahkan menghardik orang tuanya.<br /><br />C. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja<br /><br />Perilaku nakal remaja disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).<br /><br />· Faktor Internal<br /><br />a. Krisis Identitas<br /><br />Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan dan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja gagal mencapai masa integritas kedua.<br /><br />b. Kontrol Diri yang Lemah<br /><br />Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan control di untuk bertingkah laku sesuai pengetahuannya.<br /><br />c. Ketidakbahagiaan<br /><br />Ketidakbahagiaan, timbul dari hilangnya tanggungjawab dan tidak adanya rasa bertanggungjawab (Weber,Christine.9 Langkah Meraih Kebahagiaan Hidup.2005). Ketidakbahagiaan seperti kebahagiaan, merupakan suatu pilihan yang tidak dapat dihindari, meskipun banyak orang bersumpah bahwa mereka tidak apat menghindari adanya ketidakbahagiaan. Ketidakbahagiaan itu juga merupakan suatu kebiasaan kebiaasaan yang sangat buruk yang bisa membuat kita kecanduan.<br /><br />d. Penggunaan Waktu Luang<br /><br />Kegiatan dimasa remaja hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila melakukan hal positif tentu tidak masalah, yang menjadi masalah jika kegiatannya negatif, maka lingkungan dapat terganggu. Perbuatan negative ini hanya terdorong rasa iseng saja untuk mengisi waktu serta untuk menarik perhatian lingkungan.<br /><br />e. Masalah yang Dipendam<br /><br />f. Dasar-dasar Agama yang Kurang<br /><br />· Faktor Eksternal<br /><br />a. Keluarga<br /><br />Perceraian orang tua, ketidakharmonisan keluarga, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negative pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak bisa menjdikan penyebab kenakalan remaja.<br /><br />b. Pengaruh Kawan Sepermainan<br /><br />Memiliki banyak kawan adalah satu bentuk prestasi sendiri bagi remaja. Pengaruh kawan bermain bukan hanya membanggakan si remaja tetapi bahkan juga pada orang tuanya. Namun, dalam hubungan teman, kita harus bisa memilih teman yang bisa mendapat pengaruh baik, bukan pengaruh buruk. Karena sesuai kata orang bijak, jika berteman dengan orang menjual minyak wangi, minimal kita akan wangi. Untuk realisasinya, jika berteman dengan orang yang memakai narkotika, minimal kita akan merokok.<br /><br />c. Komunitas atau Lingkungan Tempat Tinggal yang Kurang Baik<br /><br />Anak dan remaja banyak belajar dari lingkungan atau komunitas dimana ia berada. Karena pengaruh yang sangat besar bisa terjadi didiri remaja dari bagaimana dia hidup bersosialisasi dengan lingkungannya.<br /><br />d. Perkembangan IPTEK dan Era Globalisasi<br /><br />Menurut sosiolog Akbar S. Ahmad (1997) bahwa media televisi di zaman modern telah menumbuhkan gejala pemujaan tubuh dan personifikasi gaya hidup remaja. Televisi ataupun media elektronik lainnya telah membius remaja akan penampilan tampak muda. Televisi bukan saja mempengaruhi sikap dan gaya hidup remaja, tetapi juga sanggup merubah idiologi seseorang bahkan mungkin agama. Ironisnya, tayangan dari media elektronik itu juga mengandung kekerasan, horor dan pornografi (Al-Ghifari,Abu.Kudung Gaul.2004). Dan sebagian besar hal-hal tersebut banyak ditiru oleh remaja zaman kini.<br /><br />D. Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan<br /><br />Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarga, tetapi semua orang. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Peran guru tidak hanya sebatas tuga yang harus dilaksanakan didepan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus didedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.<br /><br />Terkesannya seorang guru adalah sosok sempurna yang dituntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan diketahui oleh murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang ia lakukan. Bahkan ada berita yang meruntuhkan citra guru adalah tentang penyiksaan oknum guru terhadap anak didiknya.<br /><br />Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya remaja sholeh sedangkan orang tuanya jarang melaksanakan sesuatu yang mencerminkan kesholehan. Jadi jangan heran apabila kenakalan remaja mencontoh pola kenakalan orang tua.<br /><br />Keadaan lingkungan yang kurang baik juga akan mempengaruhi sikap serta tingkah laku dari para remaja. Bagi yang mendapat lingkungan dan pergaulan sekitarnya yang baik, para remajanya pun juga akan bersikap baik dan mengenal sopan santun. Dan bagi yang mendapat lingkungan dan pergaulan sekitarnya yang lebih buruk, para remajanya pun juga akan bersikap lebih buruk. Semua itu disebabkan oleh lingkungan pergaulan mereka sehari-hari. Apabila pergaulan sekitarnya baik, maka mereka akan terbiasa melihat dan melakukan kegiatan positif karena itu lazim di lingkungannya.<br /><br />Kerja tim yang terdiri dari guru, orang tua, dan lingkungan (guru saat anak-anak, para remaja belajar bersosialisasi) harus dibentuk. Diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan intensif yang mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran lingkungan pun harus lebih peduli, dengan mengganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.<br /><br />E. Mengatasi dan Mencegah Kenakalan Remaja<br /><br />Beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu :<br /><br />· Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Contohnya sebagai orang tua boleh saja membirakan anak untuk melakukan apa saja yang masih dibatas kewajaran, apabila telah melewati batas yang sewajarnya, sebagai orang tua barulah memberitahunya apa dampak dan akibat dari perbuatan tersebut.<br /><br />· Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.<br /><br />· Biarkanlah para remaja tetap bergaul dengan teman sebayanya, yang hanya berbeda umur 2-3 tahun lebih tua darinya, karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman yang tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa-bawa.<br /><br />· Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti televisi, internet, handphone, computer, dll.<br /><br />· Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.<br /><br />· Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti ibadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.<br /><br />· Mendukung hobby dan bakat yang dimilikinya selama itu masih bersifat positif. Karena dengan melarangnya dapat mengganggu kepribadian dan kepercayaan dirinya.<br /><br />· Menjadikan orang tua sebgai tempat curhat yang nyaman, hingga orang tua bisa membimbing dalam menyelesaikan masalah.<br /><br />· Menanamkan dalam diri setiap remaja untuk malu dan takut berbuat jahat. Menumbuhkan rasa malu melakukan perbuatan yang sama sekali tidak benar. Dan menyadari bahwa suatu perbuatan tertentu tidak pantas, memalukan untuk dilakukan dan mengetahui uraian tentang akibat perbuatan buruk.<br /><br />BAB 3<br /><br />PENUTUPAN<br /><br />A. Kesimpulan<br /><br />Kenakalan remaja adalh suatu perilaku yang tidak dapat diterima masyarakat serta system yang berlaku. Jenis-jenis kenakalan remaja yang banyak terjadi di kota-kota besar ataupun di kota kecil Batusangkar adalah pemakaian narkoba, freesex, dan perkelahian antar pelajar.<br /><br />Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku remaja disebabkan oleh faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Dalam mengatasi dan mencegah tejadinya kenakalan remaja sangat diperlukan peran dari orang tua, guru, dan lingkungan. Dan kasih saying, perhatian dan pengawasan dari orang tua juga dibutuhkan dalam mengatasi dan mencegah kenakalan remaja. Dan yang paling penting dalam mencegah ataupun mengatasi kenakalan remaja itu adalah kepribadian dari remaja tersebut.<br /><br />B. Saran<br /><br />Sebagai remaja yang masih dalam berkondisi labil dan banyak mendapat pengaruh dari luar, setiap remaja harus bisa mengendalikan diri dalam bertindak berdasarkan norma yang ada. Dalam bergaul pun setiap remaja harus bisa menentukan mana yang membawa pengaruh baik dan mana yang membawa oengaruh buruk. Yang pasti, setiap remaja harus bisa mengendalikan dirinya untuk selalu berperilaku positif.<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Al-Ghifari, Abu. 2004. Kudung gaul. Bandung: Mujahid<br /><br />Webber, Christine. 2005. 9 Langkah Meraih Kebahagiaan Hidup. Jogyakarta: Platinum<br /><br />www.AsianBrain.com. Kenakalan Remaja. 2009.<br /><br />www.h4b13.wordpress.com. Hal-hal yang Mempengaruhi Timbulnya Kenakalan Remaja. 2008.<br /><br />www.mathedu-unila.blogspot.com. Pengertian Kenakalan Remaja. 2008.<br /><br />www.ubb.ac.id. Kenakalan Remaja, Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan. 2009.<br /><br />www.wikimu.com. 2009.<br /><br />www.wisnucahyono.wordpress.com. Kiat Pokok Mengatasi Kenakalan Remaja. 2008.kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2943845995955296758.post-43780306547771490342010-05-16T01:13:00.000-07:002013-10-20T01:48:43.663-07:00Script Drama "Yang Ku Ingin"Di tuliskan lagi berdasarkan film What A Girl Want.<br /><br /><br /><br />Namaku Daphne Reynolds dan aku lahir di kota New York. Selama ini aku tinggal bersama ibu di gedung tingkat 5 Pecinan. Kami selalu berdua saja, aku dan Libby (Ibuku). Tapi disetiap ulang tahunku, aku akan membuat permohonan.<br /><br />Libby : “Buat permohonan sayang”<br /><br />(Aku meniup lilin sambil meminta permohonan).<br /><br />Aku ingin seseorang juga berada disini. Dan jika tiap tahun ia tidak datang, aku meminta Ibuku menceritakan kisah yang sama.<br /><br />Libby : “Kau tidak pernah bosan mendengar ceritanya?”<br /><br />Daphne : (Menggelengkan kepalanya).<br /><br />Libby : “Baiklah.”<br /><br />Pada suatu ketika ada seorang penyanyi muda dan cantik sekali bernama Libby yang suatu hari memutuskan untuk pergi berkelilingi dunia. Ia tidak menyadari bahwa di sebuah gurun di Moroko, takdir menantinya. Dan nama takdir itu adalah Henry. Mereka jatuh cinta yang teramat dalam. Dan kemudian dinikahkan oleh kepala suku Beduin. Henry mengajaknya ke Inggris untuk menemui keluarganya dan menikah dengan sah. Tapi kali ini takdir tak memihaknya. Ia jelas bukan seperti yang diharapkan keluarganya. Tapi ketika tiba-tiba ayah Henry meninggal Libby tahu beban hidup Henry akan makin besar karena ia sekarang menjadi Lord Dashwood. Dan Libby sama sekali bukanlah seorang bangsawan.<br /><br />Alistair : “Henry tahu. Jika kau mencintainya, kau harus pergi sekarang.”<br /><br />Libby pun pergi meninggalkan Inggris.<br /><br />Alistair : “Libby meninggalkan ini.”<br /><br />Henry : “Ternyata ada orang ketiga.”<br /><br />Jadi meskipun hatinya hancur, ia tahu ia harus meninggalkannya. Tapi beberapa bulan kemudian, takdir memberinya berkah terbesar. Seorang bayi perempuan cantik bernama Daphne.<br /><br />Libby : “Mimpi indah, sayang.”<br /><br />Daphne : “I love you.”<br /><br />Libby : “Aku tak percaya hari ini kau sudah berumur 15 tahun.”(sambil berjalan keluar kamar)<br /><br />Daphne : “Mimpi indah Henry.”(lalu mencium foto Henry.)<br /><br />Dihari ulang tahunku yang ke 17, Ibu dan aku harus bekerja. Tapi ternyata itu menjadi awal dari kisahku ini. Aku bekerja sebagai pramusaji di pesta pernikahan, dan Ibu sebagai penyanyi band di pesta pernikahan. Dan seperti biasa disaat dansa antara Putri dan Ayah, aku selalu menatap dengan perasaan ingin berdansa bersama Henry. Saat pesta selesai, aku membereskan peralatan sisa makanan.<br /><br />Libby : “Aku tahu. Aku lihat tatapanmu.”<br /><br />Daphne : “Aku tak mau membicarakannya. Setiap kali di penikahan aku melihat pengantin dan Ayahnya berdansa. Aku... aku tak tahan memikirkan bahwa aku takkan pernah bisa melakukannya. Aku tahu Ibu pikir menyembunyikan aku dari Ayah adalah tindakan benar. Tap...”<br /><br />(Ibu memotong)<br /><br />Libby : “Aku ingin melindungimu dari luka yang ku alami dulu.”<br /><br />Daphne : “Ibu yang meninggalkannya, ingat?”<br /><br />Libby : “Tapi ia tak mengejarku. ”<br /><br />Daphne : “Mungkin ia akan melakukannya jika ia tahu aku ada.”<br /><br />(Daphne duduk sambil menghempaskan tadahan gelasnya)<br /><br />Libby : “Tak semudah itu!”<br /><br />Daphne : “Kenapa Ibu tak mau mengerti? Aku merasa sebagian dari hidupku hilang. Dan tanpa separuhnya lagi, bagaimana aku tahu jati diriku?”<br /><br />Libby : “Daph. Mengenal seseorang hanya karena mereka sedarah bukan jawaban. Tapi ini untuk mengenali jati dirimu.<br /><br />Ayo, kita curi sisa makanan, saladnya kelihatan enak.<br /><br />Aku mencintaimu sebanyak sejuta ikan di Swedia.”<br /><br />Daphne : “Aku mencintaimu sebanyak M&M’s merah.”<br /><br />(Libby mencium Daphne dan pergi. Sedangkan Daohne hanya melihat kepergiannya.)<br /><br />Malamnya, aku langsung mencari tahu informasi tentang Henry. Dan saat pagi Libby belum terbangun, aku melanjutkan kisahku ini terbang ke Inggris. Aku meninggalkan pesan untuk Libby.<br /><br />Mungkin jawabannya adalah berlibur setahun sebelum berkuliah untuk menetukan apa yang harus kulakukan pada hidupku. Tetapi jauh dilubuk hatiku aku selalu merasakan bahwa yang sebenarnya kubutuhkan adalah menemukan dia. Menemukan Ayahku.<br /><br />Ibu selalu mengatakan akulah yang berhak mengisi lembar hidupku. Tapi selama ini Ibulah yang menuliskannya. Sekaranglah giliranku.<br /><br />Kini aku telah berada di kota Ayahku, Inggris. Aku berjalan-jalan melihat kota yang indah ini. Tapi kini aku harus mencari penginapan atau semacam hotel untuk ku tinggali sambil mencari alamat Ayah.<br /><br />Daphne : ”Grand Hotel Britania Raya? Apa?”<br /><br />Hujanpun turun membasahiku. Aku bergegas masuk ke hotel. Aku melihat seorang pria sedang bermain gitar di atas meja menunggu tamu.<br /><br />Daphne : “Lagumu bagus sekali.”<br /><br />Ian : ”Terima kasih”<br /><br />Daphne : “Itu Gibson J200?”<br /><br />Ian : “Ya. Kau musisi?”<br /><br />Daphne : “Tidak, tapi dirumahku ada.”<br /><br />Ian : (berekspresi wajah bingung)<br /><br />Daphne : “Ibuku”<br /><br />Ian : “Kau ingin pesan kamar?”<br /><br />Daphne : “Ini pekerjaanmu?”<br /><br />Ian : “Ya, dari sekian banyak. Kau tahu, inilah perjuangan hidup calon musisi.”<br /><br />Daphne : “Ooo....”(sambil mengangguk-angguk kepala)<br /><br />Ian : “Ayo, kita melihat-lihat.<br /><br />Dapurnya di sebelah sana. Lobi di ujung lorong. Kuingatkan “tulang dan anjing” rusak dan tak ada lift.”<br /><br />Daphne : “Ahha??”(kebingungan)<br /><br />Ian : “Telepon rusak, kami tak punya elevator. Sebaiknya ku jelaskan pelan-pelan.”<br /><br />Tiba-tiba aku melihat siaran di televisi. Berita tentang Lord Henry Dashwood.<br /><br />Daphne : “Ayahku!”<br /><br />Ternyata Ayah sudah memiliki tunangan, Glynnis Payne, mereka akan menikah dan Ayah akan memiliki anak tiri Clarissa Payne yang cantik.<br /><br />Alistair : “Kuakui, awal kau ingin melepaskan kursi Majelis Tinggi kuragukan kewarasanmu. Tapi, ternyata ini lonjakan karir.”<br /><br />Henry : “Aku mulai merasa kalau ternyata tindakan kita benar.”<br /><br />Alistair : “Melakukan hal yang benar dan jadi pemenang bukanlah mustahil. Berkatmu pengumpulan pendapat terakhir kita unggul 6 angka. Kau mengubah citra partai yang dicintai Ayahmu. Ia pasti bangga, kau belia, agresif, idealis dan bereputasi cemerlang.”<br /><br />(Glynnis tiba-tiba masuk)<br /><br />Glynnis : “Dan seorang tunangan hebat yang memiliki teman-teman orang penting. Hahaha... Maaf, ia harus ku culik untuk membawakan pidato di pesta Oxfam.”<br /><br />Henry : “Astaga, pidatoku.” (sambil kebingungan mencari pidatonya di balik jas)<br /><br />Glynnis : “Di kantong kanan jasmu, sayang.”<br /><br />Henry : (menunjukkan pidato yang telah ia temukan)<br /><br />Glynis : “Hhaha.... Ia sudah memikirkan segalanya”<br /><br />Henry : “Sepertinya itu sudah cukup. Terima kasih.”(sambil berjalan keluar)<br /><br />Alistair : “Silakan kalian menikmati pestanya.”<br /><br />Glynnis : “Bagaimana masa depannya?”<br /><br />Alistair : “Asal tak mengecewakan banyak orang, ia akan menjadi PM baru kita.”<br /><br />Glynnis : “Bagus sekali.”(Glynnis bergegas keluar mengejar Henry)<br /><br />Ditempat lain, aku melihat-lihat kota bersama Ian.<br /><br />Daphne : “Ian, aku tak yakin bisa melakukannya lagi.”<br /><br />Ian : “Daphne, ia Ayahmu. Kau arungi separuh dunia mencarinya, kau tak bisa mundur sekarang.”<br /><br />Daphne : “Sekarang ia punya keluarga, maksudku... Kau lihat mereka. Mereka begitu anggun. Seperti... Apa yang ia inginkan dariku?”<br /><br />Ian : “Ia, kau benar juga.”<br /><br />Daphne : “Diam. Keadaannya tak sesederhana yang kuduga. Mungkin sebaiknya aku pulang dan membiarkannya menjalani hidupnya.”<br /><br />Aku berkeliling kota sendiri, dan mencari tempat tinggal Ayah. Ternyata rumahnya seperti yang kubayangkan selama ini. Seperti rumah bangsawan lainnya, besar, luas, indah dan pastinya memiliki penjagaan yang sangat ketat di pintu gerbangnya. Jadi, untuk tidak mencari masalah, lebih baik aku memanjat dinding di samping. Aku kira aku tidak akan ketahuan. Tapi ternyata...<br /><br />Glynnis : (berbicara di telepon) “Sempurna. Bagus sekali, terima kasih. Sampai jumpa. Kau tidak lupa, kita harus kerumah Lady Wrightwood bukan?”<br /><br />Clarissa : “Hhhaa.”(berekspresi malas)<br /><br />Glynis : “Ia mensponsori kita untuk hadir di pacuan Ascot. Kita harus datang.”<br /><br />Clarissa : “Kupikir menikahi Henry kita tak perlu berusaha keras.”<br /><br />Glynnis : “Pernikahanku masih tinggal lima minggu lagi. Sampai itu terjadi, kita harus terus tampil. Lihat apa yang terjadi dengan Olivia Dixon waktu dia ke Cina.”<br /><br />Clarissa : “Siapa dia?”<br /><br />Glynnis : “Tepat sekali.”<br /><br />Clarissa : “Ibu lihat itu?”<br /><br />Glynnis : “Apa?”<br /><br />Clarissa : “Burung yang besar sekali jatuh dari dinding itu.”<br /><br />Glynnis : “Kamu berhalusinasi.”<br /><br />Aku menelinap mendekati rumah. Melewati beberapa jendela yang besar, sepertinya aku melewati ruang makan, tapi bagian luarnya.<br /><br />Clarissa : (melihat suatu bayangan dan bingung)<br /><br />Glynnis : “Makanan ini sudah dingin. Jika kukuasai rumah ini, pelayan pikun itu akan kupecat lebih dulu.”<br /><br />Clarissa : “Langkahi dulu nenek tua itu, ia tak mungkin membiarkannya.”<br /><br />Nenek : “Ada yang lihat gunting tanamanku? Si nenek tua ini lupa serpertinya dimana ia meletakkannya.”<br /><br />Henry : “Selamat pagi. Pagi, Ibu. Pagi, sayang. Semua tidur nyenyak?”<br /><br />Clarissa : “Aaa!”(terkejut melihat orang di dekat jendela)<br /><br />Henry : “Tak semua.”<br /><br />Clarissa : “Ada seseorang di jendela dan kali ini aku tidak berhalusinasi.”<br /><br />Glynnis : “Itu pasti wartawan lagi.”<br /><br />Henry : “Hubungi polisi. Takkan kutolerir lagi sirkus media ini!”<br /><br />Aku langsung lari secepatnya untuk kabur. Dan...<br /><br />Daphne : “Woow”(tertangkap Henry)<br /><br />Henry : “Mau kemana kamu?”<br /><br />Daphne : “Kamu?”<br /><br />Henry : “Sampai kapan kalian memeta-mataiku sebelum sadar tak ada berita?”<br /><br />Daphne : “Kamu salah sangka.”<br /><br />Henry : “Katakan itu pada yang berwajib.”<br /><br />Aku dibawa masuk ke dalam rumah. Dan didudukan seperti seorang terdakwa.<br /><br />Henry : “Yang paling mengejutkan, sekarang kalian mulai sejak muda sekali. Duduk dan katakan dari mana kamu? “The Sun”, “The Daily Star”? Astaga, bahkan umurmu tak lebih dari 17 tahun. Silakan, foto aku dan pergilah.”<br /><br />Daphne : “Aku sudah punya fotomu.”(sambil memperlihatkan foto Henry yang kumiliki)<br /><br />Glynnis : “Ada apa?”<br /><br />Henry : “Darimana kau dapatkan ini?”<br /><br />Daphne : “Dari Libby.”<br /><br />Glynnis : “Penyanyi kenalanmu di atas unta?”<br /><br />Henry : “Kenapa ia memberikan ini kepadamu?”<br /><br />Daphne : “Katanya mungkin aku ingin tahu seperti apa wajah Ayahku. Namaku Daphne Reynolds. Aku anak Libby. Dan menurut ini aku juga putrimu.”<br /><br />Glynnis : “Astaga.”<br /><br />Clarissa : “Ternyata kau lebih menikmati saat di Moroko lebih dari yang kau ceritakan.”<br /><br />Henry : “Astaga. Aku tak pernah... a....a.... Tidak. Tidak, ini mustahil. Ini pasti kesalahan.”<br /><br />Glynnis : “Tepat, kesalahan, ini tak membuktikan apapun. Libby pasti menuliskan nama pria yang pertama terpikir olehnya.”<br /><br />Daphne : “Hanya kau pria yang pernah ia pikirkan.”<br /><br />Glynnis : “Henry, boleh aku berbicara berdua denganmu sebentar? Henry? Kau takkan percaya padanya, bukan?”<br /><br />Daphne : (berdiri) “Mungkin aku... Mungkin seharusnya aku tak datang. Ternyata ini mengejutkanmu. Aku ketakutan sekali, apalagi aku mengetahui sejak umurku 2 tahun. Jangan salah sangka, maksudku baik. Aku memimpikan saat ini. Bukan seperti cara masukku tadi. Tapi cara yang lebih anggun. Aku sekarang sadar, ini pasti kesalahan. Seharusnya aku tak ke sini.”(berjalan ke luar)<br /><br />Henry : “Maaf, kau tadi mengatakan kau tahu tentang ini seumur hidupmu?”<br /><br />Daphne : “Ya.”<br /><br />Nenek : “Bagus. Sekarang semua jelas. Ada yang ingin teh dan kue tar?”<br /><br />Henry : “Ibumu tak merasa aku berhak diperlakukan yang sama?”<br /><br />Nenek : “Kue tarnya tidak jadi.”<br /><br />Henry : “Kenapa ia merahasiakannya?”<br /><br />Glynnis : “Bagaimana teori kesalahan yang tadi berlaku?”<br /><br />(Daphne berjalan keluar)<br /><br />Nenek : “Tunggu sebentar. Aku tahu ini mengejutkan, tapi kita tak mungkin membiarkannya pergi. Sampai kita paham kejadiannya. Bagaimana kalau kita pesankan kamar hotel untuknya?”<br /><br />Glynnis : “Lalu apa yang harus kau ceritakan pada pers? Kandidat paling berpotensi memesan kamar untuk seorang anak remaja? Pers pasti akan berpesta.”<br /><br />Henry : “Tolong jangan bawa-bawa pers.”<br /><br />Nenek : “Tidak, Glynnis memang benar.”<br /><br />Glynnis : “Syukurlah ada yang berpikir jernih.”<br /><br />Nenek : “Anak ini harus tinggal bersama kita disini.”<br /><br />Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Lady Dashwood.<br /><br />Glynnis : “Sebelum gadis yang mengaku anakmu menghancurkan karir polotikmu pelajarilah latar belakangnya.”<br /><br />Henry : “Untuk apa?”<br /><br />Glynnis : “Catatan kriminal? Golongan darah? Angka 666 di kepalanya?”<br /><br />Henry : “Ia membawa akte kelahiran, ia punya fotoku dan matanya persis mataku.”<br /><br />Glynnis : “Aku hanya memikirkan yang terbaik untukmu. Aku tahu kau tak suka, tapi pers bisa brutal sekali.”<br /><br />Clarissa : “Berita Khusus! Henry Dashwood Punya Anak Haram!”<br /><br />Henry : “Ia bukan anak haram, aku dan Ibunya sudah menikah. Meski tak resmi, tapi mengunakan adat Beduin di Moroko. Kami ingin meresmikannya begitu kami kembali. Tapi tiba-tiba Libby memutuskan untuk... Ia pergi begitu saja.”<br /><br />Clarissa : “Dan membawa anakmu.”<br /><br />Glynnis : “Tutup mulutmu.”<br /><br />Clarissa : “Mungkin ia yang seharusnya yang dibungkam 17 tahun lalu.”<br /><br />Nenek mengajakku keliling rumah. Dan memnunjukkan kamarku.<br /><br />Nenek : “Ini kamarmu.”<br /><br />Daphne : “Wow...”(terpesona)<br /><br />Nenek : “Cukup bagimu?”<br /><br />Daphne : “Anda bercanda? Ini hebat sekali! lebih besar dari apartemen kami. Dan restoran di bawah. Ini membuat Gedung Putih seperti McDonald’s.”<br /><br />Nenek : “Aku mengerti. Percy bisa mengambil barang-barangmu?”<br /><br />Daphne : “Terima kasih Lady Dashwood.”(sambil memeluknya)<br /><br />Nenek : “Jangan memelukku, sayang. Orang Inggris hanya menunjukkan rasa sayang kepada anjing dan kuda.”<br /><br />Daphne : “Benar.”(kembali memeluk) “Anda hebat.”<br /><br />Nenek keluar dan aku bahagia di tempatkan di kamar sebesar ini.<br /><br />Henry menelpon Libby.<br /><br />Libby : “Halo?”<br /><br />Henry : “Libby?”<br /><br />Libby : “Henry. Ia ada disana? Ia baik-baik saja?”<br /><br />Henry : “Ya, ia disini. Ia baik-baik saja. Ibu sedang menjejalkan kue padanya sekarang. Kenapa kau tidak cerita kepadaku kalau aku punya anak? Kau membiarkannya muncul tiba-tiba 17tahun kemudian, tanpa kabar...”<br /><br />Libby : “Lalu apa? Membuat cacat karir politikmu?”<br /><br />Henry : “Tidak. Bukan itu...”<br /><br />Libby : “Jika kau takut, pulangkan dia.”<br /><br />Henry : “Bukan itu, tapi aku baru mengetahui aku punya anak! Libby.”<br /><br />Libby : “Aku tak ingin ia terluka.”<br /><br />Henry : “Apa maksudmu?”<br /><br />Libby : “Tanyalah pada penasehatmu. Mereka yang mengantarmu sejauh ini bukan?”<br /><br />Libby langsung menutup telponnya. Henry hanya bisa terdiam. Memikirkan apa yang telah terjadi padanya kini. Dan berpikir apa yang akan ia katakan kepada pers nanti. Dan pagi pun menjelang, Hnery harus berbicara dengan penasehat karirnya mengenai Daphne.<br /><br />Alistair : “Kekuatanmu selama ini adalah bebas dari skandal. Tak seperti lawanmu, ini akan menghancurkan segalanya.<br /><br />Sekarang biarku jelaskan apa langkah kita. Kita umpankan berita kepada pers, tapi sesuai skenario kita.<br /><br />Acara apa yang kita punya?”(melihat-lihat tumpukan kertas berisi undangan berbagai acara)<br /><br />“Bagus! Peragaan busana.<br /><br />“Perkenalkan ia sebagai anakmu tapi jangan sebutkan dengan siapa. Pers akan mendapatkan beritanya dan kita tetap aman.”<br /><br />Henry : “Kuingatkan, kita mengahadapi manusia, gadis berumur 17tahun.”<br /><br />Alistair : “Satu-satunya hal yang kita ketahui hanyalah ia seorang remaja Amerika. Itu bukan awal yang menjanjikan. Tapi bagaimana pendapatmu Henry? Ia kekurangan atau keuntungan?”<br /><br />Henry : “Aku sendiri hanya sempat berbicara dengannya beberapa saat saja. Tapi kurasa ia sudah cukup dewasa dibandingkan umurnya sekarang. Sepertinya ia cukup sopan. Sepertinya ia cukup bisa mengendalikan diri dan tak urakan.”<br /><br />Alistair : “Sempurna, ayo kita jalankan rencana kita.”<br /><br />Dan di rumah....Kring....kring....<br /><br />Clarissa : “Aku yang angkat, mudah-mudahan ini Armistead.<br /><br />Rumah keluarga Dashwood. Clarissa.”<br /><br />Ian : “Aku Ian Wallace. Daphne ada?”<br /><br />Clarissa : “Tidak. Disini tidak ada yang bernama Daphne. Maaf.”<br /><br />Ian : “Kalau bertemu dengannya, tolong beritahu ian mencarinya.”<br /><br />Clarissa : “Baiklah akan kulakukan. (menutup telepon) Tidak!”<br /><br />Di ruang kerja Henry. Ia sedang duduk menbaca koran.<br /><br />Henry : (terkejut) “Daphne.”<br /><br />Daphne : “Tn. Dashwood. Lord Dashwood?”<br /><br />Henry : “Panggil aku Henry.”<br /><br />Daphne : “Henry, baiklah.” (Daphne masuk dan melihat-lihat ruangan itu)<br /><br />“Ruangan ini keren juga.”<br /><br />Henry : “Dengar, aku...<br /><br />Aku sedang berpikir...<br /><br />Entahlah ini menarik atau tidak bagimu. Tapi maukah kau ikut ke peragaan busana malam Jum’at nanti?”<br /><br />Daphne : “Peragaan busana?”<br /><br />Henry : “Iya, sangat membosankan. Golongan yang ingin kupengaruhi terlalu serius menanggapi.”<br /><br />Daphne : “Seperti peragaan busana biasa? Madonna dan Gwyneth juga datang?”<br /><br />Henry : “Aku tak tahu apa maksudmu, tapi ini hanya taktik politik. Bagi Glynnis ini saat meluncurkan Clarissa di kalangan bangsawan.”<br /><br />Daphne : “Meluncurkan? Seperti perahu saja.”<br /><br />Henry : “Tidak, bagi Clarissa ini seperti peluncuran rudal. Bahasa kunonya adalah pendatang baru. Entahlah aku...<br /><br />Kau mau datang?”<br /><br />Daphne : “Aku? Maksudku itu akan... Aku mau saja.”<br /><br />Henry : “Sungguh?”<br /><br />Daphne : “Yeah.”<br /><br />Henry : “Yeah. Bagus, kalu begitu beres.”<br /><br />Daphne : (tertawa kecil)<br /><br />Henry : “Bagus.”<br /><br />Daphne : (berjalan ke arah pintu) “Aku lupa, ini ku bawakan untukmu. Foto-fotoku sejak kecil.”<br /><br />Henry : “Itu...”<br /><br />Daphne : “Mungkin kau mau menyimpannya.”<br /><br />Henry : “Terima kasih banyak.<br /><br />Bagus sekali. Terima kasih.”<br /><br />Daphne : “Baiklah.”<br /><br />Aku berjalan keluar ruangan. Henry tetap diam terpaku melihat album foto itu. Ia mulai melihatnya satu persatu. Ia menyesal, mengapa ia baru tau semua ini setelah 17 tahun berlalu? Ia ingin menangis tapi tak mungkin. Ingin bersedih, ia tidak sedih. Ia bahagia telah menemukan anaknya.<br /><br />Aku langsung tertidur pulas. Dan saat bangun aku merasa sangat bahagia. aku serasa seperti didalam mimpi. Tapi tidak, inilah kenyataan yang terjadi sekarang. Aku terbangun diatas ranjang indah di dalam kamar yang luas dan sangat bagus. Aku berjalan keluar kamar dan...<br /><br />Clarissa : “Daphne, aku boleh minta pendapatmu?”<br /><br />Daphne : “Tentu saja.”<br /><br />Clarissa : “Aku tidak bisa menentukan yang mana yang akan kupakai ke acara besok. Mungkin kau bisa memilihkan.”<br /><br />Daphne : “itu rok motif kotak-kotak Gucci? Indahnya!”<br /><br />“Kau boleh berpakaian santai ke acara itu?”<br /><br />Clarissa : “Itulah maksud acara itu. Tampil dengan gaun indah dan perhiasan sekalian saja memakai papan ‘Orang Bodoh’.”<br /><br />Daphne : “Syukurlah kau memberitahuku, aku tak mau jadi orang bodoh.”<br /><br />Clarissa : “Itulah gunanya saudara tiri.”<br /><br />Daphne : “Ini lucu sekali.”<br /><br />Clarissa : “Bagus, kalau begitu ku pakai itu.”<br /><br />Daphne : “Sampai nanti.”<br /><br />Clarissa : “Dah.”<br /><br />Clarissa merasa senang. Dia berhasil teriaknya dalam hati. Di luar, Ian sudah merindukan Daphne dan mencari dimana keberadaan Daphne sekarang.<br /><br />Daphne sedang bersiap-siap untuk berangkat ke peragaan busana hari ini. Ia mencoba seluruh peralatan mandi di kamar mandi itu. Sayang, ia tak tahu bagaimana cara mengunakannya dengan benar. Sedangkan Henry, Clarissa dan Glynnis telah menantinya di ruang tengah. Glynnis telah berkali-kali melihat jam karena waktunya yang tinggal sedikit lagi.<br /><br />Daphne : “Maaf sebentar, aku akan segera datang, aku hampir siap. Sebentar.”<br /><br />Glynnis : “Sayang, kita haru segera datang. Pangeran Charles, Harry dan Wills akan lebih dahulu tiba.”<br /><br />Clarissa : “Kenapa Daphne tidak menyusul saja?”<br /><br />Henry : (dengan tampang yang agak linglung) “Percy bisa mengantarnya.”<br /><br />Glynnis : “Bagus, jadi sudah beres.”<br /><br />C & G : “Ayo.”<br /><br />Glynnis : “Ini sempurna bukan?”<br /><br />Mereka bertiga berangkat dahulu. Dan Daphne yang masih dalam keadaan belum siap, sesegera mungkin agar bisa cepat selesai berpakaian. Dan sesampainya Daphne di tempat Peragaan busana, ia tidak di izinkan masuk. Hingga ia masuk lewat pintu belakang.<br /><br />Glynnis : “Kita masih menunggu anak haram Henry?”<br /><br />Alistair : “Iya. Tenang saja Henry telah memastikan anak itu bersikap sopan dan baik.”<br /><br />Dan ternyata, ia masuk ke melalui belakang pangung. Dan ia disuruh oleh koordinator disana agar cepat ke panggung. Awalnya, Daphne mengira itu adalah jalan agar bisa masuk ke dalam. Tapi ternyata, kini Daphne telah berada di atas panggung.<br /><br />Alistair : “Ya ampun.”<br /><br />Glynnis : “Wow.”<br /><br />Henry : “Aaw...”<br /><br />Alistair : “Henry, lakukan sesuatu.”<br /><br />Tanpa canggung, Daphne langsung saja berjalan dengan gaya seperti model sungguhan, tapi sayang, baju yang dikenakan Daphne baju santai, sedangkan ini adalah acara formal.<br /><br />Daphne : “Terimakasih London.”<br /><br />Dan tanpa sengaja Daphne terjatuh dari atas panggung. Dengan cepat, Henry menolongnya.<br /><br />Clarissa : “Beri jalan semuanya. Anak Amerika kampungan datang.”<br /><br />Daphne : “Saudara tiriku yang jahat. Kau pernah menonton Cinderella kan? Ini petunjuk untukmu, aku yang menang.”<br /><br />Daphne berusaha mendekatkan diri kepada tamu yang berada disana, dan ia memperkenalkan dirinya kepada semua orang kalau ia anak Henry Lord Dashwood. Dan ia juga bermain dengan anjing milik putri Charlotte. Biasanya Anjing itu tak suka dan akan menggigit orang yang baru dikenalnya. Tapi dengan Daphne itu tidak terjadi. Putri Charlotte sangat menyukai anak seperti Daphne. Dimatanya, Daphne anak yang baik.<br /><br />Malamnya di rumah, saat itu Henry menuju dapur dalam gelap. Dan saat membuka pintu almari es...<br /><br />Daphne : “Hmhhmm...”<br /><br />Henry : (terkejut) “Astaga. Kau membuatku kaget sekali.”<br /><br />Daphne : “Maaf.”<br /><br />Henry : “Jadi kau pencuri susunya? Kenapa malam-malam belum tidur?”<br /><br />Daphne : “Pengaruh perbedaaan waktu. Apa alasanmu?”<br /><br />Henry : “Aku tak bisa tidur. Aku sedang berpikir.”<br /><br />Daphne : “Tentang aku hampir merobohkan seluruh keluarga Raja?”<br /><br />Henry : “Mereka menikmatinya. Pertama kalinya Putri Charlotte senang berkenalan. Tak ada yang mau mendekati anjing itu semenjak ia mengigit testis Lord Barret.”<br /><br />Daphne : “Tragis.”<br /><br />Henry : “Tragis. Ia masih bisa punya anak.”<br /><br />Daphne : “Koko Krunch, pilihan menarik. Ku pikir kau penggermar makanan sehat.”<br /><br />Henry : “Ini barang terlarang. Glynnis menyuruhku makan sereal sehat setiap pagi. Kau suka Koko Krunch?”<br /><br />Daphne : “Itu cokelat. Perlu kujelaskan?”<br /><br />Henry : (membuatkan semangkuk Koko Krunch untuk Daphne.)<br /><br />Daphne : “Kau serius mengatakan aku akan tinggal selama musim panas ini?”<br /><br />Henry : “Ya, aku serius.”<br /><br />Daphne : “Jadi itu artinya aku akan diluncurkan ke lingkunganku?”<br /><br />Henry : “Kita sebaiknya mengatur acara penyambutanmu.”<br /><br />Daphne : “Pesta penyambutan? Sebagai apa?”<br /><br />Henry : “Sebagai wanita muda.”<br /><br />Daphne : “Apa maksudmu, Henry?”<br /><br />Hnery : “Maksudku, sebagai gadis yang........berkelas dan memenuhi syarat.”<br /><br />Daphne : “Memenuhi syarat? Untuk apa?”<br /><br />Henry : “Untuk para pria. Maksudku, pria pelamar.....Aku tak cukup jelas menerangkan?”<br /><br />Daphne : “Aku hanya senang melihatmu gugup.”<br /><br />Henry : “Mungkin sebaiknya pelaksanaan pesta itu terserah padamu saja.”<br /><br />Daphne : “Aku tak terlalu suka. Tapi akan kupikirkan. Terima kasih Henry.”<br /><br />Henry : “Aku hanya penasaran. Apa ibumu pernah......”<br /><br />Daphne : “Tidak, ia tak pernah menikah.”<br /><br />Henry : “Tapi pasti ada..... Pasti ada seseorang. Kau tahu...”<br /><br />Daphne : (menggelengkan kepalanya)<br /><br />Henry : “Sekarang waktunya tidur. Semoga persiapan tidurmu malam ini bisa menjadikan tidur nyenyak...”<br /><br />Daphne : “Henry, ‘mimpi indah’ sudah cukup.”<br /><br />Henry : “Benar. Mimpi indah.”<br /><br />Daphne : “Mimpi indah Henry.”<br /><br />Saat bangun pagi, Henry sudah bersiap untuk berangkat kerja. Dan tiba-tiba, dari jendela terlihat sosok Daphne. Ia berteriak...<br /><br />Daphne : “Pagi, Henry!”<br /><br />Henry : “Aw..”<br /><br />Daphne : “Berangkat kerja?”<br /><br />Henry : “Aku baru saja...Ya. aku jadi ingat, kita harus membeli gaun untuk Sabtu depan.”<br /><br />Daphne : “Ada apa di hari itu?”<br /><br />Henry : “Pesta di rumah keluarga Orwood. Sayangnya banyak acara bersalaman.”<br /><br />Clarissa : “Akan kubantu Daphne mencari gaun.”<br /><br />Glynnis : “Itu bukan ide yang baik. Aku sudah menemukan gaun di perancangku. Sudah ku letakkan dikamarmu. Indah sekali.”<br /><br />Henry : “Bagus, terima kasih. Ku andalkan kalian berdua membantu Daphne. Sampai nanti.”<br /><br />Semua masuk lagi ke dalam kamar setelah Henry pergi. Dan Daphne langsung mencibakan gaun yang dipilihkan Glynnis untuknya. Saat melihat bayangan dirinya di cermin, Daphne terlihat seperti orang bodoh dengan gaunnya itu. Saat berusaha mencari cara agar bisa membuat gaun itu menjadi indah, Clarissa datang.<br /><br />Clarissa : “Cocok sekali untukmu. Cantik.”<br /><br />Daphne : “Terima kasih.”<br /><br />Clarissa : “Jadi, Henry meminta kami membantumu, bukan? Pertama, pulanglah. Ibu dan aku pantas tinggal disini dan jelas kau tidak. Dan kedua, sementara kau berkemas, jauhkan cakar Amerikamu dari Armistead Stuart. Ia milikku.”<br /><br />Daphne : “Dari sikap sombongmu orang akan tahu bajumu bermerek sedangkan bajuku sederhana. Kau punya istana, aku punya apartemen kecil. Kau gadis cerewet, aku gadis santai. Jadi apa yang membuatmu yakin kita memiliki selera yang sama dalam memilih pria? Ini petunjuk untukmu, jangan besar kepala. Dan jangan coba menjadi anak manis, karena aku takkan kemana-mana.”<br /><br />Clarissa : “He eh.”<br /><br />Daphne : “Bye...”<br /><br />Clarissa langsung bergegas keluar kamar sambil menggerutu kepada Daphne. Sedang Daphne hanya bisa memandangi dirinya didepan cermin. Ia masih belum tahu akan diapakan gaun yang membuatnya kelihatan aneh ini.<br /><br />Beberapa saat setelah itu, Daphne memilih untuk menemui nenek yang sedang melakukan hobby menembaknya di halaman belakang. Nenek sangat bersemangat melakukannya. Kenapa tidak? Ini satu-satunya olahraga yang bisa menyehatkan tubuh dan jiwanya. Sekalian menghilangkan rasa kebenciannya terhadap Glynnis dan Clarissa yang selalu bertindak semaunya, seakan rumah dan seisinya telah menjadi milik mereka.<br /><br />Nenek : “Tarik!” (Doooar bunyi senapan milik Nenek)<br /><br />“Jangan dengarkan Clarissa, ia hanya merasa terancam denganmu.”<br /><br />“Tarik!” (Doooar lagi-lagi senapan milik Nenek mengeluarkan bunyi yang amat keras)<br /><br />Daphne : “Kenapa dia merasa terancam?”<br /><br />Nenek : “Ibunya akan menikahi anakku dan memperoleh gelar dan semua yang melekat dengannya. Beratahun-tahun Alistair ingin meningkatkan derajat lewat suamiku. Sekarang cakarnya sudah tertanam pada Henry. Bagi orang seperti Alistair dan Glynnis, status sosial sangat penting.”<br /><br />“Tarik!” (Doooar untuk yang ketiga kalinya senapan itu berbunyi lagi)<br /><br />“Konyol, tapi itulah hidup mereka. Dan aku juga pernah begitu. Sampai aku melihat apa yang menimpa orang-orang yang kucintai. Percayalah, banyak orang yang mengharapkanmu gagal. Karena itulah ini menyenangkan.” (Nenek memberikan senapan itu kepada Daphne)<br /><br />Daphne : “Aku siap”<br /><br />Nenek : “Tarik!” (Dooar tapi ternyata, tubuh Daphne terjatuh saat menembakkan senapan tersebut)<br /><br />“Sayang, begitukah cara daerah Barat menang?”<br /><br />Daphne hanya bisa tertawa saat itu. Kemudian ia langsung menuju kamarnya dan melakukan sesuatu agar terlihat indah dalam acara malam itu. Ia mengambil gunting dan mulai membuat sesuatu yang indah dilihat.<br /><br />Malam tiba, ini saatnya untuk tampil didepan orang-orang untuk mengubah image liar yang telah melekat didirinya. Kini ia harus bisa terlihat menjadi seperti seseorang yang bisa dikatakan dari kalangan murni.<br /><br />MC : “Lord Henry Daswood, Nn.Glynnis dan Nn.Clarissa Payne. Tn. Dan Ny.Edward Ashley. ”<br /><br />Nenek : “Ayo Daphne, tarik nafas dalam dan ingat moto keluarga.”<br /><br />Daphne : “Apa itu?”<br /><br />Nenek : “Wekapudu thekatudu”<br /><br />Daphne : “Apa artinya?”<br /><br />Nenek : “Artinya adalah bertahanlah dan kau pasti menang.”<br /><br />“Lady Jocelyn Dashwood, bangsawan dari Wycombe.” (setengah berbisik)<br /><br />MC : “Lady Jocelyn Dashwood, bangsawan dari Wycombe”<br /><br />Daphne : “Nona Daphne Reynolds....”<br /><br />MC : “Nona Daphne Reynolds, 413 Mulberry Street, Chinatown, New York.”<br /><br />Daphne langsung melepas bajunya bagian luar yang membuatnya terlihat aneh. Dan terlihatlah gaun elok yang indah setelah dirubah Daphne. Semua mata tertuju pada Daphne. Para wartawan terkagum-kagum dan menanyakan siapa yang membuat gaun milik Daphne. Daphne hanya bisa tersenyum saat di foto dan tak lama, Henry langsung ke tempat Daphne membawanya ke ruang tengah.<br /><br />Henry : “Terima kasih. Itu sudah cukup.”<br /><br />“Maaf, kau masih menjadi bahan berita baru.”<br /><br />Daphne : “Mereka yang akan diluncurkan?”<br /><br />Henry : “Ya. Peach dan Pear Orwood. Putri Lord Orwood. Ia ketua partai pemilihanku. Sebenarnya ia hanya mencintai lampu kristal itu. Jangan sampai kau ketahuan memandang lampu itu. Ia akan menceritakan kisah bosan dimulai dari Napoleon yang memberikannya kepada Josephine di Pertempuran Borodino. Ceritanya lebih panjang dari pertempurannya.”<br /><br />Daphne berpisah dengan Henry, karena tidak mungkin Daphne selalu megikuti kemana Henry pergi. Dan semua terasa membosankan bagi Daphne hingga ia memdengarkan sebuah nyanyian indah. Dan ternyata itu Ian. Ian menjadi penyanyi utama dalam pengisi acara disini. Daphne terkagum melihat sosok Ian. Ia maju ke depan pangung melihat Ian yang sedang asyik melantunkan nyanyian. Tanpa sepengetahuan Daphne, Nenek melihat jelas tatapan Daphne kepada Ian. Nenek tersenyum melihatnya, itu bukan tatapan dan senyuman yang biasa. Daphne melihat dengan cara yang berbeda.<br /><br />Setelah selesai bernyanyi, Ian turun dari pangung dan Daphne langsung berjalan kebelakang dan bertemu dengan Clarissa yang sedang berdumal keras.<br /><br />Clarissa : “Pesta ini benar-benar membosankan.” (setengah berteriak)<br /><br />Daphne : “Kamu tidak boleh seperti itu, pesta ini tidak membosankan.”<br /><br />Clarissa langsung saja pergi meninggalkan Daphne sendiri. Daphne langsung melihat keseluruh ruangan. Memang betul yang dikatakan Clarissa, pesta itu sangat membosankan. Daphne langsung memilih untuk mencari Ian keluar agar bisa membuat pesta itu terasa lebih menarik ya paling tidak, tidak membosankan seperti yang terasa saat itu.<br /><br />Ian : “Mencari aku?”<br /><br />Daphne : “Tidak, aku mencari toilet.”<br /><br />Ian : “Di teras luar?”<br /><br />Daphne : “Baiklah, aku tertangkap basah.”<br /><br />Ian : “Coba ku tebak, kau akan hilang lagi tanpa meninggalkan sepatu kaca?”<br /><br />Daphne : “Sekarang Cinderella sudah punya Ayah, ia takkan kemana-mana.”<br /><br />“Lagumu indah sekali.”<br /><br />Ian : “Terima kasih. Tapi tak bisa memeriahkan pestanya. Gadis-gadis malang. Kasihan mereka. Persta membosankan seperti ini bisa menghancurkan pergaulan mereka.”<br /><br />Daphne : “Bagaimana kalau kita meriahkan pestanya sedikit? Kita memulainya.”<br /><br />Ian : “Pertama, aku bisa dipecat. Dan kedua, aku bisa dipecat.”<br /><br />Daphne : “Ayolah.”<br /><br />Ian : “Tidak.”<br /><br />Daphne : “Pengecut.”<br /><br />Ian : “Tidak.”<br /><br />Daphne : “Demi aku.”<br /><br />Ian : “Baiklah. Kita mulai.”<br /><br />Ian langsung memulainya. Ia membawakan lagu yang memiliki beat cepat. Sedang Daphne mulai mengajak orang-orang menari. Awaknya tak ada yang ingin ikut. Tapi, setelah Daphne menambahkan volume bassnya dan menari dengan indah, orang-orang mengikutinya termasuk Neneknya. Semua menari-nari dengan indah. Pesta itu tak lagi terasa membosankan.<br /><br />Tiba-tiba Brook kristal milik Lord Orwood terjatuh. Semua menjadi hening. Dan<br /><br />Henry : “Kita pulang. Ayo!”<br /><br />Semua wartawan langsung mengejar Henry. Tapi untung Henry dan Daphne bisa pergi terlebih dahulu. Sesampainya di rumah, Henry langsung menuju ruang kerjanya dan membuka album foto yang telah diberikan Daphne. Henry tertegun sekaligus tersenyum memandang foto-foto Daphne di masa kecilnya bersama Libby.<br /><br />Henry : “Ini tak masuk akal.”<br /><br />Henry mulai merasa kalau ia harus menjaga Daphne sepenuhnya. Henry langsung menuju kamar Daphne dan memperhatikan Daphne yang sedang tertidur pulas. Saat itu tanpa sengaja Henry melihat tato bulan bintang yang dimiliki Daphne. Tapi Henry tetap tersenyum melihatnya.<br /><br />Paginya, keadaan di ruang makan langsung heboh begitu saja.<br /><br />Glynnis : “Kau baca koran? Beritanya tersebar, kita harus lakukan sesuatu.”<br /><br />Henry : “Semua orang pasti lega lampu kristal itu hancur.”<br /><br />Glynnis : “Apa yang kamu makan Henry?”<br /><br />Henry : “Namanya, Coco Pops.”<br /><br />Daphne : “Pagi.”<br /><br />Clarissa : “Ada yang ingin topi baja? Mungkin saja benda tajam akan jatuh dari langit.”<br /><br />Daphne : “Maafkan aku semalam. Aku hanya ingin menolong mereka.”<br /><br />Glynnis : “Dari mana kau temukan lagu memuakkan itu?”<br /><br />Henry : “James Brown, 1976 masuk di urutan ke 14.” (semua terdiam dan memandangi Henry)<br /><br />“Aku tak tahu lagu apa itu.”<br /><br />Kring...kring...telepon berbunyi, Glynnis segera mengangkatnya. Dan ia melihat ke arah Henry dan Daphne yang duduk berdekatan. Mereka sama-sama makan roti dengan gaya yang sama. Sungguh membuat Glynnis terkejut dan juga merasa Woow....<br /><br />Daphne : “Musik apa yang kau sukai semasa mudamu?”<br /><br />Henry : “Sebelum bumi mendingin?”<br /><br />Daphne : “Ya. Apa grup kesukaanmu tahun 70-an? Jangan katakan Bee Gees.”<br /><br />Henry : “Namanya Little Feat. Sudah enam kali ku tonton konsernya. Aku ingat dulu pernah...”<br /><br />Glynnis : “Henry, ini jam 08:15 dan kau harus rapat di Westminster jam 09:15.”<br /><br />Henry : “Ya kau benar.”<br /><br />Daphne : “Sampai nanti.”<br /><br />Henry langsung pergi meninggalkan Daphne dan Glynnis di ruang makan. Dan ternyata, diluar telah menuggu sosok Ian. Ia datng untuk menjemput Daphne.<br /><br />Daphne : “Apa? Jangan biarkan dia masuk, aku belum berdandan!”(berteriak-teriak tidak jelas)<br /><br />“Apa harus kupakai?”<br /><br />Henry yang sedang dalam perjalanan keluar rumah terkaget saat membuka pintu. Ia heran melihat motor siapa yang parkir di halaman rumahnya. Dan ada yang berdehem didalam.<br /><br />Ian : “Hmmhhm... Halo, Pak. Ian Wallace. Aku datang menjemput Daphne.”<br /><br />“Apa kabar?”<br /><br />Henry : “Baik. Siapa kau?”<br /><br />Ian : “Aku musisi. Semalam aku ada di pesta itu.”<br /><br />Henry : “Kau anggota band itu?”<br /><br />Ian : (mengangguk)<br /><br />Henry : “Sekarang kau dan Daphne...?”<br /><br />Ian : “Akan kawin lari? Ya. Aku tahu ini mendadak, tapi setelah semalam, aku tak bisa mundur.”<br /><br />Henry : “Kau bercanda?”<br /><br />Ian : “Ya, Pak.”<br /><br />Henry : (tersenyum)<br /><br />Daphne : “Heeiii... Jangan menungguku Henry.”<br /><br />Ian : “Sampai nanti.”<br /><br />“Baiklah, kita perlu sedikit hiburan.”<br /><br />Daphne : “Jangan hanya sedikit.”<br /><br />Ian : “Serahkan saja semua padaku.”<br /><br />“Kau siap? Ayo kita berangkat!”<br /><br />Berangkatlah Daphne dan Ian dari rumah besar itu dengan motor milik Ian. Sedang Henry yang sempat berlari keluar rumah untuk melihat Daphne, kini kembali masuk ke dalam rumah.<br /><br />Sedangkan Daphne dan Ian menikmati hiburan yang mereka lakukan. Mereka datang ke pasar tepi sungai London. Disana terdapat berbagai macam benda menarik, lucu dan pastinya dengan harga terjangkau.<br /><br />Ian : “Kau harus coba ini. Enak sekali kebabnya. Ini.”<br /><br />Daphne : “Terima kasih. Ini keren sekali!”<br /><br />“Aku suka ini. Astaga, aku suka sekali ini.”<br /><br />Ian : “Ya. Tempat ini barang-barangnya indah. Cocok untukmu. Biar aku yang bayar.”<br /><br />Daphne : “Kau yakin?”<br /><br />Ian : “Tidak apa-apa, sungguh.”<br /><br />Mereka masuk ke berbagai toko-toko yang indah disana. Membeli benda-benda lucu untuk dimiliki Daphne. Hingga akhirnya mereka beristirahat dari jalan-jalan dengan menaiki sampan berdua menyusuri sungai.<br /><br />Daphne : “Terima kasih sudah membelikan gelang.”<br /><br />Ian : “Tidak apa-apa”<br /><br />Daphne : “Hari ini benar-benar menyenangkan. Aku membutuhkannya.”<br /><br />Ian : “Bagus, senang kau menikmati.”<br /><br />Daphne : “Mulai sekarang aku akan sopan.”<br /><br />Ian : “Seperti apa?”<br /><br />Daphne : “Entahlah, gadis remaja yang anggun. Kejadian semalam takkan terulangi lagi.”<br /><br />Ian : “Baiklah, aku memilihmu untuk membantuku.”<br /><br />Ian memilih untuk mengajarkan keseimbangan kepada Daphne. Diatas sampan, Ian meminta Daphne untuk segera...<br /><br />Ian : “Bagus, sekarang melangkah pelan ke belakang.”<br /><br />Daphne : (hampir terjatuh) “Wooaw”<br /><br />Ian : “Ternyata sulit sekali bagimu, coba pegang ini.”<br /><br />Daphne : “Kau harus berpikir anggun, kau harus seimbang. Kau harus memikirkan keseimbangan. Lihat.” (Ian mempraktikkan sedikit gerakan memberi hormat)<br /><br />Daphne : “Bagus. Jadi, Obi-Wan, dari mana kau belajar tata cara kesopanan ini?”<br /><br />Ian : “Kalau kau benar ingin tau, percaya atau tidak ibuku juga seorang bangsawan.”<br /><br />Daphne : “Sungguh?”<br /><br />Ian : “Ya. Lalu ia memilih untuk menikah dengan orang biasa. Mungkin orang tuanya mencabut gelarnya. Tapi mereka kasihan padaku, cucu keturunan campuran mereka. Mereka menyekolahkanku di sekolah mahal, mengikutkanku ke klub. Sampai suatu hari aku sadar semua itu kemunafikan.”<br /><br />Daphne : “Dan orang tuamu?”<br /><br />Ian : “Mereka miskin sekali tapi bahagia sekali. Sekarang cukup istirahatnya, dan kita lihat penampilanmu.”<br /><br />Daphne : “Baiklah.”<br /><br />Ian : “Sekarang temukan titik imbangmu. Bagus. Sekarang.”<br /><br />Daphne terjatuh dan mereka berdua tertawa. Mereka merasakan hari yang sangat indah saat itu. Mereka dapat berdua berbagi banyak hal dan mereka juga bisa merasakan kedekatan seperti sekarang. Semua seperti hal terbaik yang pernah mereka rasakan. Mereka saling jatuh cinta.<br /><br />Ian : “Kau tahu apa yang masih belum ku mengerti? Kenapa kau berusaha keras untuk diterima sedangkan kau suka membangkang?”<br /><br />Daphne hanya tersenyum mendengarnya. Sedangkan di Amerika, telepon di rumah Libby berdering. Dengan segera Libby mengangkat telepon tersebut dan ternyata.<br /><br />Libby : “Halo?”<br /><br />Henry : “Lima jam lalu puterimu pergi naik motor dan sampai kini belum ada kabar darinya.”<br /><br />Libby : “Maksudmu ia berkencan?”<br /><br />Henry : “Entah, aku tak berani membayangkannya. Anak itu anggota sebuah band.”<br /><br />Libby : “Sungguh? Hebat. Coba ku tebak, apa ia penabuh drum?”<br /><br />Henry : “Ini serius, Libby.”<br /><br />Libby : “Seingatku, aku juga pernah bersenang-senang di boncengan motormu, Henry.”<br /><br />Henry : “Ya. Tapi ini lain.”<br /><br />Libby : “Aneh sekali betapa mudahnya merasakannya, bukan?”<br /><br />Henry : “Apa?”<br /><br />Libby : “Mencemaskan anakmu.”<br /><br />Henry : “Pernahkah kekhawatiran itu pergi?”<br /><br />Libby : “Tidak, Henry.”<br /><br />Mereka berdua terdiam sejenak. Tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan...<br /><br />Glynnis : “Henry...Henry...Henry...”<br /><br />Henry : “Libby, maafkan aku, aku harus pergi.”<br /><br />Glynnis : “Sayang, ini sangat penting. Aku baru saja berbicara dengan penerjemah Beduin. Rupanya ada drum khusus yang mengindikasikan suatu pernikahan. Sedangkan suku yang lain, mereka hanya digunakan hanya untuk ritual kawin.”<br /><br />Henry : “Ini dunia lain?”<br /><br />Glynnis : “Kau tak mengerti maksudku? Bisa dikatakan kau dan Libby tidak pernah menikah. Jadi tidak ada yang akan mengganggu rencana pernikahan kita. benarkan, Sayang? Itu berita baik bukan? Henry!”<br /><br />Tak ada jawaban dari Henry. Ia hanya diam.<br /><br />Beberapa hari kemudian, saatnya acara lomban pacu sampan. Kali ini Daphne siap untuk tampil di depan umum dengan dirinya yang baru, yang lebih anggun dan lebih dewasa. Tak ada lagi paparazi yang mengincar beritanya yang lalu. Tapi dia harus tetap jaga jarak dengan Ian, yang saat itu menjadi seorang juru parkir. Para wartawan pasti heboh jika melihat seorang juru parkir dan Daphne sedang berdua.<br /><br />Daphne bisa menjaga hal itu, hanya saja saat itu ia diganggu oleh seorang anak bangsawan lainnya, Armistead Stuart, teman dekat Clarissa. Sayang, Armistead tidak bersikap seperti bangsawa pada umumnya, dengan lancang ia mengoda Daphne, ia juga dengan lancang memonyongkan mulutnya di dekat pipi Daphne. Dengan sigap Daphne memukulnya dan...<br /><br />Alistair : “Henry lakukan sesuatu!”<br /><br />Daphne : “Jangan pernah memonyongkan bibirmu di depanku brengsek! Kau sama sekali bukan orang yang baik dan didambakan!”<br /><br />Henry langsung membawa Daphne berjalan keluar dari tempat acara tersebut.<br /><br />Alistair : “Henry...Henry...”<br /><br />Tanpa menghiraukan panggilan penasehatnya, Henry tetap berjalan menyusuri para wartawan. Ia mencari Ian.<br /><br />Henry : “Berikan kunci motormu, cepat!”<br /><br />Ian : “Apa? Ini! Ada apa?”<br /><br />Daphne : “Kau tahu cara mengendarai... Awas!”<br /><br />Dengan cepat, Henry langsung mengebut menggunakan motor Ian. Ia hanya bisa melakukan itu untuk menyelamatkan diri dari kejaran wartawan. Mereka langsung menuju taman kota.<br /><br />Henry : “Ini tindakan yang paling gila yang sudah lama tidak aku lakukan.”<br /><br />Daphne : “Aku tak tahu apa maksudmu, tapi aku lega. Kau harus lebih sering melakukannya.”<br /><br />Henry : “Aku tak ingat kapan terakhir kali aku berjalan bertelanjang kaki.”<br /><br />Daphne : “Kau tak suka membenamkan kakimu di pasir? Kau tahu ini penghalus kulit alami? Kata ibu jika bisa berjalan di pantai dan memegang cat kuku. Tak ada alasan untuk pergi merawat kaki.”<br /><br />Henry : “Bicaramu persis ibumu.”<br /><br />Daphne : “Terlalu mirip?”<br /><br />Henry : “Ia bahagia?”<br /><br />Daphne : “Kurasa begitu. Maksudku, aku tahu kadang ia merasa kesepian tapi kurasa ia tenang dengan kehidupannya sekarang.”<br /><br />Henry : “Aku senang mendengarnya.”<br /><br />Daphne : “Aku ingin bisa seperti ibu. Apa yang kita lakukan selanjutnya?”<br /><br />Mereka berdua pergi ke pasar tepi sungai tempat Daphne dan Ian berkunjung kemaren. Disana mereka...<br /><br />Daphne : “Tatto Henna.”<br /><br />Henry : “Tidak.”<br /><br />Daphne : “Ya.”<br /><br />Henry : “Tidak mungkin.”<br /><br />Daphne : “Ingin di tato Henna atau ditindik?”<br /><br />Henry : “Sebaiknya ini saja.”<br /><br />Daphne : “Bagaimana?”<br /><br />Henry : “Aw...aw..aw...”<br /><br />Daphne : “Henry? Sepertinya tak menyenangkan?”<br /><br />Henry : “Bagaimana menurutmu?”<br /><br />Daphne : “Ini hanya dari Henna!”<br /><br />Mereka mengunjungi toko baju, disana mereka mencoba berbagai jenis baju yang cocok untuk dibeli. Mereka juga pergi ke toko musik. Disana mereka mendengarkan berbagai lagu-lagu lama menggunakan piringan hitam.<br /><br />Daphne : “Apa ini?”<br /><br />Henry : “Sudah kubilang aku dulu bergaul.”<br /><br />Daphne : “Ya.”<br /><br />Henry : “Dulu aku seperti mereka ini.”<br /><br />Daphne : “Lihat ini bagus.”<br /><br />Henry : “Sudah lama kucari, album Coo Coo Ow! Musik mereka aneh dan keren. Aku ingat lagunya, “Doris”.”<br /><br />Daphne : “Ayo Henry!”<br /><br />Henry : “Aku tidak mau melakukannya.”<br /><br />Daphne : “Ayo, lakukan saja.”<br /><br />Henry : “Jangan. Tidak.”<br /><br />Daphne : “Ayo mengangguk!”<br /><br />Henry : “Tidak. Baiklah. Ayo kita pergi.”<br /><br />Mereka pulang dan sayang, mereka tidak bisa menggunakan pintu depan. Terlalu banyak wartawan menunggu berita dari mereka. Akhirnya mereka memanjat dari dinding samping. Dan ternyata, Henry masih terbawa suasana saat melakukan kegilaan dengan Daphne tadinya. Ia menggunakan celana kulit lama miliknya yang penuh dengan bling-bling dan menggunakan sebuah anting. Dan saat bercermin, Henry melakukan aksi-aksi gilanya saat dulu bermusik...<br /><br />Glynnis : “Woow”(terkaget)<br /><br />Henry : “Aku ingin memastikan, apa celana kulit ini masih muat. Sepertinya masih.”<br /><br />Glynnis : “Siapa kau? Apa yang kau lakukan pada tunanganku? Aku ingin Henry-ku yang dulu kembali.”<br /><br />Henry tak terlalu memperdulikannya, ia malah kembali bergaya seperti bintang rock di depan cermin. Inilah yang kesenangan yang nyata dirasakan Henry setelah puluhan tahun berlalu.<br /><br />Keesokkan harinya ia malah harus berhadapan dengan wartawan yang menanyai perihal perilaku Daphne, penurunan pengumpulan suara untuk menjadi anggota Parlemen dan juga harus berhadapan dengan penasehatnya yang begitu kecewa padanya. Tidak hanya itu, saat itu banyak badan yang menggagalkan rencananya agar Henry memberikan pidato untuk memberi sekedar motivasi. Tak banyak yang bisa dilakukan Henry, ia menerima saja apapun yang akan terjadi.<br /><br />Sesampainya dirumah, Henry langsung meminta Daphne untuk berbicara bersamanya.<br /><br />Henry : “Daphne, kita bisa bicara?”<br /><br />Daphne : (tak menjawab apa-apa)<br /><br />Henry : “Ini adalah Brigadir Sir Dashwood Roderick, dia kehilangan mata di pertempuran di Boyne. Dan ini Marshal Tempur Bingley Dashwood, dia kehilangan lengannya dalam Pertempuran Sungai Nil. Paman Alfred tidak pernah berbicara tentang apa yang hilang tapi dia jarang duduk.”<br /><br />Daphne : “Aku kehilangan amandelku. Aku juga pantas dilukis?”<br /><br />Henry : “Dengar, Daphne. Sebagian beban dari anggota keluarga ini adalah beberapa peraturan sikap yang harus dimiliki. Dan jika ia gagal, maka itu akan menjadi...”<br /><br />“Aku senang sekali dengan kebersamaan kita. Sungguh, tapi ada beberapa keadaan yang rumit, dan...” “Kau sebagai anakku, harus...”<br /><br />Daphne : “Aku harus berubah. Tidak apa-apa, aku mengerti. Aku juga keluarga Dashwood, bukan?”<br /><br />Henry : “Ya. Ya, kau benar.”<br /><br />Henry meninggalkan Daphne sendiri di dalam ruangan itu. Kini Daphne benar-benar sadar kalau dia harus berubah. Daphne tidak boleh membuat Henry kecewa lagi. Sudah banyak hal yang dia perbuat hingga menghancurkan reputasi Henry di Partai Politik. Daphne harus berubah demi dirinya, Libby dan Henry.<br /><br />Daphne : “Apa yang kau lihat? Aku bisa melakukannya.”<br /><br />Semua hal yang berhubungan dengan Daphne anak yang liar telah dibuangnya, kini yang tinggal hanya Daphne yang anggun, dewasa dan patut jadi contoh. Ia kini sudah menjadi Bintang di berbagai acara, seperti Bintang di Pacuan Ascot. Dan Lord Dashwood atau Henry kini juga mendapatkan pengumpulan pendapat yang tertinggi. Semua menganggap Henry teladan pemimpin yang dicari. Bahkan ia pun merelakan keinginannya untuk berkencan dengan Ian.<br /><br />Ian : “Hei. Kau takkan memakai itu ke konser The Strokes, bukan?”<br /><br />Daphne : “Oh, Tuhan, aku benar-benar lupa. Aku sibuk sekali.”<br /><br />Ian : “Tidak apa-apa. Aku tunggu kau ganti pakaian.”<br /><br />Daphne : “Aku tak bisa pergi. Kami akan ke pesta kebun Ratu.”<br /><br />Ian : “Ya, tapi...”<br /><br />Daphne : “Maafkan aku.”<br /><br />Ian : “Tidak apa-apa. Hubungi aku, ketika Daphne sudah kembali ke tubuhmu.”<br /><br />Ian yang kesal meninggalkan Daphne begitu saja. Daphne tahu ia salah, ia tidak bisa menepati janjinya, tapi sebenarnya ia juga kecewa karena tidak bisa pergi bersama Ian. Tapi inilah salah satu bentuk pengorbanannya agar bisa menjadi keluarga Dashwood seutuhnya. Di pesta kebun Ratu, Daphne bersikap sangat sopan. Walau anjing milik Putri Charlotte datang mendekatinya, ia tetap berusaha untuk tidak menghiraukan gong-gongan anjing itu. Sikapnya sangat manis, hingga banyak bangsawan yang memuji sikapnya.<br /><br />Dan kini, saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, pesta perkenalan Daphne. Dan sebelum itu dilakukan Nenek mengajak Daphne untuk berbicara dahulu sebentar.<br /><br />Nenek : “Ini mahkota yang aku pakai di Pesta Perkenalanku. Clarissa sudah berbulan-bulan mengincarnya. Tapi aku ingin memberikannya kepadamu.”<br /><br />Daphne : “Indah sekali.”<br /><br />Nenek : “Semoga membuatmu menjadi putri. Tapi kau tahu, bukan mahkota yang menjadikan seseorang Ratu. Tapi dari sini.” (menunjuk ke arah hatinya)<br /><br />Malam itupun tiba. Daphne tampil dengan begitu indahnya. Apalagi dengan menggunakan mahkota pemberian Neneknya. Menbuatnya menjadi seperti seorang Puteri Raja. Perlahan ia menuruni tangga. Henry dan Nenek bangga melihatnya. Dan Henry segera menyambut Daphne.<br /><br />Henry : “Daphne. Kau kelihatan...”<br /><br />Daphne : “Lain?”<br /><br />Tanpa banyak bicara, Henry langsung membawa Daphne ke ruang tengah. Disana ia melihat Ian yang mengisi acara di pangung. Daphne langsung mendatangi Ian dan...<br /><br />Daphne : “Hei...”<br /><br />Ian : “Hi.”<br /><br />Daphne : “Kita bisa bicara sebentar?”<br /><br />Ian : “Ini pestamu. Kau bisa melakukan apa saja.”<br /><br />Daphne : “Ian. Aku tak bermaksud...”<br /><br />Ian : “Aku tak mau mendengar apapun, Daph.”<br /><br />“Apa yang terjadi dengan kamu yang dulu? Kau yang sebenarnya?”<br /><br />Ian tak lagi memperdulikan Daphne. Daphne hanya bisa terdiam dengan sikap Ian tersebut. Daphne berjalan ke arah pintu masuk. Dan...<br /><br />Daphne : (Daphne berlari kecil) “Ibu!” (langsung memeluk ibunya)<br /><br />“Sedag apa ibu disini?”<br /><br />Libby : “Menurut Jocelyn kau perlu teman sementara diumpankan buaya-buaya.”<br /><br />“Kau cantik sekali, sayang.”<br /><br />Daphne : “Lihatlah dirimu, Ibu.”<br /><br />“Ayo.”<br /><br />Mereka berdua berjalan ke tempat Henry berdiri.<br /><br />Libby : “Halo, Henry.”<br /><br />Henry : “Libby.”<br /><br />Glynnis : “Luci. Aku Glynnis, tunangan Henry.”<br /><br />Libby : “Namaku Libby. Dan selamat.”<br /><br />Glynnis : “Kejutan menyenangkan sekali. Aku lihat kau tidak berpendamping. Henry, carikan seseorang untuk menemani Luby berdansa.”<br /><br />Daphne : “Libby, ingat? Dan kenapa ia tak memintanya sendiri untuk berdansa dengannya.”<br /><br />Libby dan Henry langsung menuju ke lantai dansa. Sementara mereka berdansa berdua...<br /><br />Alistair : “Hebat, semua orang penting datang ke undangan ini. Suara sudah di tangan kita”<br /><br />Glynnis : “Kenapa Ayah begitu tenang? Ratu sebentar lagi datang dan calonmu berdansa dengan wanita itu.”<br /><br />Alistair : “Henry tahu apa yang ia pertaruhkan.”<br /><br />Glynnis : “Lagipula, lihat Daphne sekarang. Ia cukup berhasil. Ku pikir aku harus menyingkirkannya seperti Ibunya dulu, tapi...”<br /><br />Daphne : “Apa kau bilang?”<br /><br />Alistair : “Tidak.”<br /><br />Daphne : “Kau bilang menyingkirkan Ibuku?”<br /><br />Glynnis : “Itu hanya ungkapan, sayang.”<br /><br />Daphne : “Kau yang membuat Ibuku pergi?”<br /><br />Glynnis : “Sekarang bukan waktunya, Daphne. Jangan berdiri disini terus!”<br /><br />Daphne : “Tapi, Glynnis...”<br /><br />“Berani sekali dia!”<br /><br />Glynnis : “Ayo!” (berusaha menarik Daphne)<br /><br />Daphne : “Lepaskan aku, Glynnis.”<br /><br />Glynnis : “Masuk kesini!”<br /><br />Daphne : “Lepaskan aku! Glynnis!”<br /><br />Glynnis : “Masuk kesini!”<br /><br />Glynnis langsung menguncikan Daphne didalam gudang. Sedangkan diluar, tidak terlihat terjadi apapun. Libby dan Henry bercerita-cerita masa lalu masing-masing setelah berpisah.<br /><br />Libby : “Ingat dansa ritual kita?”<br /><br />“Kau begitu gila. Sampai mereka menyalahkanmu atas bencananya.”<br /><br />Henry : “Kau hampir membuat kita ditangkap.”<br /><br />Libby : “Kau terjemahkan permintaan maafku.”<br /><br />Henry : “Dan itu bahaya sekali.”<br /><br />Libby : “Aku tahu. Kau bisa menukarku dengan kambing.”<br /><br />Henry : “Unta. Dan sampai sekarang tak pernah di antarkan.”<br /><br />Libby : “Aku percaya padamu, Henry.”<br /><br />Henry : “Itu masih belum cukup? Kau tak pamit padaku, kau hilang begitu saja.”<br /><br />Libby : “Itu keinginanmu sendiri.”<br /><br />Henry : “Apa? Aku ingin kau beri kesempatan.”<br /><br />Libby : “Kau sudah ku beri waktu 17 tahun. Dan aku menunggumu selama itu.”<br /><br />Merek berdua sama-sama terdiam, mencoba memahami apa yang telah terjadi.<br /><br />Ian (MC) : “Sekarang, hadirin sekalian dansa tradisi Ayah dan Puterinya. Lord Dashwood?”<br /><br />Henry : “Dimana Daphne?”<br /><br />Libby : “Akan ku cari dia.”<br /><br />Glynnis : “Oh, tidak. Ia hilang lagi?”<br /><br />“Mungkin Clarissa bisa menggantikan. Kau tidak keberatan, bukan?”<br /><br />Clarissa : “Tidak. Sekarang aku hampir jadi anakmu juga.”<br /><br />Henry : “Aku akan...”<br /><br />Dengan terpaksa, Henry berdansa bersama Clarissa, karena para undangan telah melihat dengan tatapan yang agak berbeda. Sedangkan Libby berusaha mencari Daphne.<br /><br />Libby : “Daphne!”<br /><br />Daphne : “Tolong! Aku tak boleh melewatkan dansa Ayah-Anakku!”<br /><br />Libby : “Sayang?”<br /><br />Daphne : “Tolong!”<br /><br />Akhirnya Libby bisa menemukan Daphne dan membawanya keluar dari gudang. Daphne : “Teganya kau, Glynnis!”<br /><br />Glynnis : “Kami tak ingin kekacauan.”<br /><br />Libby : “Lepaskan tangan anakku atau bukan hanya ada kekacauan tapi bencana.”<br /><br />Dan saat sampai di ruang dansa, Daphne malah sangat kecewa melihat Henry sedang berdansa dengan Clarissa. Hancur sudah semua impian Daphne. Henry yang baru tahu kalau Daphne melihatnya, langsung berhenti berdansa. Dan Daphne langsung menuju ke rempat Clarissa dan Henry berdansa.<br /><br />Henry : “Daphne...”<br /><br />Clarissa : “Apa yang kau lakukan?”<br /><br />Daphne : “Memberikan apa yang pantas untukmu.” (Memberikan mahkota)<br /><br />“Ambillah. Aku tak menginginkannya. Atau semua ini.”<br /><br />Henry terdiam mendengarkan kata-kata Daphne. Tidak hanya Henry, tetapi juga seluruh orang yang berada didalam ruangan tersebut. Dan Daphne serta Libby langsung berlari kecil keluar ruangan tersebut. Saat di tangga, Henry berhasil menyusul mereka.<br /><br />Henry : “Daphne..!Daphne..!”<br /><br />“Tunggu.”<br /><br />Daphne : “Jangan. Aku sudah tak ingin menunggumu lagi Henry.”<br /><br />“Waktu kecil, setiap ulang tahunku aku berdandan dan berharap jika aku menjadi anak baik, kau akan datang dan menjemputku. Dan sekarang aku disini, bergaun indah sekali...dan kau ada disini.”<br /><br />“Kau tahu apa yang ku rindukan? Aku rindu pada diriku sendiri. Aku akhirnya sadar bahwa ini sudah cukup.”<br /><br />Henry : “Kau tahu Daphne, mungkin kita mengusahakan sesuatu yang ternyata tak berhasil.”<br /><br />Ian (MC) : “Silakan berdiri untuk menyambut Sang Ratu.”<br /><br />Daphne : “Pergilah. Tugas memanggil.”<br /><br />Libby : “Ayo sayang!”<br /><br />Daphne langsung pergi berkemas. Dan Henry kembali untuk menyambut tamu. Tak lama-lama, selesai berkemas, Daphne dan Libby langsung berangkat lagi ke Amerika. Melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.<br /><br />Sedangkan Henry saat acara usai, langsung menuju kamar Daphne. Ternyata kamar itu telah kosong. Daphne telah membawa barang-barang miliknya. Semua kembali terasa sepi tanpa kehadiran Daphne. Tak ada lagi yang menemani Henry memakan Coco Pops di saat malam. Tak ada lagi yang bisa dibawa untuk melakukan berbagai hal gila lagi.<br /><br />Ian juga merasa sangat kehilangan. Walau sebelumnya sempat terjadi pertengkaran kecil. Tapi Ian tetap merindukan sosok Daphne. Tak ada Daphne, hidup Ian pun tak terasa berarti dan indah lagi bagi Ian. Ian tak tahu harus melakukan apa agar bisa bertemu Daphne lagi.<br /><br />Daphne pun berkegiatan ini itu di Amerika tanpa gairah dan semangat. Terkadang, saat sebuah motor melaju, Daphne mengira kalau itu motor milik Ian, begitu Ian merindukan Ian dan Henry. Kini bagi Daphne, mungkin lebih baik ia tak pernah ke Inggris jika akhirnya seperti ini.<br /><br />Besok saatnya bagi Henry untuk tampil didepan Pers mengkampanyekan dirinya. Malam itu, Nenek mendatangi Henry ke ruang kerjanya.<br /><br />Nenek : “Kau juga tak bisa tidur?”<br /><br />Henry : “Tidak. Aku sudah menghancurkan semuanya bukan?”<br /><br />Nenek : “Sedikit. Selama 6 abad, keluarga ini telah mengorbankan diri untuk Inggris. Lengan, kaki, mata. Perang di Eropa berlumuran darah mereka. Jangan ikut tradisi itu. Kau tahu apa yang akan kau korbankan? Hatimu, Henry.”<br /><br />Henry termenung mendengarkan kaimat-kalimat Ibunya. Ia memikirkan apa yang harus ia lakukan besok. Saat waktu itu tiba, semua orang menyambut kedatangan Henry dengan meriah. Henry didampingi Calrissa, Glynnis dan penasehatnya, Alistair.<br /><br />Henry : “Terima kasih.”<br /><br />“Selama beberapa minggu ini aku telah menerima banyak dukungan dan semangat dari pencalonan ini. Maka di kesempatan kali ini aku ingin berterima kasih pada anda semua. Mungkin anda sadar kami sudah menjadi berita utama di media. Mengenai sikapku. Selama ini aku sama sekali tidak bersikap seperti anggota parlemen. Aku sudah banyak memikirkan prioritasku dan kurasa sudah saatnya aku meluruskannya. Dan karena inilah aku dengan rendah hati mundur dari pencalonan. Mewakili anda merupakan kehormatan besar bagi karir politikku. Tapi aku tak mungkin melakukannya jika aku tak meyakininya. Maksudku... aku sudah berubah.ada satu hal yang menjadi aspirasi penting bagiku selain politik. Terima kasih.”<br /><br />Henry keluar dari gedung itu. Semua terkagum pada Henry. Keputusan yang ia ambil sangat berani tapi juga menegaskan sesuatu. Tak ada yang kcewa kecuali...<br /><br />Alistair : “Kau gila? Aku sudah melakukan apasaja untuk mengantarmu sejauh ini. Dan takkan ku biarkan kau sia-siakan begitu saja!”<br /><br />Henry : “Kau bohong padaku, aku tahu kau bohong pada Libby. Jadi maaf, persetan dengan pendapatmu.”<br /><br />Alistair : “Libby? Aku menghentikanmu dari penghancuran diri! Aku menyelamatkan reputasi keluargamu. Waktu aku tahu wanita itu hamil, aku tahu tindakanku benar.”<br /><br />Henry : “Kau tahu tentang Daphne?”<br /><br />Alistair : “Tentu! Sudah tugasku untuk tahu.”<br /><br />(Henry memukul Alistair)<br /><br />Clarissa : “Kakek! Kau tak apa-apa?”<br /><br />Alistair : “Ya Tuhan.”<br /><br />Clarissa : “Ini mengerikan sekali.”<br /><br />Alistair : “Tutup mulutmu!”<br /><br />Glynnis : “Henry, sayang! Aku tahu Ayah jahat, tapi bagaimana dengan aku?”<br /><br />Henry : “Kau akan bertahan.”<br /><br />Sedang di Amerika, Daphne bekerja di pernikahan sebagai Waitress dan Libby menjadi penyanyi pernikahan. Tapi kali itu Daphne tidak bisa bekerja dengan baik, karena ia harus menyelesaikan tugas aplikasi untuk kuliahnya di NYU. Dan saat waktunya dansa antara pengantin wanita dan ayahnya. Daphne tertegun membayangkan Henry. Entah kenapa bayangan itu menjadi seperti nyata dimata Daphne. Dan ternyat, Libby juga melihat Henry, itu bukan sekedar bayangan. Tapi suatu kenyataan Henry berada di pesta pernikahan tersebut. Henry berjalan menuju tempat Daphne.<br /><br />Daphne : “Apa yang kau lakukan disini?”<br /><br />Henry : “Aku datang karena... Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting padamu. Dan semoga aku bisa... Aku sudah menulisnya di pesawat. 200 kali, seperti kau... Pada saat. Tadi masih ada. Yang ku tulis adalah Aku cinta kamu, Daphne. Ayah menyayangimu. Maafkan aku. Aku takkan merubahmu, apapun itu. Seujung rambut pun. Tidak demi apa pun...”<br /><br />Daphne : “Aku mencintaimu Ayah!”<br /><br />Henry : “Bolehkah Ayah berdansa denganmu?”<br /><br />Daphne : (hanya tersenyum)<br /><br />Henry : “Dengar, Daphne, ayah pikir kau sedang bersedih, ayah bawakan hadiah besar untukmu.”<br /><br />Daphne : “Aku tak mengerti.”<br /><br />Ian : “Aku boleh menyela?”<br /><br />Henry meninggalkan Daphne dan Ian berdua saja. Ia mendatangi Libby.<br /><br />Libby : “Kau tak pernah ingin aku pergi, bukan?”<br /><br />Henry : “Tak pernah ada pria lain, bukan? Aku minta maaf yang sebesa-besarnya padamu.”<br /><br />Libby : “Kau pikir aku menunggu 17 tahun untuk mendengar maafmu?”<br /><br />Akhirnya, aku bisa berdansa dengan Ayahku. Tentu saja, dansaku terganggu dengan kedatangan pacarku. Dan, orang tuaku mulai berkencan. Tapi, terkadang keadaan tak terjadi seperti keinginanmu. Malah bisa lebih baik.<br /><br />Kalau kalian ingin tahu bagaimana keadaan Clarissa dan Glynnis, jangan khawatir, hidup mereka seperti yang semestinya. Begitupun Alistair, ia menjadi pemandu wisata. Hanya sedekat ini ia bisa mendekati parlemen. Orang tuaku menikah lagi, kali ini secara sah, sepertinya. Dan aku, aku tak kuliah di NYU. Tapi sebelum kaian kecewa, aku diterima di Oxford. Apa lagi yang bisa ku katakan? Ayah dan anak sama saja. Ini kisahku yang berakhir bahagia selamanya.kalimat Tetahttp://www.blogger.com/profile/04828530528798556823noreply@blogger.com1