Day 5 – 18 Juni Ini dia perjalanan sebenarnya buat liburan, jam7 pagi kami sudah dijemput ke penginapan, kami berangkat ke padang bay bersama para bule-bule entah siapa, dan akhirnya kenal satu bule cowo ganteng mana matanya hijau lagi, namanya Lucas. Mana dia tinggi putih, kayak kulit-kulit bule eropa (emang bule america yang white people engga kayak gitu?), atau mungkin dia emang orang rusia? Aduh gak tau lah ya, yang jelas wajah gantengnya masih terbayang-bayang sekarang ini, kalau dibandingin sama Leonardo de Caprio zaman muda dia gak kalah deh. Oke balik ke topic awal setelah intermezzo barusan, kami singgah sebentar ke pantai sanur, akhirnya bisa juga ke sanur, hehehee… dan sampai di Padang Bay dengan selamat. Di Padang Bay kami ngambil tiket disalah satu agent disana dengan modal bukti pembayaran uang muka di Kuta kemaren dan melunasi semua pembayaran disana. Kami ke pelabuhan buat naik boat, yang ada dipikiran pertama ini boat kenapa kecil ya? Ternyata kami dikasih fast boat kelas 1, apa itu fast boat namanya sembaya atau apa, saya lupa yang jelas bukan marina srikandi. Kenapa saya bilang kelas 1? Ya karena boat nya benar-benar bagus, emang gak sebagus private boat ya, tapi ini boat punya kursi yang empuk banget, full AC, musik (musik bali yang bikin tidur) dan nyaman, buktinya aja salah satu artis Indonesia saja naik boat ini, Aryo Wahab sekeluarga, jadi gak mungkin boat ini ece-ece semata. Oke, 400rb gak kemahalan kok. Dan selama kurang lebih 1jam diperjalanan sampailah kami di surga dunia, surga Indonesia, pulau buat bulan madu, pulau berpasir putih dan air laut yang biru bersih, pulau yang katanya pusat party para wisatawan, Gili Trawangan. Sampai disana kamu bakal langsung disambut sama mas-mas yang nawarin penginapan dari harga 200rb hinggaaa mau berapa juga bisa. Karena gak sempat nyewa kamar via internet jadilah kami menyewa sebuah kamar 200rb semalam plus breakfast, gak jauh dari pelabuhan dan tepat didepan kantor camat apa kantor lurahnya ya. Namanya saya lupa, hehee bungalow melati atau penginapan melati gak ingat deh, yang jelas itu kamar nyediain double bed, shower, kipas angin plus teras depan. Gak mau lama-lama di penginapan, kami langsung keliling gili trawangan sambil nyari makan siang. Dan bener aja, makan di siang di Gili Trawangan ini benar-benar mahal, makan soto aja 20rb tapi mau gimana lagi, daripada makan mie rebus 15rb? Untung rasa sotonya enak banget, jadi gak merasa sebel deh. Dan kami juga sempatkan mengunjungi beberapa tempat yang nawarin snorkeling keliling gili trawangan, gili air, gili meno. Cuma akhirnya kami memilih bantuan mas yang punya penginapan biar dapat wisata snorkling terbaik hanya dengan bayar 100rb. Sorenya kami menyewa sepeda yang seharinya disewakan seharga 50rb, benar benar bermanfaat karena memang tidak ada kendaraan bermotor di pulau ini, transportasinya kalau gak sepeda ya cidomo (istilah orang padang, bendi atau delman, tau kan?) dari ujung timur hingga ujung barat kami bersepeda, maunya sih mengelilingi cuma kami gak tau jalan, takut nyasar, mana sepi juga kan dibeberapa tempat cuma kayak hutan gitu. Dan sampai di barat pulau yang semakin sepi kami kembali dan berhenti sejenak di sunset point, menikmati sunset pulau ini, benar-benar indah walau sunsetnya tertutup awan. Dan perjalanan mengelilingi pulau ini benar-benar menenangkan, pemandangan pantai yang indah terjaga tak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata, wajar pulau ini dibilang dan dipuji seperti awal tadi saya bilang. Sebelum balik ke penginapan, kami sempatkan membeli makanan bakar-bakaran cuma jagung bakar sih, habis kalau beli seafood bakar yang terkenal enak itu pasti mahal, mupeng deh ngeliatin mas nya bakar-bakar berbagai seafood itu. Lain kali deh ya, lain kali kalau ada duit disempatin deh, yang di cafe sama restoran malah. Nyampe dipenginapan, pas lagi membabat habis jagung bakar yang nikmatnya itu berbeda, enaaakkk banget, mas yang jaga penginapan nanyain pertanyaan yang sama dengan bli di arthawan kemaren, “gak keluar pergi party dek?” saya cuma jawab sambil nyengir, “hehe engga mas, gak biasa, lagian capek juga”, masnya malah jadi persuasif, “rugi loh gak coba party disini, disini kan party nya sampai bule-bule itu merasa wajib party disini”. Sebenarnya gak itu sih yang dibilang mas nya, tapi kurang lebih arahnya kesana lah ya, dan saya cuma balik cengingisan. Day 6 – 19 Juni Bisa dibilang ini dia harinya menikmati liburan dilaut. Dan hari ini ulangtahun papa, sayang gak lagi dirumah, ucapin salamnya via telp aja deh. Tapi untung kado yang kemaren dibeli di Banding udah sampai dirumah. Setelah selesai sarapan ala kadar penginapan, sepiring pancake pisang yang biarpun biasa-biasa aja tapi mengenyangkan dan nikmat ditambah madu murni sebagai topping (duh, jadi pengen makan pancake pisang ngebayanginnya *ileran*) langsung capcus ke darmaga, atau lebih tepatnya pantai dekat darmaga dipandu mas penginapan yang entah siapa namanya. Disana cuma nyediain pelampung sama snorkel gratis, buat fin nya (sepatu kataknya) (kalau salah-salah dikit kata-katany maafin ya, gak ngerti amat masalah ini) dan ready naik boat menjelajah 3 Gili. Untungnya kami naik boat yang pertama berangkat, jadi gak lama-lama nunggu deh dan untungnya lagi, cuma kami orang Indonesia di boat itu kecuali mas-mas pemandu snorkling dan yang bawa boat ya, semua bule, kenapa untung? Tunggu aja ceritanya. Sayangnya bule pasangan semua, kecuali satu keluarga tuh kayaknya chinese gitu, jadi iri-iri gimana gitu, mereka pada mesraan, nah kita. Diperjalanan menuju tempat snorkling kita bisa menikmati indahnya bawah laut lewat dasar boat yang dari kaca, istilahnya sih glass bottom boat. Cuma karena gak kebagian duduk ditengah kapal dekat glass bottom nya, gak bisa ikutan liat deh, jadinya liat dasar laut dari pinggir boat aja, tapi itu benar-benar bagus, menarik, keliatan semua dari atas boat begitu jernihnya. Pertahankan Indonesia! Sampai di spot snorkling pertama, masih didaerah Gili Trawangan, dipandu salah seorang mas dikapal yang entah siapa namanya, kami menyebutnya mas naruto (kenapa? Naruto tokoh kartun ninja jepang? Iya, karena mas nya emang hiperaktif gitu loncat-loncat sana sini dan bergaya kayak naruto) disini kami melihat kekayaan bawah laut berupa puing-puing bangunan, kayaknya sih rumah atau cafe gitu, cuma karena dibawah laut, jadi indah dengan ada ikan-ikan kecil dibalik tiang-tiang rumahnya. Berbagai jenis ikan lucu ada, ikan badut, nemo, ikan warna-warni gak tau namanya banyak, indahnya tak dapat diungkapkan kata-kata. Sekitar setengah jam sampai satu jam melihat alam bawah laut gili trawangan, kami kembali ke boat melanjutkan perjalanan ke spot snorkling selanjutnya. Kali ini di perairan Gili Meno dipandu mas yang lain, kami menyebutnya mas kura-kura (ini karena mas nya memperlihatkan kami penyu laut dari dekat, trus kenapa kura-kura? Ya kalau mas penyu gak lucu aja) pemandangan yang didapat kali ini berbeda banget sama sebelumnya, kalau sebelumnya seperti puing-puing bawah laut, ini benar-benar keindahan dasar laut dan biota alamnya. Ada lion fish yang beracun, nemo lagi, kerang laut, bintang laut, ubur-ubur (yang kebetulan suka banget nempel dikulit dan nyetrum, mungkin rasanya bukan seperti sentruman besar, karena kebetulan ini ubur-uburnya kecil dan gak keliatan jadi rasanya kayak gatal-gatal perih gitu) dan bahkan beruntungnya ada penyu laut yang melintas. Untungnya lagi jadi satu-satunya orang pribumi mas nya memperhatikan kami lebih dari wisatawan lain, benar-benar diajak endekat ke penyu lautnya. Setiap mas nya ngeliat makhluk laut yang unik, kami pasti dipanggil mendekat buat ngeliatnya, baru diliatin ke yang lain. Benar-benar suatu keberuntungan. Lanjut ke spot terakhir di perairan yang tenang dengan ombak ditengah laut yang cocok buat surfing, berada diantara Gili Meno dan Gili Air. Kali ini wisatawan diberikan waktu bebas tanpa pemandu, jadi yang mau snorkling, diving, berenang, boleh asal dekat boat. Tanpa pemandu melihat alam bawah laut sendirian, benar-benar pengalaman yang berbeda dan tentunya sangat menyenangkan, melihat tumbuhan laut sendiri bahkan bermain-main dengan sekumpulan ikan-ikan kecil mungkin bayi ikan tongkol, berada ditengah-tengah kerumunan bayi ikan. Pengalaman yang tak terlupakan. Satu jam berlalu, perjalanan dilanjutkan ke Gili Air buat makan siang, dan sop sayur jadi pilihan tepat saat itu, perut lapar kedinginan, ditambah duit tinggal sedikit, gak bisa milih-milih makan yang lain. Disaat semua yang lain masih menikmati makan siang dan istirahat di cafe, kami mendapat keuntungan lagi sebagai satu-satunya wisatawan lokal, dibawa jalan-jalan keliling Gili Air sambil dikenalin semua tentang Gili Tralala (Gili Trawangan), Gili Meno dan Gili Air, mas kura-kura benar-benar baik dan ramah. Pukul 3 siang waktu setempat, kami semua balik ke Gili Trawangan mengakhiri perjalanan 3Gili yang luar biasa ini, terimakasih mas kura-kura, mas naruto dan mas yang bawa boat. Jauh-jauh dari Padang ke Lombok buat snorkling dan tiada penyesalan sedikitpun. Sampai di Gili Trawangan, kami mengambil tiket pulang ke Kuta berangkat besok pagi, sebenarnya masih mau berlama-lama di Gili, tidak cukup waktu hanya hingga besok, tapi apa boleh buat saat hati dan pikiran tak sejalan dengan kantong celana. Berhubung itu malam terakhir disana, semua hal dilakukan, main sepeda lagi keliling Gili, duduk di sunset point buat terakhir kalinya saat trip ini, dan balik ke penginapan. Ternyata udah dicariin sama yang ngerentalin sepeda, kami dikira bawa kabur sepedanya karena udah lewat 24jam peminjaman. Malamnya kami memilih mencoba menikmati Gili Trawangan pulau party, kami ikutan party makan bakso didekat darmaga ditemani sepoi-sepoi semilir angin laut. Maunya sih duduk di cafe atau bar buat makan seafood atau apalah, tapi yaa (besok kalau balik lagi gak boleh sekere ini) dan selesai makan mulai lah hunting oleh-oleh baju buat diri sendiri dan abang adek, baju khas Gili Trawangan seharga 70ribu rupiah, mahal emang jika dibandingin sama di Bali, tapi toh makan aja dua kali lipat, jadi ya tetaplah gak papa. Day 7 – 20 Juni Habis sarapan pancake pisang yang sama kayak kemaren pagi, kami berbenah membereskan tas buat balik ke kuta. Pukul 10 kami berangkat dari darmaga Gili Trawang ke Kuta dengan boat yang lebih besar, kali ini engga ekslusif kayak kemaren berangkat, kalau gak salah marina srikandi, fast boat umum biasa. Dan sebelum lanjut ke kuta, kami singgah sebentar di pantai senggigi, (sampai juga dipulau lombok yang sebenarnya) tak lama sampai akhirnya harus kembali ke kuta. Dari senggigi ke padang bay lalu naik mini bus ke kuta. Harusnya kami engga bali ke kuta, tapi balik ke Ubud atau Denpasar, tapi lagi-lagi masalahnya dikantong, ya menyerahlah kami. Turun di Monumen Bom Bali I dan jalan sedikit memasuki Poppies Land II buat ke arthawan lagi. Nginap disini lagi sampai nanti kami balik ke Padang, toh kami dapat kamar yang lumayan bagus, bli nya ramah banget, dikasih sarapan juga. Jadi gak ada alsan buat cari penginapan lain. Karena kecapean jadilah tidak kemana-mana hari itu. Saat sore perut lapar berbunyi, kami keluar ke arah Jalan Legian buat cari makan padang, kami tau satu tempat disana yang kalau keluar dari Poppies Land II ke arah Momumen Bom Bali I jalan terus ke arah alf*mart dan terus saja dideretan itu ada rumah makan padang yang saya lupa namanya. Rindu kampung halaman sedikit terobati dan perut full pun bisa diajak jalan berkeliling, dari Legian ke Pantai Kuta menggeliling, bermain sebentar didaerah Kuta Square dan kembali ke penginapan untuk tidur beristirahat.

Comments (0)