Sekitar 1 tahun 6 bulan yang lalu, rencana ke bali ini udah ada dan udah di depan mata. Sehari sebelum pemesanan tiket, kabar buruk datang, salah seorang tante saya meninggal dunia, apa mau dikata. Perjalanan ditunda hingga 1 juni 2013 kemarin saya dan kakak sepupu diberi hadiah tiket pesawat yang murah karena kakak baru lulus dan saya baru saja berulangtahun. Ingat, yang MURAH! Langsung deh otomatis kami minta tiket ke bali. Penuh perjuangan siang malam nyari tiket murah sehabis kuliah. Akhirnya 4 juni 2013 tiket PDG-CGK BDO-DPS DPS-CGK CGK-PDG didapat seharga 1,7jt buat 1orang. Murah kan? Haahaa… sebelum berangkat kami udah pesan dulu hotel dibali buat malam minggu itu, karna takut pas itu peek season gak dapat kamar. Jadilah kamar seharga 200rb semalam di Jalan Raya Legian, Kuta dengan fasilitas AC serta kamar mandi didalam kamar kami dapatkan. Day 1 – 14 Juni Sebenarnya perjalanan ini dimulai tanggal 13 juni malam, terpaksa ngambil pesawat malam, yang paling terakhir gara-gara paginya saya masih ada ujian di kampus, dan siang-sorenya ada acara UKM yang gak mungkin ditinggalin. Berangkat kira-kira jam 20.30 dari padang, nyampe cengkareng udah jam 22.30 aja dan kami harus berangkat ke Bandung malam itu juga karna besok malamnya juga harus berangkat ke bali. Berharap bisa berangkat naik Cipaganti, tapi karna udah kemalaman itu travel udah gak ada lagi. Tapi untung ada abang sepupu saya udah nungguin di cengkareng dan nyariin travel buat ke Bandung, bukan travel resmi sih, tapi 250rb berdua saya rasa gak kemahalan untuk tarif tengah malam. Nyampe di Bandung udah subuh aja, untung ada teman saya Okky yang setia semalaman gak tidur menunggu kedatangan saya. You are my best, dude. Nyampe bandung isi perut bentar di M*D dago, habis itu istirahat ke kostan salah seorang teman saya, Ipeb yang sayangnya lagi di Jakarta. Sebelum waktunya shalat jumat saya dan kakak yang sama-sama belum pernah ke Bandung memberanikan diri ke Ciwalk naik angkot dengan bantuan telp dari sana sini. Di Ciwalk kami jalan-jalan sebentar, makan, dan membeli beberapa titipan dan hadiah ulang tahun buat papa saya. Dan untungnya siang itu salah seorang teman saya Alvin bisa menemani saya buat jalan-jalan sebentar di sekitaran bandung. Jadi kami bertiga jalan ke pasar baru, buat nyari barang kakak sepupu saya dan ke BIP. Pengennya sih bisa ke PVJ, kawah putih, transtudio, semuanya deh, cuma berhubung harus berangkat ke bali malam itu juga gak bisa deh. Dari Dago kami ke Bandara naik taksi yg begitu susah nyarinya (lebih tepat jika dibilang susah dicari beberapa teman saya fahmi, okky, Alvin) dengan membayar 50rb. Mahal ya? Gpp lah, yg penting nyampe bandara. Days 2 – 15 Juni Mendarat di Bali kira-kira jam 23.45 WITA dan kami berdua bingung mau kemana. Langsung ke hotel naik taksi gak mungkin, karena takut naik taksi malam-malam saat pertama kali ke Bali dan gak kenal siapapun disini. Lagian hotel yg udah dipesan bukan untuk hari ini, tapi untuk tanggal 16-17 juni, maklumlah nyari yg paling irit beginilah jadinya, kami berlabuh di mushalla bandara yang ternyata telah dihuni juga oleh 2orang wanita. Buat yang berencana mau nginap di mushalla Ngurah Rai harus siapin lotion anti nyamuk ya. Karena banyak nyamuk dan mushallanya gak ada pintu, tapi aman kok. Setelah pagi, kami keluar dari kawasan bandara, dan ternyata hujan deras. Nunggu lagi deh sampai hujan lumayan reda buat nyari taksi Blu*bird biar gak ketipu dan dapat murah. Dengan 20rb kami sampai di depan hotel, ini 5x lebih murah dibanding kalau harus pakai bantuan shuttle bus buat berdua, atau 2,5x lebih murah dibanding naik taksi bandara (hitung sendiri deh berapa akumulasinya). Ternyata saat sampai di hotel Aquarius Legian, Kuta, yang katanya bisa check in jam9 pagi, bohong semata ini hotel sama aja kayak hotel lain, check in nya baru bisa dilakukan setelah yg nginap check out (ya iyalah, ternyata kamarnya pada penuh) dan itu jam12. Padahal kami udah sampai hotelnya jam8 pagi. 4 jam menunggu tak tau kemana di Legian yang kalau pagi itu 180derajat berbeda dengan malam, kosong melompong! Parahnya hari itu hujan, walau gak hujan lebat, tapi gak bisa juga dibilang hujan gerimis. Karena malu kelamaan nunggu di hotel yang tak berlobby tersebut, berangkatlah kami menyusuri jalanan legian yang sepi. Hingga memilih berlabuh di alf*mart dekat Monumen Bom Bali I, sarapan dengan roti bekal dari Bandung kemarin dan secangkir cappucinno panas dikala hujan yang makin deras. Untung hujannya tak mau terlalu lama membasahi Tanah Kuta, hingga tepat pukul 12.00 kami bisa kembali ke Hotel dan tak perlu menunggu lama agar bisa masuk kamar, karena bulenya udah check out (akhirnyaaa hehehee…). Tak lama berberes-beres dikamar terbilang besar untung harga 200rb permalamnya di Jalan Legian (pusat party nya Kuta) lengkap dengan teras depan karena kamarnya berupa bungalow namun tetap, ada AC dan kamar mandi bath up plus shower (ini dia kamar murah, bagus, bersih, ditengah-tengah Legian Kuta Bali. Gak percaya? Search aja di google), kami pingsan. Pingsan dikasur super duper empuk setelah cukup letih selama perjalanan. Saat bangun, udah sore aja ternyata pukul 4.00 sore karena tenaga udah full habis di charged, jalan-jalan deh kami dari legian ke Jalan Raya Kuta, juga melancong dikit agak jauh naik taksi ke Joger (pusat oleh-oleh dari bali buat beli sandal yang bersejarah banget!), ke Pantai Kuta, lalu singgah ke mall Beachwalk Kuta Bali, masih dekat-dekat situ juga sih, dan balik ke penginapan melalui Poppies Land 2. Poppies Land 2 ini surganya penginapan backpacker harga penginapannya murah semua, dimulai dari 100ribu permalam dan gak usah takut kehabisan kamar, karena sistimnya yang gak bisa booking via internet, jadi harus kesana langsung baru bisa nginap, serta kamar yang disediakan sangat banyak, jadi jangan khawatir. Sambil pulang ke penginapan, sambil nyari-nyari penginapan deh di poppies land 2, masih liat-liat aja sih, belum tanya-tanya. Dan akhirnya ketemu lah hostel yang terkenal murah, bersih, dan pelayanannya yang baik ini. Day 3 – 16 Juni Arthawan hostel menjadi pelabuhan kapuk kami untuk malam-malam selanjutnya. Bermodal 100rb permalam, dibagi dua, benar-benar cocok buat backpacker kayak kami. Kamar dengan double bed, kipas angin, shower, westafel, lemari plus teras depan ini benar-benar membantu, apalagi letaknya yang strategis di Poppies Land II, gak sulit kok nyarinya. Bli disini juga nyediain penyewaan motor, jadilah kami menyewa motornya 50rb perhari. Selesai sarapan yang agak kesiangan di hotel kami beres check out dan pindah ke kamar hostel arthawan, beres-beres sedikit di arthawan, kamipun melanjutkan perjalanan menjelajah daerah south kuta. Bermodalkan motor pinjaman (atau rental mungkin lebih tepat) kami mengunjungi daerah wisata yang menjadi maskot Bali, Garuda Wisnu Kencana, ya standar lah, cuma foto-foto udah deh, lanjut lagi jalan ke yang lebih selatan di south kuta, uluwatu temple. Ini benar-benar tempat yang strategis buat beribadah atau menghilangkan stress, terletak di ketinggian tebing yang berbatasan langsung dengan laut. Bunyi deburan ombak, angina yang berhembus, serta bukit padang rumput di seberang pura menjadikan pendakian dan perjalanan jauh yang ditempuh ini worth it. Tapi ingat satu hal, di uluwatu temple ini terkenal banyak monyet berkeliaran, memang ramah namun yang namanya hewan pasti tertarik dengan sesuatu yang warna-warni dan berkilauan, seperti kacamata, kalung, gelang, jam tangan topi, bahkan sandal baru saya yang kemaren dibeli, lucu dengan bunga ditengahnya warna-warni menjadi sasaran para monyet itu saat saya hendak masuk. Monyet itu mengambil sandal saya dan membawanya kabur, untung kaburnya gak jauh, jadi bli yang jadi guide disana menawari kami menukarkan sandal saya itu dengan pisang miliknya, tanpa pikir panjang, langsung saya oke, sandal saya kembali, namun ternyata harga pisang yang dilepar bli itu lebih mahal dari sandal saya 50rb mau bilang apalagi coba. Lagian memang salah saya yang tak percaya dibilangin sandal saya bakal jadi sasaran monyet-monyet itu, saya malah sok-sok an sampai akhirnya sandal ini harganya jadi lebih dari 2x lipat harga aslinya, mana disepanjang jalanan di uluwatu temple ini saya harus nyeker. Bener deh, besok jangan pakai apapun yang menarik dan warna-warni kesini ya, cukup sandal jepit biasa. Dari uluwatu kami balik ke kuta sedikit memutar melewati padang-padang beach, itu tuh tempat syuting eat pray love dan salah satu surga para surfer. Dan lanjut jalan ke jimbaran dan makan siang disana, jangan banyangkan kami makan di tempat seafood yang mahal-mahal itu ya, kami cuma makan nasi pedas kok, nasi pedas yang gak terkenal juga, tapi enak dan pedas. Takut sampai kuta kemalaman, kami balik ke hostel tak lama setelah makan. Tak disemua tempat dan sudut kami bisa foto-foto, jadi kenangan yang didapat lebih banyak tersimpan di memori otak deh, katanya kan kenangan dan pengalaman itu lebih berharga daripada sebuah benda (seperti foto gitu, tapi nyesal juga gak foto-foto, lain kali deh ya). Day 4 – 17 Juni Bangun pagi, sarapan dengan roti bekal dari Bandung kemaren sama susu yang dibeli di *lfamart disamping penginapan, journey hari kedua kami lanjutkan, kali ini kami pergi kearah kuta bagian utara, tanah lot, cukup lama dan jauh dari kuta, hampir satu jam saya membawa motor, (record tersendiri untuk saya) akhirnya kami sampai di tanah lot, gak tau kenapa disana sepi, apa karena kami kesana hari senin atau karena kami sampainya kesiangan? Jam12an kami udah sampai disana katanya sih sunset di tanah lot bagus banget, cuma kami gak punya cukup banyak keberanian balik kepenginapan malam-malam. Dan kami lanjutkan perjalanan ke daerah seminyak dan langsung pulang ke kuta. Benar-benar harus berterimakasih kepada google map yang telah bersedia menjadi pemandu jalan hingga kami gak nyasar selama jalan keliling-keliling bali. Gak tau gimana deh jadinya kami tanpamu google map. Sorenya kami udah dipenginapan, mencari-cari agent yang menawarkan perjalanan murah ke Lombok disekitaran Poppies Land II hingga bertemulah dengan bli yang stand nya pas didepan penginapan menawarkan harga paling murah untuk ke Gili Trawangan, 400rb saja Kuta-Gili Trawangan-Kuta atau kalau mau balik ke Denpasar, Ubud juga boleh, harga tidak berubah. Itu udah termasuk shuttle bus, boat nya juga fast boat lagi, yang jelas kami tau sampai penginapan aja deh. Selesai mengurus ini itu sama bli nya kami lanjutkan perjalanan keliling Kuta, karena kami rasa itu hari terakhir kami di Kuta, karena balik dari Gili kami berencana ke Ubud sama Denpasar aja.

Comments (0)